Arsip Tag: 2NE1

Running Up part 13 (END)

Running Up part 13 (END)

 

Author : choi hee young

Length : chaptered

Genre : Thriller, action, romance

Cast : Park ji yeon T-ARA

Choi minho Shinee

Sandara park 2NE1

Choi siwon Super Junior

TOP BigBang

 

Track : MBLAQ – running & running

Shinee – Lucifer

SNSD & 2PM – cabi song

MBLAQ – bang bang bang

Taeyeon – I love you

Rainbow – you and I

Kim bo kyung – suddenly

 

 

~Author POV~

Matahari memaksa masuk melalui celah-celah jendela apartemen mewah itu, seorang yeoja berambut coklat dengan setelan jeans dan jaket kulit duduk di ranjang besarnya dengan tatapan kosong, jiyeon, yeoja cantik itu sejak semalam tidak tidur, dia hanya duduk diam sambil memeluk kedua lututnya, entah apa yang ada dipikirannya saat ini, pandangannya kosong, sampai suara handphone nya menyadarkannya, jiyeon menatap nomor yang menelponnya, itu nomor kantor GoR. “yobsaeyo~”

yeobbosaeyo. Apa ini dengan jiyeon agasshi?”

ne. waeyo?”

 

————–

 

~Author POV~

Suara handphone siwon yang bordering sedari tadi membangunkan kedua orang yang sedang tertidur, yeoja yang tertidur di ranjang mulai menggeliat begitu pun dengan namja sang pemilik HP yang sedang tidur di sofa mulai terbangun, tangannya berusaha menggapai HPnya yg masih terus berdering. “yeobbosaeyo”

tuan muda, anda dimana sekarang?”

ne? aku.. eum. Wae?”

barusan tim G.O menemukan …… jasad tuan besar di sebuah gudang tua.”

MWO?!” seketika siwon bangkit dan membulatkan matanya membuat dara terbangun dan menatap siwon kaget.

n, ne. cepatlah kemari tuan.” Tutt, siwon mematikan sambungan dan segera menyambar jaketnya bergegas pergi saat dara menahannya. “tunggu. Bagaimana bisa ka-“

nanti ku jelaskan, sekarang aku harus ke kantor, jasad appa di temukan tak bernyawa.” Ujar siwon dengan suara bergetar dan langsung pergi meninggalkan dara yang masih kaget dengan jawaban siwon. “tuan choi..” lirihnya.

 

————

 

~minho POV~

Aku terduduk lemas disamping jasad appa yang sudah tak bernyawa. Tubuhnya yang berlumuran darah terasa dingin dan kaku. Appa… kuharap semua ini hanya mimpi. “appa..” lirih siwon hyung yang baru datang. Kutatap lagi wajah appa, wajah yang selalu tenang dan tegas. Tes~ air mataku jatuh begitu saja.

 

 

~jiyeon POV~

Pagi ini setelah mendengar kabar bahwa tuan choi meninggal, aku segera pergi ke kediaman keluarga choi. Kulihat minho dan siwon oppa duduk disamping jasad tuan choi yang terbujur kaku dan masih berlumuran darah. Apa ini perbuatan Athena lagi? Tapi kenapa? Kenapa mereka harus membunuh tuan choi? Minho dan siwon oppa pasti sangat terpukul. Dara eonni datang dan langsung menenangkan siwon oppa. Kulihat minho meremas jas hitamnya menahan rasa sakit dan pedih dihatinya, aku tahu jelas bagamana rasa itu, rasanya sangat sakit ditinggalkan oleh orang yang sangat berarti, seperti saat aku dulu ditinggalkan oleh appa dan eomma, ingin rasanya aku memeluk minho dan menenangkannya sekarang, tapi itu tidak mungkin. Minho~aa, kau harus kuat. Aku beranjak pergi sebelum memberikan penghormatan terakhirku untuk tuan choi.

 

————–

 

~jiyeon POV~

Sudah seminggu sejak kematian tuan choi, minho terlihat masih murung, ingin sekali aku berbicara padanya, menyemangatinya tapi jika aku lakukan itu, Athena pasti akan membunuh minho. Minho~aa, kau harus bangkit.

 

—————-

 

~TOP / seunghyun POV~

Hari ini tepat seminggu setelah kematian tuan choi, kakak dari eommaku choi sooyoung, eommaku? Ah, eomma angkatku. Eommaku yang sebenarnya adalah kim tae hee, dan appaku, entahlah, bahkan kim tae hee pun tidak tahu siapa appaku sebenarnya. Argh!! Ingin rasanya aku lari dari kenyataan ini. “seunghyun~aa.” Panggil abeoji. “ne.” sahutku singkat.

kau ingat tugas utamamu kan?”

ne?”

sekarang waktunya. Bunuh park jiyeon.”

ne?”

Setelah kau membunuhnya, kau akan hidup tenang, kita akan pergi meninggakan semua ini dan memulai hidup baru yang tenang.”

haruskah?” tanyaku ragu.

gureom. Wae? Kau tidak bisa? Hanya membunuh gadis seperti itu tidak bisa? Heoh?!” suara abeoji meninggi.

“……”

baiklah jika kau tidak bisa, aku yang akan melakukannya.”

gurae, aku akan melakukannya.”

bagus.” Abeoji tersenyum licik. Haruskah aku melakukannya? membunuh jiyeon? Anak dari kim tae hee? Eommaku? Biar bagaimana pun jiyeon adalah dongsaengku. Haruskah aku membunuh dongsaengku?

 

————-

 

~minho POV~

Hari ini siwon hyung menyuruhku datang ke kantor GoR dan memberitahukanku siapa yang membunuh appa. Park gi tae, ne, dialah pelakunya, katanya hari itu appa bertemu dengan pria sialan itu. Park gi tae! Kau akan mendapatkan akibat dari perbuatanmu! SHIT! Aku tidak akan melepaskanmu!

 

————–

 

~jiyeon POV~

Dara eonni memintaku untuk bertemu, dia membertahuku tentang siapa pembunuh tuan choi dan ternyata dugaanku benar, yang membunuh tuan choi adalah park gi tae. Yang ku khawatirkan sekarang adalah minho, aku takut kalau dia berpikiran pendek, jadi sekarang kuputuskan untuk mengikutinya, mobil minho berhenti di sebuah gudang, dan itu adalah markas besar Athena. Apa yang akan dia lakukan?! Aku segera turun dari mobilku. “YA! choi minho! Mowaningoya?!” teriakku padanya. “jiyeon..” ujarnya. “jangan bodoh kau tidak mungkin bisa melawan mereka sendirian.” Kataku, dia terlihat kaget dengan perkataanku. “kau…” lirihnya. “aku tahu apa yang kau pikirkan, berhentilah, kau tidak akan bisa mela-“ ucapanku terpotong saat beberapa anak buah Athena datang. Sial! “wahh.. sepertinya kalian datang mengantar nyawa ya..” ujar salah satu dari mereka dan langsung menyerbuku dan minho.

 

~Author POV~

Jiyeon dan minho melawan para anak buah Athena yang bberjumlah sekitar 8 orang itu. Keduanya pemegang sabuk hitam taekwondo itu dengan beberapa serangan mampu menjatuhkan pengawal-pengawal itu namun semakin lama semakin banyak anak buah athena yang datang menyerbu membuat minho dan jiyeon kelelahan sehingga kerap kali mereka terkena pukulan diwajah dan perut mereka, pengawal-pengawal itu membawa jiyeon dan minho yang sudah lemah keruang tempat TOP dan park gi tae berada. “cih. Anak ingusan.” Park gi tae menyeringai melihat jiyeon dan minho. “lanjutkan.” Ujarnya dan para anak buah itu kembali memukuli jiyeon dan minho, hingga berdarah di beberapa bagian wajah mereka, jiyeon dan minho semakin tidak berdaya karena begitu banyak anak buah Athena yang mengeroyok mereka.

 

~TOP / seunghyun POV~

Aku melihat jiyeon yang kini di pukuli, wajahnya lebam, sudut bibir dan hidungnya berdarah. Dongsaeng. Kata itu yang kini terlintas di pikiranku. Jiyeon, nae yeodongsaeng kini tengah di pukuli. Hatiku menyuruhku untuk menolongnya, tapi otakku mengatakan tidak.

 

~minho POV~

Mereka terus memukuliku dan jiyeon, sakit? Tentu saja, kulihat jiyeon kini tersungkur lemah, wajahnya lebam, bibir dan hidungnya berdarah. “jangan sakiti jiyeon.” Ujarku. ANDWAE! Jangan pukuli jiyeon lagi. Arrgh! Mereka memukuliku dan jiyeon tanpa ampun.

 

————-

 

~siwon POV~

Setelah mengetahui park gi tae lah yang membunuh appa, aku segera memerintah semua anak buah GoR untuk menyerbu Athena, sebelum itu aku dan dara sudah menyiapkan strategi untuk menyerang mereka. Lihat saja park gi tae, TOP, kalian akan berakhir hari ini, aku berjanji setelah ini, tak aka nada lagi Athena.

 

—————

 

~Author POV~

Bukk, bukk. Pengawal-pengawal GoR memukuli anak buah Athena. Setelah berhasil melumpuhkan anak buah Athena, pengawal-pengawal GoR yang di pimpin oleh siwon menerobos masuk kedalam ruangan tempat park gi tae, TOP, minho dan jiyeon berada, siwon memerintahkan pengawal-pengawal GoR untuk menyerang anak buah Athena yang sudah cukup kelelahan karena berkelahi dengan minho dan jiyeon. BUKK, BUKK, BUKK, para anak buah Athena terjatuh satu persatu. “hyung..” ujar minho menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Kini siwon tengah menodongkan pistol ke arah TOP sedangkan dara tiba-tiba muncul di belakang park gi tae dan menodongkan pistol tepat di kepala par gi tae. “ANDWAE..!!” teriak jiyeon DORR.. seketika sebuah timah panas dari pistol siwon mengenai bahu belakang bagian kanan jiyeon yang melindungi TOP. Jiyeon menatap TOP yang terdiam menahan tubuh jiyeon yang ambruk setelah menerima timah panas itu, “kenapa kau lakukan ini?” TOP memapah tubuh jiyeon yang melemas. “karena kau satu-satunya keluargaku, o, oppa.” Sahut jiyeon dengan nafas tersengal, tes~ air mata jiyeon jatuh di tangan TOP. “tetaplah hidup untukku oppa.” Ujarnya terbata. “JIYEON~AA, andwae.” Teriak minho mencoba bangun dan mendekati jiyeon, tapi nihil, tubuhnya terlalu lemas untuk bangkit, minho hanya tersungkur dan meneriakkan nama jiyeon. “jiyeon~aa.” Panggil TOP saat jiyeon perlahan menutup matanya. Park gi tae baru saja ingin kabur namun dengan cepat dara menarik pelatuk pistolnya dan DORR!! Timah panas mnembus kepala park gi tae yang seketika jatuh bersimbah darah.

 

~dara POV~

Aku… aku melakukannya.. aku membunuh orang yang telah membunuh appa… aku membunuhnya dengan tangan kananku sendiri.. kini mataku tertuju pada seunghyun yang masih diam sambil memapah jiyeon. “nae dongsaeng..” lirihnya. Dongsaeng? “palli bawa jiyeon kerumah sakit, hyung!!” teriak minho pada siwon yang masih terdiam. “e, eoh.” Siwon segera menyuruh anak buahnya membawa jiyeon ke rumah sakit, dan yang lainnya mengamankan seunghyun. Aku dan siwon memapah minho.

 

3 hari kemudian…

 

~Author POV~

Mata cantik itu mulai bergerak dan perlahan terbuka, sedikit menyipit untuk menyesuaikan cahaya yang menelusuo masuk ke matanya. “eugh…” erangnya. “jiyeon~aa. Kau sudah sadar.” Pekik minho yang duduk di samping ranjangnya. “eum. Ini..” jiyeon memandang sekeliling. “aku selamat?” tanyanya polos. “uhm.” Minho mengagguk dan tersenyum. “seunghyun oppa, dimana dia?” Tanya jiyeon. “seunghyun? Dia.. eum..” minho menggaruk tengkuknya. “dimana seunghyun oppa, minho~aa.?” Tanya jiyeon lagi. “eu, 3 hari lalu saat tim GoR membawanya ke kantor polisi,, terjadi kecelakaan dan.. seunghyun hyung… meninggal.” Jelas minho. “m, mwo?!” mata indah itu berkaca. “andwae… andwae!!!” tangisnya pun pecah. “seunghyun oppa.” Lirihnya. Dara dan siwon yang baru saja masuk, kaget melihat jiyeon yang sudah sadar dan sekarang menangis. “sepertinya dia sudah tahu.” Ujar siwon.” Eoh.” Kata dara pelan.

