Running Up part 13 (END)
Author : choi hee young
Length : chaptered
Genre : Thriller, action, romance
Cast : Park ji yeon T-ARA
Choi minho Shinee
Sandara park 2NE1
Choi siwon Super Junior
TOP BigBang
Track : MBLAQ – running & running
Shinee – Lucifer
SNSD & 2PM – cabi song
MBLAQ – bang bang bang
Taeyeon – I love you
Rainbow – you and I
Kim bo kyung – suddenly
~Author POV~
Matahari memaksa masuk melalui celah-celah jendela apartemen mewah itu, seorang yeoja berambut coklat dengan setelan jeans dan jaket kulit duduk di ranjang besarnya dengan tatapan kosong, jiyeon, yeoja cantik itu sejak semalam tidak tidur, dia hanya duduk diam sambil memeluk kedua lututnya, entah apa yang ada dipikirannya saat ini, pandangannya kosong, sampai suara handphone nya menyadarkannya, jiyeon menatap nomor yang menelponnya, itu nomor kantor GoR. “yobsaeyo~”
“yeobbosaeyo. Apa ini dengan jiyeon agasshi?”
“ne. waeyo?”
————–
~Author POV~
Suara handphone siwon yang bordering sedari tadi membangunkan kedua orang yang sedang tertidur, yeoja yang tertidur di ranjang mulai menggeliat begitu pun dengan namja sang pemilik HP yang sedang tidur di sofa mulai terbangun, tangannya berusaha menggapai HPnya yg masih terus berdering. “yeobbosaeyo”
“tuan muda, anda dimana sekarang?”
“ne? aku.. eum. Wae?”
“barusan tim G.O menemukan …… jasad tuan besar di sebuah gudang tua.”
“MWO?!” seketika siwon bangkit dan membulatkan matanya membuat dara terbangun dan menatap siwon kaget.
“n, ne. cepatlah kemari tuan.” Tutt, siwon mematikan sambungan dan segera menyambar jaketnya bergegas pergi saat dara menahannya. “tunggu. Bagaimana bisa ka-“
“nanti ku jelaskan, sekarang aku harus ke kantor, jasad appa di temukan tak bernyawa.” Ujar siwon dengan suara bergetar dan langsung pergi meninggalkan dara yang masih kaget dengan jawaban siwon. “tuan choi..” lirihnya.
————
~minho POV~
Aku terduduk lemas disamping jasad appa yang sudah tak bernyawa. Tubuhnya yang berlumuran darah terasa dingin dan kaku. Appa… kuharap semua ini hanya mimpi. “appa..” lirih siwon hyung yang baru datang. Kutatap lagi wajah appa, wajah yang selalu tenang dan tegas. Tes~ air mataku jatuh begitu saja.
~jiyeon POV~
Pagi ini setelah mendengar kabar bahwa tuan choi meninggal, aku segera pergi ke kediaman keluarga choi. Kulihat minho dan siwon oppa duduk disamping jasad tuan choi yang terbujur kaku dan masih berlumuran darah. Apa ini perbuatan Athena lagi? Tapi kenapa? Kenapa mereka harus membunuh tuan choi? Minho dan siwon oppa pasti sangat terpukul. Dara eonni datang dan langsung menenangkan siwon oppa. Kulihat minho meremas jas hitamnya menahan rasa sakit dan pedih dihatinya, aku tahu jelas bagamana rasa itu, rasanya sangat sakit ditinggalkan oleh orang yang sangat berarti, seperti saat aku dulu ditinggalkan oleh appa dan eomma, ingin rasanya aku memeluk minho dan menenangkannya sekarang, tapi itu tidak mungkin. Minho~aa, kau harus kuat. Aku beranjak pergi sebelum memberikan penghormatan terakhirku untuk tuan choi.
————–
~jiyeon POV~
Sudah seminggu sejak kematian tuan choi, minho terlihat masih murung, ingin sekali aku berbicara padanya, menyemangatinya tapi jika aku lakukan itu, Athena pasti akan membunuh minho. Minho~aa, kau harus bangkit.
