Arsip Tag: 2pm

The Dreamers part 7

The Dreamers part 7

 

Author : choi hee young

Length : chaptered

Genre : mix

Main Cast :

Ji yeon T-ara

Krystal f(x)

IU / lee ji eun

Jinyoung B1A4

Minho shinee

Wooyoung 2PM

Support cast :

Kim soo ro (actor)

Leeteuk SUJU

Taeyeon SNSD

Eunhyuk SUJU

G.dragon BigBang

Eunjung T-ara

Luna f(x)

Gongchan B1A4

 

   ~author POV~

Hari ini adalah hari keberangkatan minho, krystal dan wooyoung kejepang, sekitar jam 6 pagi mereka sudah berangkat dengan pesawat ke jepang.

 

   ~jiyeon POV~

Hari ini minho kejepan bersama krystal, aahhh, sudahlah, aku harus melupakan mereka dan fokus pada tujuanku, fokus jiyeon~aa, fokus. “PARK JIYEOONNNN!” teriak seseorang dengan suara melengking membuatku tersadar dari lamunanku. Omo! itu jieun, dia pasti ingin memarahiku karena kemarin aku mengatakan pada wooyoung kalau dia ingin bertemu, habislah aku. “hehehe.” Aku tertawa garing dan segera berlari menjauhi terkaman jieun. “YA! PARK JIYEON, JANGAN LARI KAU.” Teriaknya dan segera mengejarku. “mianhe jieun~aa.” Ujarku sambil terus berlari. “berhenti kau.” Ujarnya. “mian.” Aku terus berlari sampai BRUKK.

 

   ~author POV~

BRUUKK jiyeon terjatuh saat di kejar jieun namun beruntungnya jiyeon karena dia tidak langsung jatih ke lantai, ne, jiyeon jatuh menimpa seseorang yang tak lain adalah jinyoung. Jiyeon mengangkat kepalanya dan melihat orang yang di timpa olehnya. “omo!” pekik jieun melihat hal itu. Wajah jiyeon seketika berubah menjadi merah. “m,mian.” Ujar jiyeon sambil berdiri. “e, e, y, ya! makanya kalau jalan lihat2.” Jinyoung berusaha menutupi kegugupannya. “eoh, m, mian.” Sahut jiyeon. Teng~ teng~teng~ bel masuk berbunyi menandakan kalau seluruh siswa harus masuk ke kelas dan mengikuti pelajaran. Jiyeon, jinyoung dan jieun pun masuk kedalam kelas, leeteuk seonsaeng, taeyeon seonsaeng, eunhyuk seonsaeng dan G.Dragon seonsaeng masuk ke kelas khusus menemui ketiga anak didik mereka. “selamat pagi anak2” leeteuk mulai berbicara. “pagi seongsaengnim.” Sahut jiyeon, jieun dan jinyoung. “kemarin kalian sudah mengikuti pretest dan kalian juga sudah tahu hasilnya, jujur hasilnya benar2 mengecewakan.” Ujar leeteuk seonsaeng berhasil membuat jieun jiyeon dan jinyoung terdiam. “hajiman, kalian pasti sudah berusaha saat itu hanya kurang optimal saja, kalian sudah lihatkan kelima teman kalian yang berangkat kejepang hari ini, mereka adalah orang2 yang terpilih untuk mengikuti training di jepang sebelum akhirnya di putuskan debut atau tidak, apa kalian ingin seperti mereka? Jika kalian ingin, bangunlah mimpi itu dan berusahalah meraih mimpi kalian, kata2 ini mungkin membosankan, tapi cobalah untuk memahaminya, kejar mimpi kalian, kalian pasti bisa asalkan berusaha, kalian sudah tahukan maksudnya? Kami berempat sebagai duru kalian akan membimbing kalian menggapai mimpi itu, mulai hari ini lakukan semuanya dengan sungguh2, hari ini kita akan memulai langkah untuk menggapai mimpi itu, araseo?!” tegas leeteuk seongsaeng. “ne.” sahut jiyeon, jieun dan jinyoung semangat. Leeteuk seonsaeng dkk tersenyum melihat semangat anak2 didik mereka. “gurae, hari ini kita akan mulai dengan latihan vocal. Ok?” ujar taeyeon seonsaeng semangat. “ok.” Sahut jiyeon, jieun dan jinyoung penuh semangat. Hari hari terus berlalu, jieun, jiyeon dan jinyoung berlatih setiap harinya, mulai dari latihan vocal, menari, hingga memainkan alat music, kang soo ro senang melihat hal itu. Sementara jiyeon, jieun dan jinyoung berlatih keras di korea, di jepang wooyoung, krystal, minho, gongchan dan luna juga di latih. Krystal berusaha sebisa mungkin menjadi yang terbaik, dia benar2 ingin mewujudkan cita2 debutnya, selain krystal, wooyoung juga melakukan hal yang sama sedangkan minho, dia latihan dengan setengah hati, pikiriannya melayang entah kemana, dia sama skali tidak fokus terhadap latihan merekas, luna yang merasa suaranya sudah bagus menjadi angkuh dan jarang mengikuti latihan sedangkan gongchan, dia terlihat biasa saja. Hari terus berlanjut, kemampuan menari dan menyanyi jiyeon, jieun dan jinyoung meningkat drastis, mereka juga semakin dekat dan jarang bertengkar.