 

————-

 

~jiyeon POV~

Hari ini aku sudah bisa keluar dari rumah sakit, aku meminta mereka untuk mengantarku ke makam seunghyun oppa. Kuletakkan bunga di atas makam seunghyun oppa. ‘oppa, apa kau sudah tenang disana? Apakah kau merasa lebih baik disana? Wae? Kenapa kau meninggalkanku? Kau satu-satunya keluargaku disini oppa tapi kau malah meninggalkanku seperti eomma dan appa yang meninggalkanku dulu. Tapi jika kau sudah tenang di alam sana, baiklah, aku akan merelakanmu. Saranghae, oppa.’ Batinku.

 

~dara POV~

Aku meletakan bunga diatas makam seunghyun, namja yang pertama kali membuatku jatuh cinta. ‘seunghyun~aa, aku datang, aku menjengukmu, kau senang? Kuharap begitu. Aku tidak menyangka kau bisa secepat ini pergi meninggalkanku, kau tidak ingat janjimu heoh? Kau akan melindungiku, itu janjimu. Hajiman, gwenchana, aku baik-baik saja di sini. Tenanglah dialam sana, cinta pertamaku.’

 

————–

 

~jiyeon POV~

arrghh.” Erangku saat membersihkan luka di punggunku, luka tembakku belum pulih betul jadi aku masih harus membersihkannya setiap waktu. “kalau begitu caranya mana bisa bersih.” Ujar minho yang tiba-tiba sudah berdiri diambang pintu kamarku, dia berjalan mendekatiku dan menarik kemejaku sehingga sekarang tank top yang ku pakai terlihat jelas. “y, ya! apa yang kau lakukan?!” kataku. “tentu saja membersihkan lukamu.” Sahutnya fokus membersihkan lukaku. “dwaeso. Aku bisa sendiri.” Ujarku. Bukannya aku tidak mau di bantu tapi aku… aku malu kalau begini.. kemejaku di tarik oleh seorang namja yang kini mengobati luka di pundakku, oh no! ku rasa wajahku sudah memerah. “selesai.” Ujarnya. Benar, lukaku sekarang sudah bersih dan sudah di perban rapih. “g, gomawo.” Ujarku menunduk, aish sejak kapan aku jadi malu di depannya begini. “hanya ucapan terima kasih?” tanyanya. “lalu apa lagi?” tanyaku tak mengerti, minho tersenyum evil. Ahh. Aku sudah tahu apa maksudnya ini. “araseo.” Kataku dengan cepat kukecup bibirnya. Minho tersenyum puas namun sedetik kemudian dia meraih daguku dan mencium bibirku, menggulumnya pelan, kubalas ciumannya dengan lembut.

 

2 tahun kemudian…

 

~jiyeon POV~

Sekarang aku berada di sebuah kapal pesiar tempat siwon oppa dan dara eonni melangsungkan pernikahan mereka. Dara eonni terlihat cantik dengan gaun putih nya bagitu pun dengan siwon oppa yang terlihat sangat tampan dengan jasnya, pasangan yang sempurna. “haahh,, akhirnya mereka bersama juga.” Ujarku. “eoh, dan kita juga harus menyusul.” Ujar minho menggenggam tanganku. “mwoya? Kita bahkan baru 2 tahun lulus dari SMA.” Sahutku. “wae? Tak ada larangannya kan kalau seorang mahasiswa menikah.” Katanya santai, oh my! Perkataannya berhasil membuat jantungku berdetak cepat. “jiyeon~aa.” Panggilnya. “eum?” aku menoleh dan cup~ kecupan kilat dari minho berhasil membuat pipiku memanas. aku masih terdiam dan minho kembali mencium bibirku, menahan tengkukku, menelusupkan tangan kanannya di sela-sela rambutku, dan melumat bibirku semakin dalam.

 

The END

 

Ottae? Gimana endingnya?? Mian kalo kurang memuaskan.. please give your comment, don’t be silent readers ne?

 

 

Running Up part 12

Running Up part 12

 

Author : choi hee young

Length : chaptered

Genre : Thriller, action, romance

Cast : Park ji yeon T-ARA

Choi minho Shinee

Sandara park 2NE1

Choi siwon Super Junior

TOP BigBang

Track : MBLAQ – running & running

Shinee – Lucifer

SNSD & 2PM – cabi song

MBLAQ – bang bang bang

Taeyeon – I love you

Rainbow – you and I

Kim bo kyung – suddenly

 

~Author POV~

Jiyeon kembali ke apartemennya dengan pikiran yang kacau, dia sama sekali tidak menyangka kalau orang yang mengurus oppanya adalah park gi tae, pemimpin organisasi Athena. Sementara itu seunghyun pergi menemui park gi tae yang di panggilnya dengan sebutan abeoji selama puluhan tahun.

 

~TOP / seunghyun POV~

Sesampainya di rumah markas besar Athena, aku segera mencari abeoji karena tadi abeoji memanggilku kemari, tapi saat aku keruangannya, aku tak meihat abeoji. “abeoji dimana?” tanyaku pada seorang anak buah abeoji. “tadi tuan besar pergi.” Sahutnya. “kemana?” tanyaku. “katanya ingin bertemu dengan tuan choi.” Jelasnya. ‘mwo? Tuan choi? Tuan choi pemimpin GoR?’ batinku. “kau tahu dimana tempat mereka bertemu?” entah kenapa aku merasa penasaran dengan pertemuan abeoji dan tuan choi. “kudengar tadi tuan besar menyebutkan jalan xxx” katanya. Aku segera melesat ke tempat yang di katakan oleh anak buah abeoji tadi. Kurasa aboeji tidak akan memilih tempat ramai untuk bertemu. Aku menyusuri jalan xxx itu, mataku tertuju pada sebuah gudang tua di sudut jalan dan tak jauh dari gedung itu kulihat terparkir sebuah mobil yang tidak asing lagi, ne, itu adalah mobil abeoji. Tanpa ragu aku segera mendekati gudang tua itu. Aku mengintip kedalam gudang, ternyata abeoji dan tuan choi berbicara tak jauh dari pintu gudang yang sedikit terbuka sehingga memungkinkanku untuk dapat melihat apa yang mereka lakukan dan mendengar apa yang mereka bicarakan. Ku lihat abeoji tersenyum licik lalu berkata. “rupanya kau sudah tahu semuanya..?? haha.”

eoh. Dan aku juga sudah tahu apa yang akan kau lakukan.” Sahut tuan choi.

makanya kau memintaku bertemu…??” lagi-lagi abeoji tersenyum licik.

jangan sakiti gadis itu.”

waaahh,, sayang sekali aku tidak bisa mengabulkan permitaanmu tuan choi..”

gadis itu tidak ada hubungannya dengan semua ini!!”

cih..!! gurae, jika kau tidak ingin aku menyakiti pacar anakmu itu, berikan chip itu padaku sekarang!!” ujar abeoji. ‘pacar anak tuan choi?? Apa gadis yang mereka maksud adalah… jiyeon?!? Lalu chip, apa isi chip itu sebenarnya..?’

ani. Aku tidak akan memberikan chip itu padamu.”

BERIKAN CHIP ITU!!” bentak abeoji.

tak akan!!”

gurae, jika itu maumu.” Ku lihat abeoji mulai mengambil sesuatu dari dalam jasnya, dan sesuai dugaanku, benda yang diambil abeoji adalah pistol.

ku pikir jika aku memusnahkan chip itu dan menyembunyikan semua kejahatanmu yang tersimpan dalam chip itu, kau akan berubah terhadap adiku, choi sooyoung, tapi nyatanya kau masih mengabaikannya dan malah sibuk mengurusi anak dari kim tae hee, wanita pujaanmu itu.” Ujar tuan choi. ‘MWO?!? Apa maksudnya semua ini?! J, jadi, eomma adalah adik dari tuan choi?! L,lalu apa maksudnya anak dari kim tae hee, w, wanita pujaan abeoji?! Siapa yang dimaksud oleh tuan choi?! Lalu, chip itu.. berarti chip yang berisi kejahatan abeoji sudah dimusnahkan?!’

jangan pernah mencampuri urusan pribadiku. Kau tidak tau apa-apa!!”

ani. Aku tahu banyak tentangmu. Kau, kau adalah sahabat tae hee yang membesarkan anak tae hee yang dilahirkan tanpa ayah. Dengan bodohnya kau merawat anak itu selama 23 tahun.” Jelas tuan choi. ‘m, membesarkan anak yang dilahirkan kim tae hee tanpa ayah?! Apa anak itu adalah A, AKU?!?! ANIYA!! Maldeo andwae (tidak mungkin)!!’

tapi kau jauh lebih bodoh, karena kau, nyawa adikmu melayang, KAU, kau yang membunuh adikmu!!”

tapi kaulah penyebabnya! Karena melindungimu, adikku meninggal!! Padahal kau bahkan sama sekali tidak mencintainya, kau mencintai kim tae hee, pelacur itu!!”

SHIT!! DIAM KAU!!” tanpa ragu abeoji mengarahkan pistol kearah tuan choi dan menembak tuan choi tepat didada kirinya. ‘APA INI?!?!’ aku berlari masuk kemobilku dan pergi dari tempat itu. ‘Ada apa dengan semua ini?!?! k, kenapa bisa seperti ini?! aku, aku anak kim tae hee?! ANI!! ANIYA!! D*MN!!’

 

Sementara itu…

 

~Author POV~

Jiyeon mengurung diri di apartemennya, gadis cantik itu kini duduk sambil memeluk kedua lututnya , pikirannya melayang kemana mana. ‘apa anak park gi tae itu adalah oppaku? Siapa dia? Dimana dia sekarang?’ setelah cukup lama bergelut dengan pikirannya, jiyeon memutuskan untuk ke kantor GoR untuk mencari informasi mengenai anak satu satunya park gi tae.

 

@ kantor GoR

 

~Author POV~

Jiyeon dengan mudah dapat masuk kedalam kantor GoR karena semua karyawan di situ sudah mengenal jiyeon. Minho yang kebetulan baru saja keluar dari ruangan siwon melihat jiyeon berjalan di koridor GoR, ‘ada apa jiyeon kemari?’ batin minho dan ia pun mengikuti jiyeon, ternyata jiyeon masuk keruang informasi yang saat itu sedang kosong ‘untuk apa jiyeon ke ruang informasi?’ batin minho kembali bertanya-tanya. Jiyeon segera mencari informasi mengenai park gi tae dan anaknya dan akhirnya menemukan sebuah data tentang anak dari park gi tae, tanpa jiyeon sadari ternyata minho diam-diam juga masuk ke ruangan informasi dan duduk di salah satu computer yang cukup jauh dari jiyeon, minho mengakses data yang sedang jiyeon buka lewat computer yang ada dihadapannya sekarang, minho melebarkan matanya saat melihat data apa yang jiyeon buka, data yang tak lain adalah data tentang TOP atau seunghyun beserta fotonya. ‘sepertinya aku pernah melihat namja ini……ah! Matta, namja ini, aku pernah melihatnya bersama jiyeon, tapi bagaimana bisa jiyeon berhubungan dengan anak pemimpin Athena, musuh besar jiyeon? Apa jangan-jangan jiyeon juga baru tahu kalau dia adalah anak dari pemimpin Athena?’ minho terus bertanya-tanya dalam hati. “j,jadi…… dia adalah oppaku??” lirih jiyeon. ‘MWO?’ minho kaget bukan main. ‘apa maksud jiyeon?’ minho semakin bingung. “seunghyun oppa, apa kau benar-benar adalah oppaku?” suara jiyeon bergetar. Tak lama jiyeon pergi meninggalkan ruangan itu dan minho hanya terdiam.