—————-
~TOP / seunghyun POV~
Hari ini tepat seminggu setelah kematian tuan choi, kakak dari eommaku choi sooyoung, eommaku? Ah, eomma angkatku. Eommaku yang sebenarnya adalah kim tae hee, dan appaku, entahlah, bahkan kim tae hee pun tidak tahu siapa appaku sebenarnya. Argh!! Ingin rasanya aku lari dari kenyataan ini. “seunghyun~aa.” Panggil abeoji. “ne.” sahutku singkat.
“kau ingat tugas utamamu kan?”
“ne?”
“sekarang waktunya. Bunuh park jiyeon.”
“ne?”
“Setelah kau membunuhnya, kau akan hidup tenang, kita akan pergi meninggakan semua ini dan memulai hidup baru yang tenang.”
“haruskah?” tanyaku ragu.
“gureom. Wae? Kau tidak bisa? Hanya membunuh gadis seperti itu tidak bisa? Heoh?!” suara abeoji meninggi.
“……”
“baiklah jika kau tidak bisa, aku yang akan melakukannya.”
“gurae, aku akan melakukannya.”
“bagus.” Abeoji tersenyum licik. Haruskah aku melakukannya? membunuh jiyeon? Anak dari kim tae hee? Eommaku? Biar bagaimana pun jiyeon adalah dongsaengku. Haruskah aku membunuh dongsaengku?
————-
~minho POV~
Hari ini siwon hyung menyuruhku datang ke kantor GoR dan memberitahukanku siapa yang membunuh appa. Park gi tae, ne, dialah pelakunya, katanya hari itu appa bertemu dengan pria sialan itu. Park gi tae! Kau akan mendapatkan akibat dari perbuatanmu! SHIT! Aku tidak akan melepaskanmu!
————–
~jiyeon POV~
Dara eonni memintaku untuk bertemu, dia membertahuku tentang siapa pembunuh tuan choi dan ternyata dugaanku benar, yang membunuh tuan choi adalah park gi tae. Yang ku khawatirkan sekarang adalah minho, aku takut kalau dia berpikiran pendek, jadi sekarang kuputuskan untuk mengikutinya, mobil minho berhenti di sebuah gudang, dan itu adalah markas besar Athena. Apa yang akan dia lakukan?! Aku segera turun dari mobilku. “YA! choi minho! Mowaningoya?!” teriakku padanya. “jiyeon..” ujarnya. “jangan bodoh kau tidak mungkin bisa melawan mereka sendirian.” Kataku, dia terlihat kaget dengan perkataanku. “kau…” lirihnya. “aku tahu apa yang kau pikirkan, berhentilah, kau tidak akan bisa mela-“ ucapanku terpotong saat beberapa anak buah Athena datang. Sial! “wahh.. sepertinya kalian datang mengantar nyawa ya..” ujar salah satu dari mereka dan langsung menyerbuku dan minho.
~Author POV~
Jiyeon dan minho melawan para anak buah Athena yang bberjumlah sekitar 8 orang itu. Keduanya pemegang sabuk hitam taekwondo itu dengan beberapa serangan mampu menjatuhkan pengawal-pengawal itu namun semakin lama semakin banyak anak buah athena yang datang menyerbu membuat minho dan jiyeon kelelahan sehingga kerap kali mereka terkena pukulan diwajah dan perut mereka, pengawal-pengawal itu membawa jiyeon dan minho yang sudah lemah keruang tempat TOP dan park gi tae berada. “cih. Anak ingusan.” Park gi tae menyeringai melihat jiyeon dan minho. “lanjutkan.” Ujarnya dan para anak buah itu kembali memukuli jiyeon dan minho, hingga berdarah di beberapa bagian wajah mereka, jiyeon dan minho semakin tidak berdaya karena begitu banyak anak buah Athena yang mengeroyok mereka.
~TOP / seunghyun POV~
Aku melihat jiyeon yang kini di pukuli, wajahnya lebam, sudut bibir dan hidungnya berdarah. Dongsaeng. Kata itu yang kini terlintas di pikiranku. Jiyeon, nae yeodongsaeng kini tengah di pukuli. Hatiku menyuruhku untuk menolongnya, tapi otakku mengatakan tidak.