 

1 tahun pun berlalu……

 

Hari ini akan di di beritahukan apakah group dari seoul art school bisa di jepang atau tidak. Kahi seonsaeng membuka amplop berisi pemberitahuan tsb, dengan hati2 dia membacanya dan ternyata hasilnya. “kalian tidak akan debut di sini.” Ujar kahi. “mwo?! Jadi kami gagal?!” Tanya krystal tidak percaya. “ne.” sahut kahi. “mana mungkin, aku sudah berusaha sebisaku.” Krystal tidak bisa menerima keputusan itu. “kalian di nilai bukan per individu tapi perkelompok, kalian tidak kompak, itu yang membuat kalian gagal.” Tegas kahi seonsaeng. “lalu? Usaha kami setahun ini gagal?” Tanya wooyoung tak percaya. “ani.” Sahut kahi seonsaeng. “lalu?” Tanya minho bingung. “kalian mungkin bisa mencoba untuk debut di korea, ada sebuah agensi yang baru dibuka, kalian bisa debut di bawah agensi itu, besok kita akan pulang ke korea, kalian tentukan pilihannya, ingin kembali ke korea dan debut di bawah agensi itu atau kembali ke seoul art school tanpa membawa hasil apapun.” Ujar kahi seonsaeng.

 

Keesokan harinya……

 

   ~author POV~

Wooyoung, minho, krystal, gongchan dan luna menginjakan kaki mereka di korea, sebelum mereka ke seoul art school, kahi seonsaeng mengajak mereka pergi menemui kepala agensi, dan merundingkan tentang debut mereka, setelah beberapa lama berunding akhirnya agensi itu mau mengorbitkan mereka sebagai grup. setelah menandatangani kontrak, mereka pun pergi ke seoul art school, di sana mereka sudah di tunggu oleh kepala sekolah yang ingin mengetahui hasil dari usaha mereka selama 1 tahun.

 

@seoul art school

 

   ~krystal POV~

Aku melangkahkan kaki di sekolah yang sudah setahun tidak ku datangi dan mulai hari ini aku akan mulai belajar kembali di sekolah ini, saat aku melewati ruangan kelas khusus aku tidak melihat jiyeon, jieun dan jinyoung, apa mereka sudah belajar di kelas biasa? “jiyeon~aa.” Aku mendengar seseorang memanggil jiyeon dan ternyata itu leeteuk seonsaeng. “apa kau sudah siap untuk besok?” Tanya leeteuk seonsaeng. Besok? Memangnya ada apa? Aku semakin penasaran, akhirnya aku sembunyi dan mendengarkan pembicaraan mereka. “aku akan berusaha seonsaeng.” Sahut jiyeon. “kau pasti bisa. Kau harus bisa menjadikan showcase tahun ini meriah, sesuai rencana, kau dan jinyoung akan duet menyanyikan 2 lagu dan jieun akan solo, kalian di percayakan sebagai penampil utama.” Ujar leeteuk seonsaeng. “ne, seonsaengnim.” Sahut jiyeon. Mwo? Penampil utama di showcase?! Setelah leeteuk seonsaeng pergi, aku mengikuti jiyeon, kulihat dia pergi ke atas panggung, sepertinya mereka sedang gladi, di sana juga ada jinyoung, jieun dan siswa2 lainnya. siswa lainnya berdiri di bawah panggung, jiyeon dan jinyoung berdiri di atas panggung, music mulai di putar, kulihat jiyeon mulai menari bersama, saat intro selesai jiyeon mulai menyanyi begitu pun dengan jinyoung, mereka menari sambil menyanyi, mereka sangat lihai menggerakan tubuh, suaranya, suaranya juga b,b-bagus. Kuakui mereka berubah drastis.