 

~Minho POV~

Jadi, TOP adalah kakak jiyeon? ANIYA!! Bagaimana bisa?!! ANI!! Pasti jiyeon salah. Aku segera menemui dara noona dan siwon hyung untuk menanyakan tentang TOP. “noona, hyung, apa yang kalian ketahui tentang TOP?” tanyaku. “aku hanya tahu kalau dia adalah anak dari pemimpin Athena, selebihnya aku tidak tahu, bahkan aku belum pernah melihatnya.” Sahut dara noona. “setahuku TOP adalah anak satu-satunya park gi tae,dia baru datang dari jepang. Ah! Dan satu lagi, nama salinya adalah seunghyun.” Kata minho. “m, mwo?!” Tanya dara memastikan. “wae?” Tanya minho bingung dengan ekspresi dara. “s, seunghyun?” Tanya dara lagi. “eoh, seunghyun. Wae? Kau tahu sesuatu?” minho manatap dara.

 

~dara POV~

s,seunghyun?” lidahku kelu mengucapkan nama itu. “eoh, seunghyun. Wae? Kau tahu sesuatu?” minho manatapku. “a, aniya.” Sahutku.aku harus pastikan dulu,, tapi bagaimana mungkin seunghyun adalah anak dari park gi tae, tapi.. memang sejak dulu aku tidak pernah melihat wajah ayahnya.. “bisa aku lihat fotonya?” tanyaku pada minho dan siwon. “eoh, igeo.” Minho menyerahkan selembar foto. Tanganku bergetar memegang foto itu, mataku memanas melihat wajah yang sangat ku rindukan di foto itu.. seunghyun, jadi kau memanglah anak tunggal park gi tae?! Wae?! Kenapa harus seunghyun?! Kenapa harus namja yang kucintai?! “noona, ottae? kau mengenalnya?” Tanya minho. “a, eu, aku.. aku pergi dulu.” Aku segera meninggalkan kantor. Ottokhe? Pikiranku saat ini sangat kacau. Ku putuskan untuk mengurung diri di apartemen, aku berharap sekarang ini ada jiyeon yang bisa menjadi sandaranku dan tempatku menceritakan semua masalahku ini tapi kemana dia?? Kenapa seakan semua pergi meninggalkanku?! Aish!! Aku mengacak rambutku frustasi. Aku jadi terpikir untuk ke tempat itu,, tempat dimana semua orang bebas, tempat dimana aku bisa melampiaskan beban dipikiranku. Aku segera bergegas pergi ke pub, ku harap aku bisa melupakan semua ini untuk sejenak.

 

————-

 

~TOP/ seunghyun POV~

Aku sekarang tengah berada di sebuah pub, disinilah aku bisa melupakan semua masalahku sejenak sebelum kembali keduniaku yang di penuhi masalah. Mataku menangkap sosok seorang yeoja yang sangat kurindukan. “dara.” Lirihku terpaku menatapnya tengah meneguk minuman tanpa kusadari, dara sudah menatapku dan berjalan terhuyung-huyung ke arahku, sepertinya dia sudah mabuk berat, aku belum pernah melihatnya seperti ini. “neo.” Tunjuknya padaku saat dia sudah berdiri tepat di hadapanku. “neo wae gurae heuh?!” ujarnya memmukul dadaku sambil terisak, ada apa dengannya. “seunghyun~aa, ah, apa aku harus memanggilmu TOP? kenapa kau membohongiku heuh?!” sentaknya. M,MWO?! Dara sudah tahu siapa aku? “jawab aku!!” bentaknya masih terisak, aku masih terdiam dan tak mampu menatapnya. “sudahlah, lupakan. Kau tidak perlu menjelaskan apapun.” Lanjutnya dan pergi meninggalkanku.

 

~jiyeon POV~

Aku sedang berdansa di tengah lantai pub sampai mataku menangkap dua orang yang sangat ku kenal tengah berbicara, ani lebih tepatnya, dara eonni tengah berbicara pada seunghyun oppa, sedangkan seunghyun oppa hanya diam. Aku mendekat mencoba mendengar pembicaraan mereka. “neo wae gurae heuh?!” ujar dara eonni memmukul dada seunghyun oppa sambil terisak, ada apa dengannya? “seunghyun~aa, ah, apa aku harus memanggilmu TOP? kenapa kau membohongiku heuh?!” sentaknya. Mwo? Dara eonni punya hubungan dengan seunghyun oppa? Tapi kenapa aku tidak tahu? “jawab aku!!” bentaknya masih terisak, seunghyun oppa masih terdiam dan menatapnya. “sudahlah, lupakan. Kau tidak perlu menjelaskan apapun.” Lanjutnya dan pergi meninggalkan seunghyun oppa. Aku mendekati seunghyun oppa yang masih diam. “seunghyun oppa.” Panggilku, dia menoleh dan terlihat kaget. “j, jiyeon~aa, sejak kapan kau di sini?” tanyanya. “baru saja. Oppa sedang apa di sini?” tanyaku berbohong. “eu, ani.. aku pergi dulu.” Sahutnya pergi meninggalkanku. Oppa… apa kau tahu kalau aku ini dongsaengmu? Aku menatap kepergian seunghyun oppa dengan tatapan nanar.

 

~minho POV~

Aku baru saja memasuki sebuah pub, mataku hampir keluar saat melihat yeoja yang kurindukan beberapa hari ini sedang bicara dengan seorang namja yang kutahu bernama seunghyun, anak dari park gi tae, atau oppa dari jiyeon. Namja itu pergi meninggalkan jiyeon yang menatap kepergiannya dengan tatapan nanar. “jiyeon~aa.” Aku menepuk pundaknya, dia berbalik dan menatapku kaget. “kau…” lirihnya. Saat ini aku benar-benar ingin memeluknya, aku merindukannya, segera kutarik dia kedalam pelukanku, aku tidak peduli dengannya yang sedang memberontak melepas pelukanku, aku terus memeluknya erat. “bogoshipeo.” Bisikku di telingnya dan masih memeluknya, dia menghentikan aksi berontaknya dan terdiam dalam pelukanku. “keumanhae.” Ujarnya mendorong tubuhku menjauh. “berhenti mendekatiku.” Lanjutnya. “shireo.” Sahutku. “aku tidak membutuhkanmu lagi, jadi berhentilah mengangguku.” Katanya. , Kutatap matanya, disana aku dapat melihat kebohongan saat jiyeon mengatakannya. “gotjimal.” Ujarku.

 

————–

 

~siwon POV~

Sejak tadi siang, dara tidak bisa di hubungi, kemana dia?? Aku takut terjadi sesuatu padanya. Apa yang sedang dia lakukan setelah tahu siapa seunghyun sebenarnya..? seharusnya aku memberitahunya sejak awal. Kulirik jam sekarang menunjukan pukul 12.00 sudah tengah malam dan belum ada kabar dari dara sama sekali, sebaiknya kutemui dia di apartemen, semoga dia ada disana. Kuraih kunci mobil dan melaju ke apartemen dara, di tengah perjalan kulihat seorang yeoja yang kuyakini adalah dara sedang berjalan sempoyongan di trotoar, kutepikan mobilku dan menghampirinya. “dara~aa.” Panggilku, dia menoleh. “eoh.” Serunya sat melihatku, sepertinya dia mabuk. “kau mabuk, kajja, kuantar kau pulang.” Aku menariknya lembut. “shireo.” Sahutnya dan malah menangis. “wae?! Kenapa harus aku heoh?! Wae?! Aku benci semua ini! aku benci!! Hiks..” racaunya. Dia benar-benar menderita. Jebal jangan menangis seperti ini dara~aa. “uljima.” Ujarku, tangisnya perlahan berhenti dan tubuhnya ambruk, dengan sigap aku menahan. “dara~aa…” panggilku. Kugendong dara ke mobil dan membawanya ke apartemennya. “dara~aa, berapa kodenya?” tanyaku sambil membopong dara. “eum..21..6..5..01” sahutnya terbata. Setelah masuk ke apartemennya ku baringkan tubuh dara di ranjang dan menyelimutinya. “kajima.” Tangan dara menahanku saat aku hendak meninggalkannya. Glek.. kenapa aku jadi begini? Jantungku berdetak sangat cepat. “jebal~ kajimara~” ujarnya lagi masih menahan tanganku.

 

TBC

  Komeennnnnnnn nyaaaaaaaaa….. ne??? 😀  kalo udah baca, HARUS, WAJIB, KUDU’ KOMEN..!! *maksa 😀

Running Up part 11

Running Up part 11

 

Author : choi hee young

Length : chaptered

Genre : Thriller, action, romance

Cast : Park ji yeon T-ARA

Choi minho Shinee

Sandara park 2NE1

Choi siwon Super Junior

TOP BigBang

Support cast : kyuhyun super junior

Krystal f(x)

Track : MBLAQ – running & running

Shinee – Lucifer

SNSD & 2PM – cabi song

MBLAQ – bang bang bang

Taeyeon – I love you

Rainbow – you and I

Kim bo kyung – suddenly

 

~author POV~

Jiyeon langsung menghubungi dara dan siwon. Tak lama mereka tiba di rumah sakit, “jiyeon~aa.” Panggil dara berlari menghampiri jiyeon di ikuti oleh siwon. “jiyeon~aa, apa yang terjadi dengan minho. “mollayo, tadi aku sedang di jalan lalu krystal menelponku, katanya minho pingsan di tepi jalan jadi aku segera kemari.” Jelas jiyeon. “ne, tadi aku menemukan minho tergelatak di pinggir jalan dan sudah babak belur.” Timpal krystal. Beberapa menit kemudian dokter yang memeriksa minho keluar dari ruangan pemeriksaan. “dokter, bagaimana keadaan adik saya?” Tanya siwon. “adik anda hanya menderita luka ringan, besok sudah boleh pulang.” Sahut dokter tsb. “syukurlah.” Jiyeon mengelus dadanya. “apa kami boleh menemuinya?” Tanya dara. “ne, silahkan.” Dokter itu mempersilahkan. Jiyeon, dara, siwon dan krystal pun masuk ke ruangan tempat minho di rawat. “minho~aa.” Panggil siwon. “gwenchanayo?” Tanya jiyeon. “eoh.” Sahut minho. “kenapa kau bisa begini heoh?”Tanya dara. “molla, tadi tiba2 ada beberapa orang datang dan memukulku.” Sahut minho seadanya. “untung ada krystal yang melihatmu tergeletak dan membawamu ke rumah sakit.” Ujar jiyeon. “ne, gomawo krystal~ssi. Ku doakan semoga hubunganmu dengan kyuhyun akan bertambah baik.” Minho meledek krystal. “ya! doakan yang baik, kenapa kau malah mendoakanku dengan kyuhyun.. huh.” Ujar krystal. “eh, aku pulang dulu ya, masih ada urusan annyeong.” pamit krystal. “ne.” sahut jiyeon dan minho. “minho~aa, apa kau tahu siapa yang memukulimu?” Tanya jiyeon. “entahlah, kalau tidak salah sewaktu mereka mau pergi mereka mengatakan athena.” Sahut minho mencoba mengingat. “athena?” dara memastikan. “kenapa mereka memukul minho?” kini siwon pun ikut bertanya. “tapi untunglah lukamu tidak parah.” Ujar jiyeon. “eoh, itu melegakan.” Lanjut dara. “kala begitu kalian pulanglah dan istirahat biar aku yang jaga minho.” Kata siwon. “aniyo, aku di sini saja malam ini.” sahut dara. “tapi jiyeon sendirian.” Ujar siwon. “gwenchana, aku suadah biasa sendiri kok.” Kata jiyen. “jeongmalyo?” siwon memastikan. “eoh.” Jiyeon mengangguk mantap. “ gurae, pulanglah dan istirahat, besok kau harus sekolah.” Kata dara. “ne. annyeong.” jiyeon pamit dan keluar ruangan. ‘omo! aku lupa. Aku datang kemari bersama seunghyun oppa, kemana dia?’ pikir jiyeon. Jiyeon segera menghubungi seunghyun.. “yobosaeyo, oppa, odiga?…. “eoh, gurae, aku kesana.” Jiyeon memeasukan HP nya kedalam saku celana dan melangkah meninggalkan rumah sakit, di luar rumah sakit seunghyun sedang berdiri di samping mobil mewahnya dan melambai pada jiyeon, jiyeon pun segera menghampirinya. “oppa, kau dari tadi kau menunggu di sini?” Tanya jiyeon. “eoh.”

aigoo, mianhe, aku membuatmu menunggu.”

gwenchana, ku lihat tadi kau sangat panik jadi ku pikir lebih baik aku menunggumu di sini saja, minho itu sangat penting bagimu ya?”

ne? e, kanapa oppa bertanya begitu?” wajah jiyeon memerah.

aniyo, tadi kau begitu panik saat tahu minho di pukuli dan kau terlihat sangat khawatir jadi ku pikir dia sangat penting bagimu.”