~minho POV~
Mereka terus memukuliku dan jiyeon, sakit? Tentu saja, kulihat jiyeon kini tersungkur lemah, wajahnya lebam, bibir dan hidungnya berdarah. “jangan sakiti jiyeon.” Ujarku. ANDWAE! Jangan pukuli jiyeon lagi. Arrgh! Mereka memukuliku dan jiyeon tanpa ampun.
————-
~siwon POV~
Setelah mengetahui park gi tae lah yang membunuh appa, aku segera memerintah semua anak buah GoR untuk menyerbu Athena, sebelum itu aku dan dara sudah menyiapkan strategi untuk menyerang mereka. Lihat saja park gi tae, TOP, kalian akan berakhir hari ini, aku berjanji setelah ini, tak aka nada lagi Athena.
—————
~Author POV~
Bukk, bukk. Pengawal-pengawal GoR memukuli anak buah Athena. Setelah berhasil melumpuhkan anak buah Athena, pengawal-pengawal GoR yang di pimpin oleh siwon menerobos masuk kedalam ruangan tempat park gi tae, TOP, minho dan jiyeon berada, siwon memerintahkan pengawal-pengawal GoR untuk menyerang anak buah Athena yang sudah cukup kelelahan karena berkelahi dengan minho dan jiyeon. BUKK, BUKK, BUKK, para anak buah Athena terjatuh satu persatu. “hyung..” ujar minho menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Kini siwon tengah menodongkan pistol ke arah TOP sedangkan dara tiba-tiba muncul di belakang park gi tae dan menodongkan pistol tepat di kepala par gi tae. “ANDWAE..!!” teriak jiyeon DORR.. seketika sebuah timah panas dari pistol siwon mengenai bahu belakang bagian kanan jiyeon yang melindungi TOP. Jiyeon menatap TOP yang terdiam menahan tubuh jiyeon yang ambruk setelah menerima timah panas itu, “kenapa kau lakukan ini?” TOP memapah tubuh jiyeon yang melemas. “karena kau satu-satunya keluargaku, o, oppa.” Sahut jiyeon dengan nafas tersengal, tes~ air mata jiyeon jatuh di tangan TOP. “tetaplah hidup untukku oppa.” Ujarnya terbata. “JIYEON~AA, andwae.” Teriak minho mencoba bangun dan mendekati jiyeon, tapi nihil, tubuhnya terlalu lemas untuk bangkit, minho hanya tersungkur dan meneriakkan nama jiyeon. “jiyeon~aa.” Panggil TOP saat jiyeon perlahan menutup matanya. Park gi tae baru saja ingin kabur namun dengan cepat dara menarik pelatuk pistolnya dan DORR!! Timah panas mnembus kepala park gi tae yang seketika jatuh bersimbah darah.
~dara POV~
Aku… aku melakukannya.. aku membunuh orang yang telah membunuh appa… aku membunuhnya dengan tangan kananku sendiri.. kini mataku tertuju pada seunghyun yang masih diam sambil memapah jiyeon. “nae dongsaeng..” lirihnya. Dongsaeng? “palli bawa jiyeon kerumah sakit, hyung!!” teriak minho pada siwon yang masih terdiam. “e, eoh.” Siwon segera menyuruh anak buahnya membawa jiyeon ke rumah sakit, dan yang lainnya mengamankan seunghyun. Aku dan siwon memapah minho.
3 hari kemudian…
~Author POV~
Mata cantik itu mulai bergerak dan perlahan terbuka, sedikit menyipit untuk menyesuaikan cahaya yang menelusuo masuk ke matanya. “eugh…” erangnya. “jiyeon~aa. Kau sudah sadar.” Pekik minho yang duduk di samping ranjangnya. “eum. Ini..” jiyeon memandang sekeliling. “aku selamat?” tanyanya polos. “uhm.” Minho mengagguk dan tersenyum. “seunghyun oppa, dimana dia?” Tanya jiyeon. “seunghyun? Dia.. eum..” minho menggaruk tengkuknya. “dimana seunghyun oppa, minho~aa.?” Tanya jiyeon lagi. “eu, 3 hari lalu saat tim GoR membawanya ke kantor polisi,, terjadi kecelakaan dan.. seunghyun hyung… meninggal.” Jelas minho. “m, mwo?!” mata indah itu berkaca. “andwae… andwae!!!” tangisnya pun pecah. “seunghyun oppa.” Lirihnya. Dara dan siwon yang baru saja masuk, kaget melihat jiyeon yang sudah sadar dan sekarang menangis. “sepertinya dia sudah tahu.” Ujar siwon.” Eoh.” Kata dara pelan.