 

   ~minho POV~

Aku sedang berjalan-jalan mengelilingi seoul art school, kulihat krystal sedang berdiri sambil memperhatikan sesuatu, aku menghampirinya dan ternyata dia sedang melihat orang yang sed- “I, itu, jiyeon dan jinyoung?!” ujarku kaget. “minho~aa. Kau di sini? Eoh, itu jiyeon dan jinyoung.” Sahut krystal. Aku melihat jiyeon dan jinyoung begitu lihai menari sambil menyanyi, mereka benar2 berubah. “mereka sedang apa? Mereka seperti sedang gladi.” Ujarku. “eoh, mereka memang sedang gladi untuk showcase besok, karena mereka penampil utama.” Jelas krystal. “penampil utama?” tanyaku lagi. “eoh.” Jiyeon berhasil, ingin sekali aku ucapkan selamat padanya tapi itu tidak mungkin, dia sudah membenciku.

 

   ~wooyoung POV~

Saat aku sedang mencari jinyoung, jieun dan jiyeon aku melewati panggung, mataku langsung tertuju pada dua orang yang sedang menari dan menyanyi di atas panggung, itu jiyeon dan jinyoung. Wahh, mereka keren, tarian mereka bagus suaranya juga, mereka sudah meningkat, setelah mereka selesai aku segera menghampiri mereka. “jinyoung~aa, jiyeon~aa.” Panggilku, mereka menoleh dan terlihat kaget. “omo~ wooyoung~aa.” Pekik jiyeon. “ya! wooyoung~aa.”

 

   ~jieun POV~

Aku sedang gladi bersama jiyeon, jinyoung dan siswa2 lainnya, jiyeon dan jinyoung naik keatas panggung dan mulai bernyanyi dan menari, saat mereka selesai, “jinyoung~aa, jiyeon~aa.” Panggil seseorang, suara itu, itu, itu suara, aku segera menoleh dan BENAR! Itu “omo~ wooyoung~aa.” Pekik jiyeon. “ya! wooyoung~aa.” Panggil jinyoung. Omo! wooyoung telah pulang?! Aih, kenapa dia harus datang di saat seperti ini? di saat aku berkeringat setelah latihan begini, -__- “wahh, lama tidak bertemu.” Ujar jiyeon. “eh, jieun, jieun~aa.” Panggil wooyoung. “e, annyeong.” aku tersenyum, aaahh malu sekali bertemu saat begini. “jieun~aa, kemarilah.” Panggil jiyeon.

 

   ~author POV~

aigoo, kalian keren sekali.” Puji wooyoung pada jiyeon dan jinyoung. “kalian tampil untuk acara apa?” menghampiri mereka bersama minho. “benarkan? Kalian akan menjadi penampil utama di showcase besok.” Kata krystal lagi. Jiyeon hanya diam melihat krystal datang bersama minho. ‘tidak terasa sudah setahun’ batin jiyeon. “jinjjayo? Woah, chukkae.” Seru wooyoung. “gomawo, jieun juga nanti akan tampil, tapi dia solo.” Sahut jiyeon tersenyum menggoda jieun. “chukka jieun~aa.” Kata wooyoung membuat pipi jieun memerah. “jiyeon~aa, aku lapar, kajja, kita ke kantin.” Ajak jinyoung. “nado pegeoppa.” Sahut jiyeon memegang perutnya pertanda bahwa ia juga lapar. “gurae, kajja.” Jinyoung menarik lembut lengan jiyeon, seketika raut wajah minho berubah ‘sedekat itukah mereka sekarang?’ batin minho. “jieun~aa, kau mau ikut?” Tanya jiyeon. “eum, ani, aku belum lapar, kalian duluan saja.” Sahut jieun.