sepertinya begitu.” Jiyeon mencoba jujur. “gurae, kajja, naiklah, ku antar kau pulang.” Suruh seunghyun. “eoh.” Jiyeon menurut dan masuk ke dalam mobil seunghyun. “kalau boleh aku tahu, kenapa minho di pukuli? Dan siapa yang memukulinya?” Tanya seunghyun di tengah perjalanan ke apartemen jiyeon dan dara. “molla, minho hanya bilang kalau orang2 itu menyebut Athena. Ku rasa athena yang membuat minho seperti itu.” Sahut jiyeon. “Athena? Bukankah itu organisasi yang katamu telah membunuh kedua orang tuamu?”

eoh, mereka yang membunuh kedua orang tuaku.”

tidakkah kau berpikir bahwa mereka mengincarmu?”

ne?” jiyeon diam sejenak. “kurasa begitu.” Lanjutnya.

dan minho adalah salah satu orang yang melindungimu, mungkinkah mereka berusaha menyingkirkan orang yang melindungimu?”

menyingkirkan orang yang melindungiku?” jiyeon terlihat bingung, ia berpikir sejenak. “jadi maksudmu, Athena berusaha menyakiti orang2 di sekitarku?”

menurutku begitu, dan mereka memulainya dari minho, kurasa sebentar lagi mereka akan menyakiti yeoja yang tinggal bersamamu.” Seunghyun mulai mempengaruhi jiyeon.

maksudmu dara eonni?” jiyeon memastikan. Deg! Mendengar nama itu, jantung seunghyun menjadi berdetak lebih cepat, ada perasaan yang sangat bergejolak dalam hatinya namun semua itu tidak dapat di ungkapkan, bahkan dia harus pura2 tidak kenal dengan yeoja yang ia sadari sangat ia cintai. “euhm, yeoja itu, kurasa jika kau hanya diam terus, Athena akan semakin menyakiti orang2 yang kau sayangi seperti yang mereka lakukan pada minho.” Lanjut seunghyun. “andwae, aku tidak akan biarkan Athena menyakiti mereka.” Jiyeon begitu takut membayangkan dara dan minho akan di sakiti oleh Athena. “lalu apa yang akan kau lakukan?” Tanya seunghyun “aku, aku tidak tahu harus bagaimana.” Sahut jiyeon frustasi. “kusarankan, sebaiknya kau menjauhi mereka, Athena berusaha membuatmu menderita dengan menyakiti orang2 yang kau sayangi, jadi kalau kau menjauhi mereka, Athena tidak akan menyakiti mereka.” Seunghyun semakin mempengaruhi jiyeon. “menjauhi mereka..?” jiyeon terlihat sedih. “aku hanya menyarankan, tidak usah terlalu dipikir-“

aniyo, kau benar oppa, lebih baik aku menjauhi mereka jika tidak ingin mereka terluka.” Jiyeon memotong perkataan seunghyun, jiyeon kemudian menunduk, rambut panjangnya menutupi sebagian wajahnya, bahunya bergetar. ‘sepertinya dia menangis’ batin seunghyun, ada setitik rasa di lubuk hatinya yang menggangu pikirannya saat ini. “jiyeon~aa, gwencahanyo?” seunghyun menghentikan mobilnya di tepi jalan. Jiyeon masih diam, sedetik kemdian dia mengangkat wajahnya, terlihat air mata di pipinya yang dengan cepat dihapusnya dengan kasar. “nan gwenchana.” Sahut jiyeon berusaha tersenyum. ‘kau harus kuat jiyeon~aa, kau harus bisa menjauhi minho, ini demi kebaikan orang2 yang kau sayangi’ batin jiyeon menguatkan dirinya sendiri. Sementara seunghyun hanya diam, ssesuatu yang dirasakannya di dalam lubuk hatinya semakin mengganggu pikirannya saat ini.

 

————-

 

~jiyeon POV~

Malam ini aku sendirian di apartemen dara eonni, karena dara eonni menginap di rumah sakit menemani siwon oppa menjaga minho. Aku terus memikirkan kata2 seunghyun oppa. “seunghyun oppa benar, aku harus menjauhi mereka kalau tidak ingin orang2 yang ku sayangi tersakiti.” Lirihku dalam kesunyian. ‘aku harus pergi, ini demi kebaikan orang2 yang kusayangi, aku harus kuat.’ Tekadku dalam hati. Aku beranjak dari tempat tidur menuju lemari dan mulai mengisi pakaianku ke dalam koper, setelah selesai mengisi pakaianku di dalam koper aku segera pergi dari apartemen dara eonni. Aku akan kembali ke apartemenku. Mianhe eonni, minho.. aku haru menjauhi kalian.

 

————-

 

~author POV~

Hari ini minho keluar dari rumah sakit. “minho~aa, bagaimana? Apa kau sudah merasa lebih baik?” Tanya siwon. “eoh.” Sahut minho. “jeongmalyo? bagaimana dengan punggungmu?” Tanya dara. “gwenchana.” Minho meyakinkan siwon dan dara. “hyung, besok aku mau ke sekolah.” Ujar minho. “wae? Kau kan perlu istirahat.” Sahut siwon. “aku bosan dirumah, sudahlah, aku mau istirahat, supaya besok kondisiku fit.” Minho masuk ke kamarnya. Di dalam kamar minho membaringkan tubuhnya di atas kasur empuknya. ‘hari ini dia bahkan tidak menghubungiku, ada apa dengan jiyeon? Apa dia baik2 saja?’ batin minho.

 

————-

 

~jiyeon POV~

Aku menatap bangku minho yang kosong. ‘hari ini minho keluar dari rumah sakit, bagaimana keadaannya sekarang?’ ya tuhannn, aku benar2 ingin bertemu dengannya, mengetahui keadaannya. Aku memejamkan mataku menahan sakit dihatiku. ‘minho~aa, bogoshipeo.’ Jeritku dalam hati. Hanya ini yang bisa kulakukan, menjerit dalam hati memanggil nama minho. ‘kalau saja sekarang ada dara eonni, mungkin aku akan merasa lebih baik.’ Sungguh aku butuh dara eonni sekarang. Kenapa ini begitu berat?

 

————-

 

~dara POV~

Aku kembali ke apartemenku, pasti jiyeon sudah kesekolah. Aku membuka pintu apartemen dan segera menuju dapur untuk membersihkan sisa sarapan jiyeon pagi tadi tapi ternyata di dapur tak ada sisa makanan apapun bahkan gelas bekas minum pun tak ada. ‘apa jiyeon tidak sarapan? Bukankah dia selalu sarapan?’ aku pun segera menghubungi jiyeon. Cukup lama aku menunggu jiyeon menjawab telponku namun, tuttt, tak ada jawaban. ‘sebenarnya jiyeon kenapa?’

 

————

 

~jiyeon POV~

Di tengah jam pelajaran tiba-tiba HP ku bergetar, ku lihat di layar tertera : Dara eonni calling ingin rasanya aku mengangkat telpon dari dara eonni, tapi aku tidak bisa, aku harus menjauhinya jika ingin dia selamat, harus.

 

Keesokan harinya…

 

~minho POV~

Hari ini aku mulai masuk sekolah kembali, aku sangat bersemangat berangkat ke sekolah karena di sekolah nanti aku akan bertemu dengan jiyeon, yeoja yang errr.. ku… rindukan beberapa hari ini, ne, ku akui sekarang aku merindukannya, apa mungkin aku menyukainya? mencintainya? Haahhh, molla, aku pun bingung dengan apa yang kurasakan sekarang. Sudahlah lebih baik aku segera ke sekolah, aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan jiyeon.

 

~author POV~

Hanya butuh 20 menit minho sampai di sekolah, dia segera menuju kelasnya, namja tampan ini benar2 merindukan yeoja yang bernama park jiyeon, satu satunya yeoja yang menampar minho karena minho menciumnya. Minho pun sampai di kelas, dilihatnya yeoja cantik sedang mendengarkan lagu sambil menutup kedua matanya, tanpa ia sadari bibirnya tersenyum melihat yeoja itu, minho hendak menghampiri jiyeon namun tiba2 jiyeon membuka matanya dan akhirnya tatapan mereka bertemu, saat minho baru saja ingin tersenyum pada jiyeon, yeoja itu malah mengalihkan pandangannya ke arah lain, minho kaget melihat ekspresi jiyeon ‘tidak biasanya dia seperti itu, ada apa dengannya?’ minho baru saja mau menghampiri jiyeon tapi guru pengajar mereka sudah datang sehingga minho mengurungkan niatnya. Selama 3 jam mata pelajaran minho tidak konsen, dia memikirkan jiyeon, sikap jiyeon pagi tadi benar2 membuat minho bingung, teng, teng, teng~ bel istirahat akhirnya berbunyi, saat yang minho tunggu sejak tadi, ia buru2 menghampiri jiyeon yang hendak keluar kelas. “jiyeon~aa, changkamanyo.” Dengan cepat minho menarik tangan jiyeon membuat jiyeon mau tak mau harus berhadapan dengan minho. “wae?” Tanya jiyeon dingin. Minho kaget melihat prilaku jiyeon. “kau kenapa jiyeon~aa?” Tanya minho heran. “naega? Nan gwenchana. Wae?”

wae?! Kau masih bertanya kenapa?! Lihatlah sikapmu, kau aneh sekali, sikapmu sangat dingin padaku. Ada apa denganmu? heoh?”

kau yang aneh. Kau tiba2 datang dan marah2 padaku. Sudahlah jangan dekati aku lagi.” Jiyeon melepaskan genggaman tangan minho dan pergi meninggalkan minho yang bingung, kaget dan kecewa melihat sikap jiyeon padanya. Sementera di luar kelas jiyeon berusaha menahan air matanya agar tidak keluar. “mianhe minho~aa.” Lirihnya. ‘aku lakukan ini agar kau selamat.’ Batinnya.

 

~minho POV~

Ada apa dengan jiyeon? Sikapnya sangat aneh, dia begitu dingin padaku sedangkan pada orang lain dia sangat ramah, kenapa dia sedingin itu padaku? Apa aku melakukan kesalahan? ‘sudahlah jangan dekati aku lagi’ kata2 jiyeon tadi masih terus terngiang di telingaku, dia memintaku untuk tidak mendekatinya lagi? Tapi kenapa? Kenapa dia seperti itu padaku? Aisshh. Aku harus bicara lagi dengannya.

 

———–

 

~author POV~

Tak terasa bel pulang berbunyi, jiyeon buru2 membereskan buku2nya dan pergi meninggalkan kelas agar minho tidak mengajaknya bicara namun ternyata dugaan jiyeon salah, minho dengan cepat mencegatnya di ambang pintu. “kita harus bicara.” Ujar minho. “shireo.” Sahut jiyeon dingin. “terserah kau mau atau tidak tapi kita harus bicara. Kajja.” Minho menarik tangan jiyeon, jiyeon berusaha melepaskannya tapi kekuatannya tidak bisa melawan kekuatan minho. Minho membawa jiyeon ke atap sekolah, tempat yang paling sunyi untuk bicara. “sekarang jawab aku, apa aku punya salah padamu? sampai kau bersikap dingin begini padaku.” Tanya minho membuat jiyeon tercegat, minho sama sekali tak punya salah padanya. “jawab aku. Kenapa kau begini heoh?” suara minho naik satu oktaf, jiyeon berusaha mencari jawaban. “jawab jiyeon~aa.” Ucap minho memegang kedua bahu jiyeon. “aniyo, kau tidak salah.” Jiyeon akhirnya berbicara. “lalu kenapa kau begini padaku?” minho semakin tidak tenang. “aku yang salah.” Ujar jiyeon melepaskan pegangan minho di bahunya. Minho mengerutkan kening mendengar jawaban jiyeon. “aku yang salah karena aku, aku tidak menyukai segala sesuatu yang kau lakukan, aku tidak suka berada di dekatmu, di dekat seorang choi minho yang selalu di kerumuni wanita, aku tidak suka sikapmu yang semena-mena terhadap setiap yeoja, kau tersenyum pada mereka, menerima semua hadiah mereka tapi setelah itu kau membuangnya. Aku benci semua itu, aku benci kau choi minho.” Semua kata2 itu keluar begitu saja dari mulut jiyeon. ‘mianhe minho~aa, aku tidak bermaksud menyakitimu, sungguh semua itu tidak benar.’ Teriak jiyeon dalam hati. Minho terdiam mendengarkan semua kalimat yang keluar dari mulut jiyeon. ‘seburuk itukah aku di matanya?’ batin minho. “jiyeon~aa.” Panggil minho. “mulai sekarang jangan pernah berada di dekatku lagi, aku sudah penat dengan semua hal yang kau lakukan.” Ucap jiyeon dengan dinginnya dan pergi meninggalkan minho yang masih terdiam. ‘mianhe minho~aa, jeongmal mianhe.’ Batin jiyeon berusaha menahan air matanya agar tidak menetes.