————-
~jiyeon POV~
Hari ini aku sudah bisa keluar dari rumah sakit, aku meminta mereka untuk mengantarku ke makam seunghyun oppa. Kuletakkan bunga di atas makam seunghyun oppa. ‘oppa, apa kau sudah tenang disana? Apakah kau merasa lebih baik disana? Wae? Kenapa kau meninggalkanku? Kau satu-satunya keluargaku disini oppa tapi kau malah meninggalkanku seperti eomma dan appa yang meninggalkanku dulu. Tapi jika kau sudah tenang di alam sana, baiklah, aku akan merelakanmu. Saranghae, oppa.’ Batinku.
~dara POV~
Aku meletakan bunga diatas makam seunghyun, namja yang pertama kali membuatku jatuh cinta. ‘seunghyun~aa, aku datang, aku menjengukmu, kau senang? Kuharap begitu. Aku tidak menyangka kau bisa secepat ini pergi meninggalkanku, kau tidak ingat janjimu heoh? Kau akan melindungiku, itu janjimu. Hajiman, gwenchana, aku baik-baik saja di sini. Tenanglah dialam sana, cinta pertamaku.’
————–
~jiyeon POV~
“arrghh.” Erangku saat membersihkan luka di punggunku, luka tembakku belum pulih betul jadi aku masih harus membersihkannya setiap waktu. “kalau begitu caranya mana bisa bersih.” Ujar minho yang tiba-tiba sudah berdiri diambang pintu kamarku, dia berjalan mendekatiku dan menarik kemejaku sehingga sekarang tank top yang ku pakai terlihat jelas. “y, ya! apa yang kau lakukan?!” kataku. “tentu saja membersihkan lukamu.” Sahutnya fokus membersihkan lukaku. “dwaeso. Aku bisa sendiri.” Ujarku. Bukannya aku tidak mau di bantu tapi aku… aku malu kalau begini.. kemejaku di tarik oleh seorang namja yang kini mengobati luka di pundakku, oh no! ku rasa wajahku sudah memerah. “selesai.” Ujarnya. Benar, lukaku sekarang sudah bersih dan sudah di perban rapih. “g, gomawo.” Ujarku menunduk, aish sejak kapan aku jadi malu di depannya begini. “hanya ucapan terima kasih?” tanyanya. “lalu apa lagi?” tanyaku tak mengerti, minho tersenyum evil. Ahh. Aku sudah tahu apa maksudnya ini. “araseo.” Kataku dengan cepat kukecup bibirnya. Minho tersenyum puas namun sedetik kemudian dia meraih daguku dan mencium bibirku, menggulumnya pelan, kubalas ciumannya dengan lembut.
2 tahun kemudian…
~jiyeon POV~
Sekarang aku berada di sebuah kapal pesiar tempat siwon oppa dan dara eonni melangsungkan pernikahan mereka. Dara eonni terlihat cantik dengan gaun putih nya bagitu pun dengan siwon oppa yang terlihat sangat tampan dengan jasnya, pasangan yang sempurna. “haahh,, akhirnya mereka bersama juga.” Ujarku. “eoh, dan kita juga harus menyusul.” Ujar minho menggenggam tanganku. “mwoya? Kita bahkan baru 2 tahun lulus dari SMA.” Sahutku. “wae? Tak ada larangannya kan kalau seorang mahasiswa menikah.” Katanya santai, oh my! Perkataannya berhasil membuat jantungku berdetak cepat. “jiyeon~aa.” Panggilnya. “eum?” aku menoleh dan cup~ kecupan kilat dari minho berhasil membuat pipiku memanas. aku masih terdiam dan minho kembali mencium bibirku, menahan tengkukku, menelusupkan tangan kanannya di sela-sela rambutku, dan melumat bibirku semakin dalam.
The END
Ottae? Gimana endingnya?? Mian kalo kurang memuaskan.. please give your comment, don’t be silent readers ne?