 

Malam harinya @ seoul art school

 

   ~Author POV~

Malam ini suasana di seoul art school tidak sesunyi biasanya karena mulai mala mini sampai showcase selesai para siswa menginap di sekolah, lebih tepatnya siswa yang seangkatan dengan jiyeon dll. Minho sedang berjalan di koridor sekolah yang sepi, para siswa yang menginap sudah berada di dalam kelas yang mereka ubah menjadi ruang tidur.

 

   ~Minho POV~

Aku berjalan di koridor sekolah yang cukup sepi, samar-samar aku mendengar dentuman suara music, kakiku membawaku menuju ruang latihan, disana aku melihat seseorang sdang menari dengan lincah, sepertinya… eoh, itu jiyeon?

 

   ~Jiyeon POV~

ehm.” Saat aku sedang berlatih aku mendengar seseorang berdeham. “minho..” lirihku saat melihat minho berdiri diambang pintu, aku segera mematikan music dan menghampirinya. “sudah malam begini tapi kau masih saja berlatih..” ujarnya saat kami sudah duduk di bangku taman sekolah. “eoh, aku ingin menampilkan yang terbaik di showcase nanti.” Sahutku, aku berusaha untuk bersikap biasa padanya.

 

   ~Author POV~

kau berhasil jiyeon~aa.” Ujar minho. “ne?” Tanya jiyeon tak mengerti, minho tersenyum. “saat aku kejepang aku sangat takut kalau kau tidak akan bisa bertahan disini, tapi ternyata aku salah, kau mampu bertahan dan berhasil menunjukan pada orang-orang yang mencibirmu, kalau kau bisa.” Kata minho menatap lurus kedepan. “awalnya aku juga berpikir seperti itu, tapi saat aku mengingatmu yang telah berada beberapa tingkat diatasku, aku tersadar kalau aku juga tidak boleh diam di tempat, gomawoyo.” Terang jiyeon. “mwo?” minho tak mengerti kenapa jiyeon berterima kasih padanya. “lupakan, hehe.” Kata jiyeon tertawa renyah dan kembali menatap lurus kedepan. “jiyeon~aa.” Panggil minho. “uhm.” Sahut jiyeon tanpa menoleh. “saranghae~” ujar minho menatap jiyeon yang masih menatap lurus kedepan. “ne?” jiyeon menoleh dan cup~ minho mengecup bibir mungil jiyeon membuat yeoja itu membulatkan matanya. ‘aku… kenapa?? Kenapa aku tidak merasakan getaran apapun?’ batin jiyeon saat minho telah melepaskan ciuman singkatnya. Jiyeon menunduk, dia tak merasakan apapun saat minho menciumnya tadi. Minho menatap jiyeon yang masih menunduk dan tersenyum. “sekarang aku sudah tahu.” Ujar minho. “aku sudah tahu isi hatimu yang sebenarnya, gwenchana~ aku tidak akan memaksamu.” Lanjutnya, jiyeon menoleh. “mianhe.” Lirih jiyeon sangat pelan, minho tersenyum tenang “gwenchana~ masuklah, udara malam tidak baik.” Ujarnya menepuk pundak jiyeon dan pergi meninggalkan jiyeon yang masih terdiam. “tak ada getaran apapun..” gumam jiyeon memegang dada sebelah kirinya. ‘apa aku sudah tidak menyukainya lagi?’ batin jiyeon kembali bertanya-tanya. Ternyata sedari tadi jinyoung dan krystal melihat kejadian itu dari dua tempat yang berbeda, jinyoung melihatnya dari jarak yang cukup jauh sedangkan krystal melihatnya dari tempat yang terbilang dekat karena dia dapat mendengarkan pembicaraan jiyeon dan minho.

 

   ~Jinyoung POV~

Minho mencium jiyeon?! Sakit, kesal dan tidak terima, tanganku mengepal melihat hal itu, hatiku serasa dicabik-cabik, ku akui aku mulai menyukai jiyeon, ani aku sudah menyukainya, satu tahun bersamanya, berjuang bersama, menghabiskan waktu bersama, melihatnya berkeringat saat latihan bersamaku, melihatnya tertawa lepas membuatku jatuh cinta padanya, tapi sekarang, dia malah berciuman dengan minho dan aku tahu pasti kalau jiyeon menyukai minho. Betapa bodohnya aku berharap dia bisa mencintaiku seperti dia mencintai minho yang sekarang telah kembali dan membawa jiyeon pergi dariku.