 

————–

 

~author POV~

Hari itu seperti biasa, jiyeon menjalani hari sebagai seorang pelajar, pagi itu saat jiyeon hendak berangkat kesekolah, HP nya berdering, dilihatnya dilayar tertera nama dara. “eonni, mianhe.” Lirihnya sebelum mematikan HPnya.

 

~dara POV~

Pagi ini aku menelpon jiyeon, aku ingin menanyakan kabarnya karena sejak kemarin dia tidak pulang, aku takut terjadi sesuatu padanya. Cukup lama aku menunggu jiyeon mengangkat telponku tapi tuutt, dia mematikan telponnya, ada apa dengannya, aku mencoba menelponnya sekali lagi tapi nomornya sudah tidak aktif. Kenapa dengan jiyeon?

 

————–

 

~jiyeon POV~

Sesampai di sekolah aku segera menuju kelas, tapi sesampainya di kelas sebuah pemandangan yang tidak mengenakkan menghampiri kedua mataku, minho sedang berpelukan dengan seorang yeoja, aku tidak tahu siapa yeoja itu. “gomawo oppa, sudah mau menerimaku sebagai yeojachingumu.” Ujar yeoja itu. ‘mwo? Y, yeojachingu?’ apa pendengaranku sudah tidak normal? Yeojachingu katanya? Kulihat minho tersenyum padanyas dan menoleh kearahku, dengan cepat aku membuang pandanganku dan berjalan menuju kursiku. “oppa, kau tahu, sejak dulu aku sangat ingin jadi yeojachingumu, saranghae oppa.” Ujar yeoja itu manja, ne, dari tempat dudukku aku masih bisa mendengar percakapan mereka. “omo! yeoja itu centil sekali.” Pekik krystal yang duduk di sampingku. “jiyeon~aa, gwenchanayo?” Tanya krystal. Aku menoleh ke arah krystal. “wae?” tanyaku seakan tak peduli. “I, itu, minho, minho..” krystal tak melanjutkan perkataannya dan menatapku. “krystal~aa, kau sudah berapa lama kau mengenalku? Kau seperti tidak tau diriku saja.” Ujarku setenang mungkin, walau dalam hati terasa sangat sakit. Aku mengambil headset dan ipad ku ku pasang headset di telingaku dan memutar music sekencang2 nya agar tak mendengar pembicaraan minho dengan yeoja itu lagi.

 

~minho POV~

Saat aku bersama di kelas bersama yeoja yang sekarang ini ada yeojachinguku, jiyeon masuk ke kelas, aku menoleh kearahnya dan dia segera membuang muka dan duduk di bangkunya bersma krystal. “jiyeon~aa, gwenchanayo?” Tanya krystal, dari bangku ku aku dapat mendengar pebicaraan jiyeon dan krystal. Ku lihat jiyeon menoleh ke arah krystal. “wae?” tanyanya tak peduli. “I, itu, minho, minho..” krystal tak melanjutkan perkataannya dan menatap jiyeon. “krystal~aa, kau sudah berapa lama kau mengenalku? Kau seperti tidak tau diriku saja.” Ujar jiyeon terlihat tenang. Aish, kenapa jawabannya begitu? Jujur aku kecewa dengan jawabannya yang seakan tak peduli. Kulihat jiyeon mengambil headset dan ipad lalu memasangnya di telinga, dan itu berarti dia tidak akan mendengar pembicaraanku dengan yeoja ini, haah, sudahlah, lebih baik ku suruh pergi saja yeoja ini. “pergilah.” Ujarku. “hah? Waeyo?” tanyanya. Aish dasar pabbo. “kita putus.” Ujarku malas. “mwo?!” w, waeyo? Bukankah kita baru jadian? Kenapa kau berkata seperti itu?” ujarnya. “sudahlah pergilah. Aku sedang tidak ingin diganggu.” Aku mengalihkan pandanganku ke luar jendela. *ihh,minho oppa tega. Hihi* akhirnya yeoja menyebalkan itupun pergi. Haahh, baguslah. Aku menoleh kearah jiyeon, ‘dia benar2 tidak peduli.’ Batinku.

 

————-

 

~author POV~

Sepulang sekolah jiyeon berniat mencari tahu soal kedua orang tuanya, ya, dia mulai mencari tahu keberadaan teman2 orang tuanya, dimana jedua orang tuanya tinggal dulu, semua itu dia lakukan untuk mendapatkan bukti yang konkret untuk menuduh athena sebagai pembunuh kedua orang tuanya. Hari ini jiyeon berencanna untuk menemui salah satu teman ibunya (kim tae hee) yaitu im yoona *Cuma minjem nama*, sahabat kim tae hee. “aku harus menemuinya, mungkin saja dia tahu hubungan eomma dan appa dengan Athena.” Ujar jiyeon memasuki mobilnya dan melaju ke rumah im yoona yang alamatnya sangat susah ia dapatkan. Tanpa jiyeon sadari ternyata TOP mengintainya sejak tadi dan mengikutinya sampai di rumah nyonya im. Sesampainya di rumah im yoona, jiyeon segera mengetuk pintu rumah dan memencet bel beberapa kali sampai seorang wanita yang kira-kira berumur 40 tahunan. “annyeonghasaeyo ahjuma.” Sapa jiyeon. Dari kejauhan seunghyun memperhatikan jiyeon dan nyonya im.

maaf, apa anda yang bernama im yoona?”

ne, aku im yoona, ada apa ya?”

perkenalakan aku park jiyeon, anak dari park jungsu dan kim tae hee.” Jiyeon mengulurkan tangannya. Nyonya yoona terlihat sedikit kaget dan kemudian dengan sedikit ragu menjabat tangan jiyeon. “Kau adalah sahabat dekat eommaku kan?”

n, ne. waeyo?”

Jiyeon tersenyum, “aku ingin bicara denganmu dan bertanya beberapa hal, boleh?”

boleh, ayo masuk dulu.” Nyonya yoona mempersilahkan jiyeon untuk masuk ke dalam rumahnya yang tidak terlalu mewah. Saat jiyeon dan nyonya im masuk, seunghyun mendekat kerumah nyonya im dan mengintip ke dalam rumah berusaha mendengar pembicaraan jiyeon dan nyonya im. “duduklah.” Ujar nyonya im. “kau ingin minum apa?” lanjutnya.

aniyo, tidak usah.”

gurae, kau ingin bertanya apa?”

emm, begini, kau kan adalah sahabat dekat eommaku, jadi kau pasti tahu tentang eommaku, kau tahukan 10 tahun yang lalu, saat aku berumur 7 tahun, kedua orang tuaku meninggal terbunuh, dan di duga pembunuh kedua orang tuaku adalah organisasi Athena, apa kau tahu hubungan kedua orang tuaku dengan Athena?”

A, Athena?” Tanya nyonya im. ‘bukankah itu organisasi yang di pimpin oleh park gi tae.’ Batinnya.

ne, Athena, apa kau tahu?”

aku tidak begitu yakin, tapi kalau tidak salah itu adalah organisasi yang di pimpin oleh park gi tae.”

benar, organisasi itu di pimpin oleh park gi tae, apa kau tahu apa hubungannya dengan kedua orang tuaku?”

park gi tae adalah temanku dan tae hee, kami berteman sangat dekat karena kami tinggal di panti asuhan yang sama, setelah kami cukup dewasa, kami memutusakan untuk meninggalkan panti asuhan itu dan mencoba mengadu nasib di seoul, tapi ternyata mencari pekerjaan tak semudah yang kami bayangkan, dan,,, akhirnya,,,,” nyonya im dia sejenak, mimic wajahnya berubah menjadi sedih. “aku dan tae hee mengambil jalan pintas..” yonna menarik nafas dalam2 sebelum melanjutkan ceritanya. “kami, kami memutuskan untuk menjadi,,, p, pelacur.” Lidah yoona terasa kelu mengatakan hal itu. “m, mwo?!” mata jiyeon membelalak mendengar hal itu. “keputusan itu adalah keputusan terbodoh dalam hidupku, tapi kami benar2 kehilangan jalan keluar, kami sudah tidak punya uang sama sekali bahkan hanya untuk membeli air minum pun kami tak punya. Saat aku dan tae hee melakukan pekerjaan hina itu, park gi tae juga berusaha mati matian mencari uang, mulai dari kerja serabutan, namun hal itu masih juga tidak cukup, sampai akhirnya gi tae mulai membangun organisasi Athena bersama teman2 premannya, sedangkan aku dan tae hee masih melakukan pekerjaan hina itu, namun hal yang tidak kami sangka terjadi, tae hee hamil, tae hee tidak ingin menggugurkan janinnya dia terus menjaganya sampai bayi laki2 itu lahir ke bumi ini.” nyonya im berhenti sejenak. Sedangkan di luar rumah, seunghyun sangat terkejut mendengar cerita nyonya im, tiba2 HP nya bergetar, ternyata park gi tae menelponnya dan menyuruhnya kembali, maka TOP pun menurutinya. “karena pekerjaannya, jadi tak seorangpun yang tahu siapa ayah dari anak itu.” lanjut nyonya im. ”gi tae yang sudah lama menyukai tae hee, akhirnya bersedia merawat anak itu dan tae hee bisa kembali bekerja mencari uang tanpa harus terbebani dengan statusnya yang sudah memiliki anak, tak lama seorang pria bernama lee tae sung mulai dekat dengan tae hee dan akhirnya mereka berpacaran, hal itu cukup membuat gi tae terguncang karena tae sung adalah temannya, karena tae sung, tae hee berhenti menjadi pel*cur dan mencari pekerjaan yang lain, tiba2 seorang pria dari keluarga kaya raya jatuh cinta pada tae hee yang kebetulan bekerja di perusahaan keluarganya dan pria itu adalah park jungsu, ayahmu. Jungsu mendekati tae hee sampai akhirnya dia meminta tae hee untuk menikah dengannya, tae hee yang masih berstatus sebagai pacar tae sung, awalnya tidak ingin menerima lamaran junsu namun entah kenapa tae hee menerima lamaran jungsu dan menikah dengannya. Aku, gi tae dan tae sung sangat terkejut mendengar hal, tae sung sangat sedih, begitu pun gi tae. Setelah itu aku jarang berkomunikasi dengan tae hee, gi tae, atau pun tae sung, sampai sepuluh tahun yang lalu aku mendengar kematian tae hee dan jungsu.” Jelas nyonya im panjang lebar. Jiyeon tak dapat menahan air matanya, ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya, mencoba mencerna setiap kata yang di ucapkan nyonya im. “l, lalu di mana anak laki2 yang dilahirkan oleh eomma? Apa dia masih hidup? Setidaknya aku masih mempunyai kakak, walaupun tidak se ayah denganku.” Ujar jiyeon. “ne, dia masih hidup dan orang yang merawatnya dari dulu sampai sekarang yang menjaganya adalah park gi tae.” Jawab nyonya im. “m, mwo?! Park gi tae?!” pekik jiyeon. “kau tahu siapa namanya?” Tanya jiyeon lagi. “mollayo, aku hanya tahu gi tae yang menjaganya, sebelum aku berhenti menjalin kontak dengan mereka.” Kata nyonya im. “guraeyo, gomawo sudah menceritakan semuanya. Aku permisi dulu.” Jiyeon pun pamit. “ne.” sahut nyonya im. Jiyeon pun pergi meninggalkan ruamah nyonya im.

 

~jiyeon POV~

Aku melajukan mobilkuku menuju apartemenku. ‘aku harus mencari tahu siapa oppaku, kudengar, park gi tae hanya mempunyai satu putra, mungkinkah itu adalah kakak ku? Tapi siapa dia?’