 

   ~Krystal POV~

saranghae~” ujar minho pada jiyeon. Sakit, sangat sakit rasanya mendengar minho mengatakan itu pada jiyeon, tes~ aku tak dapat membendung air mataku. “ne?” Tanya jiyeon dan… minho mencium jiyeon singkat, air mataku semakin deras membasahi wajahku, aku menutup mulutku dengan kedua tanganku agar suara tangisanku tidak terdengar. Jiyeon menunduk. “sekarang aku sudah tahu.” Ujar minho. “aku sudah tahu isi hatimu yang sebenarnya, gwenchana~ aku tidak akan memaksamu.” Lanjutnya, jiyeon menoleh. “mianhe.” Lirih jiyeon sangat pelan, minho tersenyum tenang “gwenchana~ masuklah, udara malam tidak baik.” Ujarnya menepuk pundak jiyeon dan pergi meninggalkan jiyeon. ‘apa jiyeon sudah tidak menyukai minho? Bukankah dulu dia…’ aku tak habis pikir dengan jiyeon, benarkah dia sudah tidak menyukai minho? Minho~aa, tidak bisakah kau melihatku yang mencintaimu dari dulu dan sampai sekarang perasaanku padamu itu tak berkurang sedikitpun.

 

TBC

The Dreamers part 6

The Dreamers part 6

 

 

Author : choi hee young

Length : chaptered

Genre : mix

Main Cast:

Ji yeon T-ara

Krystal f(x)

IU / lee ji eun

Jinyoung B1A4

Minho shinee

Wooyoung 2PM

Support cast:

Kim soo ro (actor)

Leeteuk SUJU

Eunjung T-ara

Luna f(x)

Gongchan B1A4

 

~author POV~

Jieun turun dari panggung dengan menunduk, terang saja nilai 82 membuatnya drop seketika. ‘ada apa dengan jieun? Kenapa bisa menyanyi seburuk itu? Padahal saat latihan semalam, dia menyanyi dengan sangat baik..’ pikir wooyoung. ‘bagus, jinyoung dan jieun menyanyi dengan buruk, sekarang tinggal jiyeon satu-satunya harapan dri kelas khusus, tapi aku tidak akan membuarkannya menyanyi dengan baik.’ Batin krystal. “peserta terakhir, park jiyeon.” Panggil kahi. ‘ini dia waktunya, membuat jiyeon bernasib sama seperti teman2 nya di kelas khusus.’ Batin krystal, dia segera duduk di samping minho saat jiyeon mulai naik ke atas panggung.

 

~jiyeon POV~
“peserta terakhir, park jiyeon.” Namaku di panggil kahi seonsaeng. Glek! Aku menelan ludahku, aku harapan terakhir kelas khusus, jika aku gagal maka kelas khusus akan semakin di pandang rendah. Aku melangkah naik ke atas panggung, intro dari langunya mulai di mainkan, aku mengangkat wajahku menatap seluruh siswa di aula ini dan great! Sebuah pemandangan yang berhasil membuat moodku tambah down, krystal dan minho, mereka terlihat sangat dekat bahkan krystal berbisik di telinga minho, oh god, kenapa aku harus melihat pemandangan ini di saat yang tidak tepat?! Lupakan hal itu park jiyeon. Aku mulai menyanyi dan mengalihkan pandanganku dari minho dan krystal namun aku kembali menatap mereka, hatiku benar2 sakit melihat mereka, rasanya ingin sekali aku menangis tapi aku harus menanhannya, aku tidak mungkin menangis sekarang, aku berusaha sekeras mungkin menahan air mataku dan hal itu membuat suaraku bergetar dan tidak dapat di pungkiri lagi nyanyianku menjadi kacau balau sekacau hatiku. Setelah selesai menyanyi aku segera turun dari panggung dan berlari keluar aula, aku tidak dapat menahan air mataku, rasanya hatiku sangat sakit dan dadaku terasa sesak.

 

~jinyoung POV~

Setelah selesai menyanyi jiyeon segera berlari keluar aula, sekilas aku melihatnya mengusap pipinya, dia menangis, aku segera mengejarnya ke atap sekolah, dia berhenti, bahunya bergetar, aku mendekatinya, memegang bahunya dan membalikkan badannya menghadap ke arahku, sebelum mendekapnya. “menangislah jika itu membuatmu tenang.” Ujarku mengusap rambutnya, aku tahu dia menangis karena minho, aku tahu rasa sakit yang dia rasakan sekarang.

 

~minho POV~

Setelah selesai menyanyi jiyeon segera turun dari pangggung dan berlalri ke luar aula, ada apa dengannya. Aku melihat jinyoung mengejar jiyeon, sebenarnya ada apa? Tak lama setelah jiyeon dan jinyoung keluar aula aku putuskan untuk mengikuti mereka dan ternyat mereka keatap sekolah, aku cukup tertinggal jauh saat mengejar mereka dengan nafas ngosngosan aku berhenti di balik pintu atap sekolah dan mataku membelalak nafasku terasa semakin sesak melihat pemandangan di hadapanku sekarang, jinyoung dan jiyeon berpelukan?! Sakit, sangat sakit melihatnya, cukup, aku tidak tahan melihat ini, aku segera berbalik untuk kembali ke aula namun “krystal?!” seruku pelan saat mendapati krystal yang sekarang tengah berdiri di hadapanku. “pengumuman hasil pre test dan pengumuman kelas persiapan debut kita akan segera diumumkan.” Ujar krystal pelan sebelum dia berjalan mendahuluiku. Aku pun segera kembali ke aula.

 

~krystal POV~

Aku tahu kalau kau cemburu minho~aa, asal kau tahu hatiku sangat sakit melihat kau cemburu seperti itu.

 

~author POV~

Jiyeon masih menangis di pelukan jinyoung, tak lama tangisnnya mulai reda dan berhenti. “gomawo jinyoung~aa” ujar jiyeon melepas pelukannya. “gwenchana, asal kau bisa keringkan kemejaku yang basah karena air matamu saja.” Sahut jinyoung tersenyum evil. “ne? omo! mian.” Seru jiyeon. “sudahlah, kajja, hasil pre test akan segera di umumkan.” Jinyoung tersenyum tulus dan menggenggam tangan jiyeon menuju aula, mereka pun masuk ke dalam aula dengan jinyoung yang masih menggenggam tangan jiyeon, minho melihat hal itu ‘mereka sebenarnya ada hubungan apa?’ minho bertanya-tanya dalam hati sambil terus memperhatikan jiyeon dan jinyoung, tanpa minho sadari, krystal juga memperhatikannya dengan sedih ‘terlihat jelas minho cemburu, dia menyukai jiyeon. Apa aku sudah tidak memiliki kesempatan lagi?’ batin krystal. “baiklah anak-anak, setelah tadi kalian melakukan pretest, sekarang kalian bisa melihat hasilnya.” Ujar kahi seonsaeng dari atas panggung sambil menampilkan nilai pre test para siswa di layar besar di atas panggung agar semua bisa melihat hasilnya. Jieun menutup matanya dengan kedua tangannya. “aa.. aku tidak sanggup melihat nilaiku.” Serunya. “tenanglah, inikan baru pre test.” Ujar wooyoung yang tiba-tiba sudah duduk di samping jieun. “ne? tapi sepertinya ini akan sangat berdampak bagiku, jiyeon dan jinyoung.” Jieun membuang nafas berat dan berusaha menatap kea rah layar besar di atas panggung untuk melihat nilainya, matanya membelalak melihat 3 nama yang berada di 3 posisi akhir, ne, itu namanya, jinyoung dan jiyeon. “seperti dugaanku.” Ujar jinyoung setelah melihat nilainya. “eoh, dan seperti dugaanku juga, krystal berada di posisi pertama.” Timpal jiyeon. “dan itu berarti kita akan lebih lama lagi di kelas khusus.” Lanjut jieun, mereka bertiga menghembuskan nafas berat.