TBC

jebal di komeeeeeeeeeeeeeeeeennnnnn yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh, yang udah baca ni FF trus ga kasih komentar, aku sumpahin biasnya ilang (?) 😀

Running Up part 10

Running Up part 10

 

Author : choi hee young

Length : chaptered

Genre : Thriller, action, romance

Cast : Park ji yeon T-ARA

Choi minho Shinee

Sandara park 2NE1

Choi siwon Super Junior

TOP BigBang

Support cast : kyuhyun super junior

Krystal f(x)

Track : MBLAQ – running & running

Shinee – Lucifer

SNSD & 2PM – cabi song

MBLAQ – bang bang bang

Taeyeon – I love you

Rainbow – you and I

 

~author POV~

Akhirnya seung hyun keluar dari kamar abeojinya secara diam-diam agar tidak ketahuan tapi hatinya masih sangat penasaran tentang foto-foto itu, kenapa park gi tae menyimpan begitu banyak foto kim tae hee. Seunghyun memutuskan untuk mencari tahunya nanti. ‘pasti ada sesuatu dibalik semua ini’ batin seunghyun.

 

————

 

~author POV~

ughh..” perlahan seunghyun membuka kedua matanya, terbangun dari tidurnya yang tidak begitu nyenyak, hari ini dia berencana untuk mulai menjalankan perintah abeojinya agar mendekati ji yeon dan membuat yeoja itu menderita namun mimpi buruk yang membuat tidurnya tidak nyenyak semalaman masih bergelut di kepalanya. Seunghyun berencana untuk mengikuti perintah abeojinya sambil mencari tahu sesuatu hal yang di sembunyikan abeojinya yang perlahan tapi pasti akan membawanya kepada kenyataan.

 

————–

 

~author POV~

Hari itu ji yeon dan minho mulai masuk sekolah kembali, menjalani kegiatan seperti siswa lainnya, bercanda dengan krystal dan kyuhyun sepanjang hari. “apa hari ini kau merasa lebih baik?” Tanya minho pada ji yeon saat bel pulang berdentang. “uhm. Aku merasa jauh lebih baik setelah bertemu krystal dan mengobrol dengannya.” Sahut jiyeon diiringi senyum manisnya. “baguslah.. oh, ya, aku duluan ya, tadi siwon hyun menelponku katanya abeoji sudah sadar jadi aku harus cepat-cepat ke rumah sakit.” ujar minho. “ne, nanti aku akan ke rumah sakit menjenguk abeojimu hajiman sekarang aku masih harus ke supermarket untuk membeli perlengkapan dan bahan makanan.” Kata jiyeon. “ne.. annyeong.” minho berlalu dari hadapan jiyeon.

 

————

 

~author POV~

Sebuah mobil sedan hitam berhenti tak jauh dari yeonhwa high school. “jadi di sini..” gumam namja yang mengemudikan mobil tersebut yang tak lain adalah seunghyun lalu dia turun dari mobil sedan mewahnya. Namja berperawakan tinggi itu mencoba melihat gerbang yeonhwa high school dari kejauhan, mata tajamnya mencari-cari sesuatu yang tak kunjung ia temukan perlahan dia melangkah dengan pandangannya yang tak pernah lepas dari gerbang tersebut, seunghyun terus melangkah tanpa mengalihkan pandangannya dari arah gerbang yeonhwa high school, tiba-tiba seorang ahjuma berteriak kepadanya “AWAS.” Seunghyun menoleh dan mendapati sebuah truk sedang melaju dengan kecepatan tinggi kearahnya seketika tubuhnya terasa kaku sampai seseorang mendorong tubuhnya, tubuh keduanya terhempas ke tepi jalan. “auhh.” Ringgis yeoja yang baru saja menyelamatkan seunghyun yang tak lain adalah ji yeon. “gwenchanayo?” Tanya seunghyun yang masih terduduk membelakangi jiyeon dan hendak menoleh ke arah jiyeon. “eoh, gwenchana. Kau sendiri? Gwenchanayo? Kau tadi hampir tertabrak truk.” Ujar jiyeon saat seunghyun sudah menatap kearahnya, mata seunghyun tak berkedip menatap orang yang baru saja menolongnya, sesuatu yang tak ingin dia percaya, seseorang yang akan di bunuh olehnya baru saja menyelamatkan nyawannya. “e, e, ne, nan gwenchana.” Sahut seunghyun, “g, gomawo.” Lidahnya menolak mengatakan hal itu tapi hati kecilnya mendorongnya untuk berkata seperti itu kepada orang yang harus di bunuh olehnya. “gwenchana, tidak perlu berterima kasih, aku hanya kebetulan lewat kok. Gurae, kkalkaeyo.” Ujar ji yeon hendak pergi. “changkamannyo.” Tahan seunghyun. “ne? waeyo?” Tanya ji yeon. “sepertinya lututmu terluka saat menolongku tadi, kajja ku obati.” Kata seunghyun. “ah, gwenchana.”

sudahlah, kau terluka karena menolongku, kajja biar ku obati.” Akhirnya seunghyun dan jiyeon pergi ke apotik, membeli obat merah plester untuk luka jiyeon. “duduklah, ku obati lukamu.” Suruh seunghyun. “eoh.” Jiyeon duduk di kursi taman dekat apotik, seunghyun jongkok di depan jiyeon dan mulai mengobati luka jiyeon. “selesai..” ucap seunghyun setelah selesai mengobati luka jiyeon. “gomawo.”

gwenchana, kau luka juga karena aku, tapi, untuk ukuran yeoja kau kuat juga ya, luka mu lumayan besar tapi kau tak meringgis sedikit pun.” Ujar seunghyun.

rasa sakit dan perih itu tak sebanding dengan yang kurasakan selama ini.” ucap jiyeon begitu saja dengan pandangan mata dan raut wajah yang berubah menjadi sedih. ‘ada apa dengannya?’ batin seunghyun saat melihat wajah jiyeon berubah menjadi sedih. “eh, mian. Aku jadi bicara yang tidak-tidak.” Ujar jiyeon dan dibalas senyuman yang tak dapat di tangkap artinya. “oh, iya, cheoneun jiyeon imnida.” Jiyeon mengulurkan tangannya pada seunghyun. “seunghyun imnida.” Seunghyun menjabat tangan jiyeon, keduanya saling tersenyum seakan hari esok akan baik-baik saja, tapi itulah kehidupan tak ada yang menggetahui apa yang akan terjadi selanjutnya. “omo! aku lupa aku harus pergi. Annyeong.” pamit jiyeon dan segera berlari menghilang dari pandangan seunghyun yang menatap kepergiannya dengan tatapan mata tajam. Sementara itu jiyeon segera menuju ke rumah sakit karena dia sudah janji pada minho untuk menjenguk abeoji minho yang telah sadar dari koma. 20 menit kemudian jiyeon pun sampai di rumah sakit ternama di korea, ia segera menuju kamar inap abeoji minho dan siwon, di sana telah ada dara, siwon dan minho. Tok tok tok, jiyeon mengetuk pelan pintu kamar rawat tsb, lal membuka perlahan pintunya. “annyeonghasaeyo.” Jiyeon member salam dengan sopan lalu mendekat kea rah minho, siwon dan dara berdiri yaitu di dekat ranjang tuan choi. “annyeong jiyeon~aa.” Sahut dara dan siwon. “abeoji, kenalkan ini jiyeon.” Minho memperkenalkan. “annyeonghasaeyo, park jiyeon imnida.” Jiyeon memperkenalkan diri dan tersenyum manis. “dia adalah anak dari park jungsu dan kim tae hee, pasangan suami istri yang di duga di bunuh oleh athena.” Jelas siwon, tuan choi membulatkan matanya, memperjelas pendengarannya, memastikan kalau dia tidak salah dengar. “jadi… Kau,, adalah anak dari park jungsu dan kim tae hee?” Tanya tuan choi memastikan. “ne.” sahut jiyeon sopan. “jadi, kau sudah tahu kalau orang tuamu di bunuh oleh Athena?” Tanya tuan choi. “ne.”

lalu, apa yang akan kau lakukan?”

apapun, aku akan melakukan apapun agar mereka menderita, akan ku buat mereka menyesal karena telah membunuh kedua orang tuaku.”

bagaimana bisa kau melawan organisasi Athena?” Tanya tuan choi tak percaya.

aku akan mencari bukti atas apa yang mereka lakukan terhadap kedua orang tuaku.”

bukti?”

ne, bukti.”

dan satu-satunya bukti adalah chip itu, chip yang di sembunyikan abeoji dara di pulau yang kami datangi beberapa waktu lalu.” Lanjut siwon. “mwo?! K, kalian pergi ke pulau itu? Lalu? Apa kalian mendapatkan chip itu?” Tanya tuan choi. “kami hampir saja mendapatkannya tapi ternyata Athena mengetahui rencana kami jadi mereka berhasil mendapatkan chip itu.” Sahut minho. “tapi, bagaimana kalian bisa tahu tempat chip itu? Setahuku hanya ada satu orang yang mengetahui tempat chip itu.” Ujar tuan choi. “ne, dan orang itu adalah appaku yang telah di bunuh oleh Athena di pulau itu, mereka membunuh appa di depan mataku.” Sahut dara. “j-jadi, p, park taewoo adalah ayahmu?” pikiran tuan choi semakin kacau, terlalu banya kenyataan yang tiba-tiba menyeruak. “ne, ayahku adalah park taewoo, karyawan dari GoR yang di bunuh oleh Athena.” Sahut dara lagi. Kini semua terasa jelas di mata tuan choi. “jadi, kau juga ingin membalas dendam pada Athena atas kematian ayahmu?” Tanya tuan choi dan dara mengiyakan. ‘jelas, semua sudah jelas, tapi kenapa sekacau ini?!’ batin tuan choi.

 

—————

 

~author POV~

Malam itu jiyeon pergi ke club yang biasa dia datangi, dengan dandanan gelap jiyeon memasuki club itu, di dalam sudah ada krystal dan kyuhyun. “jiyeon~aa” teriak krystal, jiyeon menoleh kea rah yeoja cantik nan seksi itu, yah, dandanan krystal memang sangat seksi, malam itu krystal memakai mini dress berwarna silver yang ketat memperlihatkan lekuk tubuhnya yang memang tanpa cacat, jiyeon menghampiri nya dan kyuhyun. “kalian berkencan ya?” Tanya jiyeon. “mwo?! Berkencan?! Dengannya?!” krystal membulatkan matanya sambil menunjuk kyuhyun. “shireo! Mana mau aku berkencan dengan namja yadong seperti dia.” Lanjut krystal. “hahaha, kasihan kau kyuhyun~aa.” Jiyeon tertawa sambil memasang tampang kasihan. “ya! walaupun yadong tapi banyak yang mengantri untuk jadi yeojachinguku.” Elak khyuhyun. “yah, yah, terserah kau saja lah.” Krystal menyahut malas.

 

~TOP / seunghyun POV~

Malam ini aku pergi ke club yang biasa didatangi oleh jiyeon, mulai sekarang aku akan mengawasi setiap gerak geriknya, agar lebih mudah untuk menghancurkannya. Aku memasuki club dan mulai mencari sosok jiyeon, dari kejauhan aku dapat melihat seorang yeoja memakai celana jeans dengan jaket kulit berwarna hitam dgn dandanan gelap, sepertinya itu jiyeon, matta itu jiyeon, aku segera mencari tempat yang tepat untuk mengawasinya, terlihat dia tengah berbicara dengan cingunya, sepertinya mereka adalah sahabat dekatnya, tiba2 seorang namja yang sepertinya sudah mabuk mendekatinya dan menggandengnnya dan dengan cepat dia membanting namja mabuk itu, membuat semua orang memperhatikannya. “kau mau mati ya!” bentaknya. Namja mabuk itu bangun dan hendak memukulnya namun dengan gerakan cepat dia menahan tangan namja itu dan sekali lagi namja itu dibanting dengan sekali gerak olehnya. Woah, sepertinya dasar bela dirinya kuat. “aish! Yeoja kurang ajar!” teriak namja mabuk itu dan hendak memukul kepala jiyeon dengan botol, tapi lagi-lagi jiyeon bergerak cepat, dia menahan tangan namja yang memegang botol kaca itu dan menendang perut namja itu hingga namja mabuk itu tersungkur. “masih mau main-main denganku? Heoh?!” Tanya jiyeon dengan suara keras. “ayo sekali lagi, ku pastikan botol ini mendarat tepat di kepala kotormu!” ujar jiyeon. Namja itu sudah tak berdaya dan meminta maaf pada jiyeon. Menarik juga, ternyata dia tidak selemah yang ku kira, club yang menjadi sunyi karena pertengkaran jiyeon dengan namja mabuk itu kembali ramai dengan suara music dan orang2 di club kembali melanjutkan kegiatan mereka dan aku kembali memperhatikan jiyeon, dia duduk bersama kedua chingunya, mereka terlihat hanya mengobrol sambil bercanda tak lama seorang namja tinggi menghampiri merek, changkaman, itukan minho, adik siwon anak dari pemimpin GoR, minho duduk di samping jiyeon, mereka terlihat sangat dekat, minho terlihat sesekali berbisik pada jiyeon dan mereka tertawa bersama. Apa mereka pacaran? Sepertinya iya, kalaupun tidak pasti mereka saling menyukai, bagus, aku akan menghancurkan jiyeon lewat minho.