 

—————

 

~jiyeon POV~

Aku melangkah gontai menuju kamarku, kepalaku masih di penuhi kejadian tadi siang, aish, menyebalkan, gara2 krystal dan minho aku tidak dapat menyanyi dengan baik tadi, dan gara2 itu waktuku berada di kelas khusus di perpanjang dan tentu saja hal itu berpengaruh pada ji eun dan jinyoung. Aisshhh, kenapa mereka harus ada saat aku menyanyi dan kenapa mereka harus sedekat itu, aaaaaaaaaaahhhhh, benar2 menyebalkan. Changkaman, apa jangan2 ini memang rencana krystal? Ani, aku tidak boleh berprasangka buruk. Minho benar2 membuatku kesal. Andwae! Aku tidak boleh begini, aku harus tunjukan kalau aku bisa, tapi bagaimana?! Aku benar2 menyuk-, omo, apa yang ku pikirkan?! Lupakan, lupakan minho, kau harus bisa park jiyeon. Aish! Dasar namja menyebalkan. Sudahlah, lebih baik aku tidur. -___-

 

Keesokan harinya……

 

~author POV~

Seperti biasanya, jiyeon sedang bersiap-siap pergi ke sekolah. “jiyeon~aa, temanmu menunggu di luar.” Teriak eunjung dari luar kamar. “chingu? Nugu?” gumam jiyeon. “YA! park jiyeon!” tertiak eunjung lagi karena kesal jiyeon tidak menyahut. “ne, ne, aku akan kesana.” Sahut jiyeon. Tak lama jiyeon keluar dari kamarnya dengan pakain yang sudah rapih. “eonni, memangnya siapa yang menungguku?” Tanya jiyeon penasaran. “molla, katanya dia chingumu.” Eunjung mengakat bahunya. “gurae, aku pergi kesekolah dulu.” Pamit jiyeon. “kau tidak sarapan dulu?” Tanya eunjung. “aniyo, nanti aku sarapan di sekolah saja. Annyeong.” jiyeon melambai pada eunjung dan keluar rumah menemui chingunya yang ternyata adalah…… “lee jieun?!” jiyeon kaget melihat jieun yang sedang berdiri di depan rumahnya sementara orang yang di panggil hanya nyengir kuda (?) “kau tahu dari mana rumahku?” Tanya jiyeon heran. “dari minho, hehehe, kajja.” Sahut jieun menarik jiyeon masuk ke mobilnya. “minho? Dia yang memberitahukan rumahku padamu?” jiyeon memastikan. “eoh.” Jieun mengangguk mantap. “kupikir dia sudah lupa denganku.” Gumam jiyeon dengan tampang tak percaya. “kau siap?” Tanya jieun. “meo? Siap? Siap apa?” jiyeon balik bertanya. “siap kesekolah, pabbo.” Kesal jieun. “kajja.” Seru jieun menancap gas menuju seoul art school dengan kecapatan di atas rata2. “ya! pelankan sedikit, kau bisa membuat jantungku copot.” Pekik jiyeon. “hahahaha.” Jieun hanya tertawa puas.

 

15 menit kemudian…

 

@seoul art school

 

~author POV~

Ckiiitttt. Sebuah mobil berhenti tepat di halaman parkir, mobil yang tak lain adalah milik jieun. “ya! lee jieun! Kau mau membuatku jantungan heoh?” omel jiyeon. “hahahahaha, aku hanya ingin main2 kok.” Sahut jieun denan tampang polos. “mwo?! Main2?!” jiyeon membulatkan matanya. “hehe, mian.” Jieun munjukan aegyo nya. “ish, jinjja.” Gerutu jiyeon. Mereka berdua pun turun dari mobil dan masuk kedalam gedung seoul art school yang megah. “jieun~aa, jiyeon~aa.” Panggil seseorang dai belakang. “annyeong jinyoung~aa, wooyoung~aa.” Sapa jieun dan jiyeon saat melihat orang yang memanggil mereka. Dari kejauhan mereka berempat melihat segerombolan siswa berkumpul di depan monitor. “ada pengumuman apa?” gumam jiyeon. “kajja, kita lihat.” Ajak jieun. Mereka berempat pun menghampiri monitor pengumuman tsb, dilayar tersebut tertulis –Siswa yang akan mengikuti training sebelum debut- “aih, itu namamu wooyoung.” Pekik jiyeon. “jeongmalyo?” Tanya wooyoung melihat kearah layar. “benar itu namaku.” Ujar wooyoung. “krystal dan minho juga masuk daftar ya.” kata jieun, jiyeon pun melihat kearah nama krystal dan minho. “perhatian-perhatian, kepada siswa-siswa yang namanya termasuk dalam daftar yang akan mengikuti training di harap segera menuju keruangan kepala sekolah. Terima kasih.” Terdengar suara dari speaker. “aku pergi dulu ya.” ujar wooyoung. “eoh.” Sahut jiyeon, jieun dan jinyoung.