 

—————

 

~author POV~

Hari demi hari terus berjalan, seunghyun semakin dekat dengan jiyeon, dia perlahan-lahan membuat jiyeon mempercayainya, mengingat jiyeon adalah tipikal orang yang tidak mudah percaya pada orang lain, seunghyun terhitung hebat bisa membuat jiyeon percaya padanya hanya dalam seminggu, jiyeon sendiri bingung, kenapa dia bisa sedekat itu denga seunghyun yang baru dia kenal. ‘entah kenapa aku merasa aman saat berada di dekat seunghyun oppa.’ Batin jiyeon. “igeo.” Sunghyun menyodorkan sebotol air mineral pada jiyeon, hari itu mereka latihan taekwondo bersama. “gomawo.” Jiyeon mangambil air mineral tsb dan segera meminumnya. “aku tidak menyangka kemampuan bela dirimu sangat bagus.” Puji seunghyun. “aish, oppa, kau menghinaku ya..” jiyeon mengerucutkan bibirnya. “aniyo, kau sungguh2 kok, kau hebat.” Seunghyun mengacungkan kedua jempolnya, jiyeon tersenyum lebar memamerkan sederet gigi putihnya, seunghyun mengacak rambut jiyeon. “cepat ganti bajumu.” Suruh seunghyun. “wae?” Tanya jiyeon bingung. “kita jalan2 hari ini. palli.”

eoh, gurae.” Jiyeon bangkit dari duduknya dan segera mengganti pakaiannya, tak lama jiyeon kembali dengan pakaian santai nya, celan jeans pendek dengan t-shirt berlengan panjang yang sedikit kebesaran menutupi celana pendeknya. “kajja.” Ajak seunghyun. Mereka pun melaju dengan mobil mewah milik seunghyun. “oppa, kita mau kemana?” Tanya jiyeon. “kemana saja, hari ini kita jalan2 sepuasnya.” Ujar seunghyun tersenyum.

 

~TOP/seunghyun POV~

Hari ini aku mengutus anak buah Athena untuk mendatangi minho dan memberinya pelajaran, makanya aku sengaja membawa jiyeon jalan2 agar dia tidak menghalangi anak buahku saat memukul minho, setelah itu akan ku buat jiyeon merasa bersalah karena dirinya membuat minho di pukuli oleh orang2 Athena, ini langkah pertama ku membuat jiyeon menderita sebelum……… membunuhnya.

 

—————

 

~minho POV~

ya! cho kyuhyun!” teriakku di telpon pada kyuhyun.

wae?!” sahutnya ikut berteriak.
ya! kau di mana?! Dari tadi ku telpon baru di angkat sekarang.” Omel ku. “oppa, nuguya?” terdengar suara seorang yeoja yang sepertinya berada di samping kyuhyun. “ooo, jadi kau asik pacaran dan melupakanku yang menunggumu di sini sudah sejam?! Kalau mobilku tidak rusak, aku juga tidak akan meminta bantuanmu!” omelku lagi. “mianhe minho~aa, sepertinya aku tidak bisa menjemputmu.” Sahut kyuhyun. “aish. Jinjja.” Tuutt. Aku mematikan sambungan telpon. Ah! Tidak bilang dari tadi, kalau tidak bisa! Baru saja aku mau mencari taksi tiba2 punggungku di pukul oleh seseorang. “ahk! Ya!” aku berbalik dan membentak orang yang baru saja memukulku namun. BUK! Orang itu memukul wajaku. BUKK! Datang beberapa orang yang berpenampilan sama seperti orang tadi dan langsung memukulku. “AHK!” kini dapat kurasakan sakit menjalar di daerah punggungku karena orang2 itu memukulku dengan balok. Pandanganku semakin mengabur, mereka terlalu banyak untuk ku lawan sendiri. Akhirnya aku jatuh tersungkur lemah. “ingat! Jangan macam2 dengan Athena.” Ucap seorang di antara mereka.

 

————–

 

~jiyeon POV~

wuah, gomawo oppa, sudah mengajakku jalan2, aku sangat senang.” Ujarku pada seunghyun oppa. “eoh.” Sahutnya. Drrttt.. tiba2 HP ku bergetar, kulihat di layar tertera : krystal calling

yobosaeyo..”

jiyeon~aa.. minho, minho di pukuli.”

MWO?!”

ne, aku menemukannya tergeletak di pinggir jalan dan sudah babak belur.”

sekarang minho di mana?”

aku sudah membawanya ke seoul hospital.”

gurae, aku kesana sekarang.” Tuuttt, kumatikan tlpon dari krystal. “oppa aku harus pergi, minho di pukuli.” Pamitku pada seunghyun oppa. “biar ku antar.” Ujar seunghyun oppa. Aku pun pergi ke seoul hospital bersama seunghyun oppa. Tak lama kami sampai di seoul hospital, aku segera berlari masuk ke dalam rumah sakit. Aih, minho di periksa di ruangan mana? Aku segera menelpon krystal. “krystal~aa, kau di ruangan mana.”

eoh, araseo. Aku kesana.” Aku segera berlari menuju tempat minho di periksa di luar ruangan ku lihat krystal duduk di kursi sendirian. “krystal~aa.” Panggilku menghampirinya. “jiyeon~aa.”

bagaimana keadaan minho? Kenapa dia bisa di pukuli? Siapa yang memukulnya?” aku sangat khawatir dengan minho. “minho masih di periksa dan luka2nya sedang di obati. Aku juga tidak tahu kenapa minho di pukuli dan siapa yang memukulinya. Aku hanya menemukannya tergeletak di tepi jalan.” Jelas krystal.

aish. Semoga minho akan baik2 saja.” Desahku.

TBC

otthe? jangan lupa comment yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa :*

Running Up part 9

Running Up part 9

Author : choi hee young

Length : chaptered

Genre : Thriller, action, romance

Cast :

Park ji yeon T-ARA

Choi minho Shinee

Sandara park 2NE1

Choi siwon Super Junior

TOP BigBang

Track : MBLAQ – running & running

Shinee – Lucifer

SNSD & 2PM – cabi song

MBLAQ – bang bang bang

Taeyeon – I love you

Rainbow – you and I

~author POV~

Setelah bersiap-siap siwon, ji yeon, dara dan minho berangkat ke seoul, ji yeon masih tetap diam hanyut dengan pikirannya sendiri dan mengacuhkan dara dan yang lain. “aku khawatir dengan ji yeon.” ujar dara pada siwon saat di bandara. “ji yeon itu anak yang kuat, dia pasti akan kembali seperti biasanya, kau tenanglah.” Sahut siwon tersenyum dan menggenggam tangan dara masuk ke dalam pesawat.

~TOP / seung hyun POV~

Aku menatap kepergian dara dari dalam bandara, di samping nya ada namja yang ku ketahui bernama siwon sedang menggenggam tangannya masuk ke dalam pesawat. Sakit, rasanya menyakitkan melihat dara sedekat itu dengan namja lain, terlebih namja itu adalah anak dari musuh abeoji. Dara~aa, aku sangat ingin bersamamu sekarang ini, tapi itu sangat tidak mungkin. Kenapa? Kenapa harus ayah dara yang di bunuh abeoji? Semua ini membuatku berada di posisi serba salah. Arggghh!!

~minho POV~

Selama perjalanan ke seoul ji yeon diam terus, membuatku khawatir, dia hanya terus memandang keluar jendela. “ji yeon~aa.” Panggilku, nihil, dia tak menjawab. Sudahlah, sebaiknya ku biarkan dia tenang dulu, kenyataan yang harus dia hadapi sangat berat.

~author POV~

Sejam setelah dara dkk berangkat ke seoul, seung hyun juga berangkat ke seoul bersama abeoji dan antek2 nya. “abeoji, sekarang chipna telah kita dapatkan, apa rencanamu selanjutnya?” Tanya seung hyun. “membunuh mereka.” Sahut park gi tae.

~seung hyun / TOP POV~

membunuh mereka.” Sahut abeoji. “m, mwo?” pekikku. “wae?” Tanya abeoji santai. “mereka berempat tahu tentang chip ini, jadi mereka tidak bisa di biarkan lolos. Kita akan membunuh mereka satu per Satu.” Lanjut abeoji. Andwae, dara tidak boleh mati, aku tidak akan membiarkan abeoji membunuh yeoja yang ku cintai, tapi bagaimana? Aku tidak mungkin menentang abeoji yang sudah seperti tuhan bagiku. “abeoji, ku rasa kita tidak perlu melakukan itu, apalagi, salah satu dari mereka berempat hanyalah seorang sekertaris.” Aku mencoba membujuk abeoji. “tak ada yang bisa menjamin kalau sekertaris itu bisa menutup mulutnya, lagi pula, kematian sekertaris itu tak akan berarti lebih, jadi tak ada alasan penting untuk tidak membunuhnya.” Sahut abeoji dengan dingin. ‘Ani, kau salah abeoji, kematian sekretaris itu akan sangat berarti bagiku.’ Aku hanya bisa mengeluh dalam hati. “dan yang akan kita bunuh pertama kali adalah park ji yeon, anak dari kim tae heed an park jungsu, setelah itu baru giliran anak2 tuan choi yang terhormat itu beserta sekertarisnya, biar tuan choi merasakan rasa sakit yang mendalam sebelum akhirnya ajal menjemputnya. Dan kau adalah orang yang akan membunuh park ji yeon, dekati dia, buat dia menderita sebelum akhirnya kau membunuhnya.” Ujar abeoji dengan tajam. “ini akan menjadi pembalasan paling kejam untuk kim tae hee.” Lanjut abeoji dengan senyum yang tak dapat ku artikan.

—————

~author POV~

euughh. Akhirnya sampai juga. Badanku pegal duduk terus.” Seru dara saat turun dari pesawat, biasanya ji yeon selalu menanggapinya tapi sekarang ji yeon hanya diam membuat dara dan minho menatapnya khawatir. “kajja, kita pulang, aku juga lelah.” Ujar siwon memecah keheningan. “ne, kajja.” Sahut minho. “ji yeon~aa, kajja.” Dara menggandeng ji yeon. sejam setelah dara dan yang lain pergi dari bandara, TOP sampai di bandara bersama abeoji dan antek2nya, mereka segera kembali kerumah untuk mengistirahatkan diri. “aku akan pulang ke apartemenku.” Ujar TOP pada abeojinya. “ne, pergilah.

~TOP / seung hyun POV~

Aku ke apartemenku, sesampai di sana aku segera mandi untuk menyegarkan diri. Aku jadi teringat pada dara, aku sangat merindukannya, aku rindu senyumannya, tawanya, semua yang ada pada dirinya membuatku semakin merindukannya.

————–

~author POV~

Malam itu ji yeon terus diam, dia mengacuhkan dara yang sedari tadi bicara panjang lebar, dara memang sengaja seperti itu agar ji yeon mau bicara namun usahanya sia2, ji yeon masih tetap diam, pikirannya melayang entah kemana, kejadian semalam membuatnya seperti itu, kenyataan yang harus di hadapinya sangat berat. tiba2 terlintas di pikiran dara untuk menelpon minho. Tiittt. “minho~aa, kau di mana? ……bisa kau kemari? Aku khawatir dengan ji yeon, dari tadi dia diam terus, bisa kau datang menghiburnya? Siapa tahu kalau kau yang bicara dia akan menyahut…… ne, aku tunggu.” Tuuttt. 30 menit setelah dara menelpon minho, Ting, tong, mendengar bel apartemen berbunyi, dara segera membukanya. “annyeong minho~aa, eh, ada siwon juga ya. annyeong.” sambut dara tersenyum manis membuat siwon terpaku sejenak. “ne, katanya hyung juga khawatir jadi dia ingin melihat ji yeon.” sahut minho. “eohh, ayo masuk.” Dara mempersilahkan, siwon dan minho pun masuk, pandangan minho segera tertuju pada yeoja cantik yang sedang duduk di sofa dekat jendela, minho menghampiri ji yeon yang sedang menatap keluar jendela. “ji yeon~aa, gwenchanayo?” Tanya minho pelan, tak ada sahutan dari ji yeon. “ji yeon~aa, jebal~ Jawab aku.” Minho memegang kedua tangan ji yeon membuat yeoja itu menoleh melihat hal itu dara tersenyum bahagia, dia tahu pasti minho bisa membuat ji yeon kembali tersenyum. “siwon~aa, kajja, kita beli makanan di luar.” Dara memberi kode agar siwon bisa memberi waktu minho dan ji yeon berdua. “ne, kajja.” Sahut siwon, mereka pun pergi berdua meninggalkan minho dan ji yeon. “ji yeon~aa, jebal~ jangan begini, jangan diam saja.” Minho memohon dengan kedua tangannya yang menggenggam tangan ji yeon, tes~ air mata ji yeon jatuh begitu saja, minho segera membawa ji yeon ke pelukannya. “uljima~ eum.” Ujarnya mengusap rambut ji yeon dengan lembut.

~ji yeon POV~

uljima~ eum.” Ujar minho masih mendekapku dan mengusap rambutku, tenang dan hangat, itu yang kurasakan saat ini, padahal hatiku sedang galau, pikiranku kacau namun saat minho memelukku seperti ini semua rasa sakit seakan menghilang. “apa yang harus ku lakukan? Ini semua sangat berat.” ujarku terisak dalam pelukan minho. “tenanglah, kau harus yakin kalau kau pasti bisa melalui semuanya, aku akan selalu di sampingmu untuk membantumu melalui semua ini.” minho mengusap rambutku membuatku semakin merasa tenang. “gomawo.” ujarku. “euhm.” Sahutnya lembut. “berjanjilah kalau kau akan kembali seperti dulu, ne?” lanjutnya, aku mengangguk pelan sambil melepas pelukan. “yakseo?” tanyanya. “ne, yakseo.” Aku tersenyum padanya dan di balas senyuman manis darinya sembari mengusap puncak kepalaku, nyaman rasanya.

————-

~siwon POV~

Sekarang aku sedang berjalan di trotoar bersama dara, kami berjalan tanpa tujuan karena kami memang tak ada rencana kemana pun, kami hanya ingin memberi ji yeon dan minho waktu untuk bicara berdua. Entah kenapa saat ini aku merasa senang, aku senang bisa seperti ini, bersama dengan dara, melihat tawanya, senyumnya membuatku tenang. “eh, aku tidak mengerti denganmu, dengan wajahmu dan semua yang kau miliki, aku heran kenapa kau tidak punya yeojachingu.” Ujarnya di tengah obrolan. “menurutmu kenapa?” aku balik bertanya.

~dara POV~

menurutmu kenapa?” siwon balik bertanya. “aku bertanya padamu, kenapa kau malah balik bertanya padaku.” Sahutku dan dia tersenyum, membuatku terdiam, omo~ sejak kapan siwon terlihat sangat tampan saat tersenyum. “aku belum mendapatkan yang cocok makanya aku belum punya yeojachingu.” Ujarnya, entah kenapa hatiku senang mendengarnya rasanya seperti menang undian, aku ingin teriak sambil meloncat kegirangan, hihihi.

~siwon POV~

aku belum mendapatkan yang cocok makanya aku belum punya yeojachingu.” Sahutku, namun dara hanya diam dan memandangku, dia kenapa? “hey, kau kenapa? Jangan bilang kau terpesona padaku.” Gurauku. “n, ne?” sahutnya, expresinya lucu, aku jadi ingin mengerjainya. “benarkan kataku… kau terpesona padaku, tapi jika benar tak apa kok.” Kataku mendekatkan wajahku padanya. “lagi pula tak ada ruginya.” Lanjutku semakin mendekat, wajahnya memerah, sangat lucu, hahaha.

~dara POV~

benarkan kataku… kau terpesona padaku, tapi jika benar tak apa kok.” Kata siwon mendekatkan wajahnya padaku, deg, omo~ kenapa lagi dengan jantungku? “lagi pula tak ada ruginya.” Lanjutnya semakin mendekat, blush~ wajahku memanas, pasti sudah memerah, semakin lama jaraknya semakin sempit, siwon semakin mendekat, drrttt, hpku bergetar, aish, menyebalkan, omo~ apa tadi? Kenapa aku kecewa? Aigoo~ sandara kau sudah gila! Aku mengambil hpku dari saku, siwon menjauhkan wajahnya dariku, ku lihat nama seung hyun tertera di layar.

————

~seung hyun POV~

Aku termenung memikirkan dara, jadi terlintas di pikiranku untuk menemuinya sebelum dia tahu siapa aku sebenarnya. Aku meraih ponselku. Tiitt. “dara~aa, bisa kita bertemu? …… ne, aku tunggu kau di café diago.” Tuuttt. Setidaknya aku masih bisa melihat senyumnya sebelum dia tahu yang sebenarnya.

————-

~siwon POV~

siwon~aa, aku pergi dulu ya. aku harus bertemu dengan seung hyun.” ujar dara setelah menutup telpon. “ne.” sahutku terpaksa, seung hyun, namja itu mungkin adalah namja yang mengisi hati dara, tapi kenapa sesakit ini melihat dara pergi menemui namja itu?

~dara POV~

Aku segera pergi ke café diago untuk menemui seung hyun, jujur aku merindukannya, bahkan sangat merindukannya. Taksi yang ku naiki berhenti tepat di depan café diago, ku lihat seorang namja turun dari mobilnya, seung hyun, ne, namja iu seung hyun, rasanya ingin menangis mengingat perkataannya saat malam terakhir kita bertemu. Aku berlari menghampirinya. “seung hyun~aa.” Panggilku.

~seunghyun POV~

seung hyun~aa.” Panggil seseorang yang aku yakin adalah dara, aku menoleh dan benar, dara sudah berdiri di belakangku, aku sangat senang melihatnya, aku tidak dapat menahan diriku untuk tidak memeluknya, segera ku peluk dia melepas rinduku padanya, rindu yang mungkin tak akan pernah tersampaikan lagi. jika aku bisa memutar waktu, aku tidak akan membiarkan appa membunuh abeoji dara sehingga aku tidak harus menderita seperti ini, aku mencintainya namun sampai kapanpun rasa itu tak akan pernah tersampaikan karena terhalangi oleh kenyataan pahit antara kami yang belum dara ketahui. Aku berharap waktu berhenti saat ini.

~dara POV~

Saat aku memanggilnya, seunghyun berbalik dan memelukku, senang, mungkin itu yang kurasakan sekarang, seperti dulu saat seung hyun memelukku, tapi,, apa ini?? kenapa rasanya tak sesenang dulu? Ku rasa hatiku sudah tak sepenuhnya untuk seung hyun.

~author POV~

Tanpa dara dan seung hyun sadari ternyata siwon melihat mereka berpelukan dari dalam taksi. “jadi itu namja yang mengisi hati dara? Kenapa bisa sesakit ini hatiku?” batin siwon.

————

~author POV~

Setelah mengobrol sebentar di dalam café, dara dan seunghyun keluar dari café. “aku, pulang dulu, annyeong.” ujar dara tersenyum kaku. “n, ne.” sahut seung hyun tak kalah kaku. Dara berjalan menjauhi seunghyun yang masih berdiri di depan café. Semakin menjauh dari seung hyun mata dara semakin berkaca – kaca mengingat pembicaraannya dengan seunghyun tadi.

Flashback :

mianhe mengajakmu bertemu tiba2.” Ujar seunghyun.

gwenchana.” Sahut dara tersenyum, seunghyun menunduk.

aku teringat janjiku padamu 10 tahun lalu untuk kembali dan menjagamu, mianhe, aku tidak dapat menepatinya.” Ujar seunghyun masih menunduk, senyum di wajah dara seketika memudar, matanya berkaca. “a, apa yang kau bicarakan? Aku bahkan sudah lupa dengan janji itu, hh, itu sudah sangat lama, dan lagi itu janji saat kita masih kecil dan tidak mengerti apa-apa bukan? Jadi tidak usah di pikirkan. Hehe.” Sahut dara berusaha tersenyum walau terlihat jelas di paksakan.

Flashback end.

Seunghyun, ada apa sebenarnya denganmu heoh?” lirih dara. Sementara dara berjalan ke halte bus untuk pulang ke apartemennya, seunghyun segera melaju ke rumah abeojinya.

————–

~author POV~

Seunghyun langsung masuk dengan aman ke dalam rummah abeojinya yang penuh penjagaan itu. Seunghyun masuk ke ruangan abeojinya, “ada hal penting apa yang ingin abeoji bicarakan?” Tanya seunghyun to the point. “duduklah.” Ujar abeojinya dan seunghyun pun menurut. “dengar, ini tentang park ji yeon.” lanjut par gi tae. “aku tahu, aku harus membunuhnya bukan?” potong seung hyun. “matta, hajiman, ini harus menjadi kematian yang benar2 menyedihkan pan pembalasan yang benar2 kejam.”

mwo?” Tanya seunghyun tak mengerti.

bukankah sudah ku katakan padamu, untuk mendekatinya, membuat hidupnya menderita, buat dia kehilangan orang2 yang dia sayangi, buat dia merasakan rasa sakit yang dalam sebelum akhirnya membunuhnya secara perlahan. Kau mengerti?” ujar park gi tae, hati seunghyun bergetar seakan menolak semua perintah dari abeojinya, namun ia hanya dapat diam dan menurut tanpa tahu maksud dan dasar atas apa yang di perintahkan padanya. “sekarang ji yeon tinggal bersama sekretaris choi siwon namanya dara.” Deg! Firasat buruk menghampiri seunghyun mendengar nama dara di sebut abeojinya. “buat ji yeon keluar dari rumah itu, buat dia berpisah dari yeoja yang bernama dara itu, jika perlu kau bunuh saja yeoja bernama dara itu agar tidak menghalangi rencana, araseo?” lanjut par gi tae. Seunghyun seperti tersambar petir saat mendengar perintah abeojinya, perintah yang sama sekali tak ingin dia jalankan tapi lagi2 dia hanya diam. “gurae, aku hanya ingin menjelaskan padamu tentang rencana ini, jika kau sudah mengerti, silahkan pergi.” Kata park gi tae. Seunghyun bangkit dari tempat duduknya hendak membuka pintu untuk keluar “ingat. rencana ini jangan sampai gagal.” Park gi tae memperingati seunghyun.

~seunghyun / TOP POV~

Aku keluar dari ruangan abeoji, berjalan melewati koridor ‘aku tak mengerti maksud abeoji, kenapa dia begitu menginginkan yeoja bernama park ji yeon itu menderita? Ada apa sebenarnya?’ batinku. Aku melewati kamar abeoji, kamar yang tak pernah ku masuki karena abeoji memang tak mngijinkannya, tapi entah kenapa aku sekarang jadi penasaran dengan kamarnya, kenapa tak seorangpun diijinkan masuk ke kamar itu? Aku membuka perlahan pintu kamar itu, gelap, ne, sangat gelap, ku nyalakan lampu nya dan sedetik kemudian aku dapat melihat seluruh isi kamar ini, di salah satu bidang dinding kamar terpampang banyak foto seorang wanita yang sangat cantik, tapi siapa dia? Kenapa abeoji menempel banyak sekali fotonya di dinding? Ini bukan foto eomma. Aku mendekat dan melihat lebih jelas wajah wanita di semua foto itu, mataku tertuju pada satu foto dari wanita itu, di foto itu tertulis ‘Kim Tae Hee’. Bukankah kim tae hee adalah eomma dari yeoja yang bernama ji yeon? yeoja yang harus ku bunuh, tapi kenapa foto kim tae hee begitu banyak tertempel di sini? Aku kembali meneliti kamar abeoji di sebuah meja terdapat banyak kertas berantakan, saat aku hendak mengambil kertas2 itu aku mendengar beberapa suara langkah, itu pasti bodyguard abeoji, sebaiknya aku pergi sebelum mereka tahu aku masuk ke kamar ini.

TBC

hufttt akhirnyaa part ini kelar jugaaaaa… mian ya, nunggu lamaaaaaaa. silahkan di komen, 🙂