 

@ruang kepala sekolah

 

~author POV~

Semua siswa yang akan mengikuti training telah berkumpul. “baiklah, langsung saja. Kalian berlima telah terpilih untuk mengikuti training dijepang selama 1 tahun sebelum debut, jadi berhasil tidaknya kalian debut tergantung pda diri kalian sendiri, jika kalian bisa menjalani training dengan baik dan sesuai keinginan agensi maka kalian akan debut tapi jika tidak, maka kalian harus merelakan impian debut, araseo?” jelas kahi seonsaeng. “ne.” sahut wooyoung, krystal, minho, gongchan dan luna. “kalian akan berangkat kejepang besok, pulanglah dan persiapkan diri kalian.” Ujar kahi seonsaeng. “ne.” mereka berlima pun bubar.

 

~minho POV~

Besok aku akan berangkat ke jepang, rasanya ingin sekali aku menghabiskan waktuku dengan jiyeon hari ini. I, itu bukankah itu jiyeon? Aku melihat kearah yeoja yang sedang berjalan kearahku, apa dia mau menemuiku? Jiyeon semakin dekat, saat aku hendak tersenyum padanya “wooyoung~aa.” Panggilnya sambil tersenyum dan melambaikan tangan. Aish, kupikir dia ingin menemuiku, jiyeon berjalan melewatiku begitu saja tanpa tersenyum, ku lihat dia menghampiri wooyoung dan mengobrol akrab. Dia benar2 sudah membenciku.

 

~jiyeon POV~

Saat aku melewati ruang kepala sekolah ku lihat siswa2 yang berkumpul tadi sudah bubar, kulihat minho sedang berdiri di depan wooyoung. Aku berjalan mendekat. “wooyoung~aa.” Aku memanggil wooyoung, aku berjalan kearah minho, saat berada tepat di depannya aku bahkan tidak tersenyum padanya dan melewatinya begitu saja, lalu menghampiri wooyoung. “waeyo?” Tanya wooyoung. Aih, aku harus jawab apa? Aku kan memang tidak ada niat bertemu wooyoung, aku hanya ingin membuktikan pada minho kalau aku benar2 tidak membutuhkannya lagi dan sangat membencinya. “aniyo, tadi jieun mencarimu, katanya ada yang ingin dia katakan padamu, kebetulan aku lewat sini jadi sekalian saja ku beritahu kau. Hehehe.” Ujarku tertawa. Mian jieun~aa kujadikan kau korban hahaha. “jinjjayo?” Tanya wooyoung. “eoh.” Aku mengangguk mantap. “wooyoung~aa.” Panggil seseorang dan kurasa itu adalah “jinyoung~aa, wae?” sahut wooyoung. Benarkan itu jinyoung.

 

~author POV~

jinyoung~aa, wae?” sahut wooyoung. “aku lapar, kajja kita kekantin.” Ajak jinyoung. “eh, jiyeon~aa, kau di sini juga?” Tanya jinyoung heran. “wae? Memangnya tidak boleh kalau aku kemari?” sahut jiyeon. “ish, aku kan hanya bertanya.” Ujar jinyoung. “sudahlah tidak usah bertengkar. Jiyeon~aa, kau sudah sarapan?” Tanya wooyoung dan dibalas gelengan oleh jiyeon. “kajja, kita sarapan bertiga saja.” Ajak wooyoung. Setelah sampai di kantin mereka pun memesan makanan. “aih! Jiyeon~aa, tadi kau bilang jieun mencariku kan?” Tanya wooyoung saat mereka sedang menyantap makanan. “uhu, uhuk.” Jiyeon tersedak mendengarnya, karena waktu itu jiyeon hanya berbohong. “gwenchanayo?” Tanya jinyoung dan wooyoung. “uhuk, uhuk.” Jiyeon masih terbatuk. “igeo, minumlah.” Jinyoung menyodorkan minuman pada jiyeon yang dengan cepat diminum oleh jiyeon. “gwencana.” Sahut jiyeon. “jadi, sekarang jieun dimana?” Tanya wooyoung. “ne?” jiyeon kebingungan. “dia, dia mungkin ada di kelas.” Sahut jiyeon. “gurae, aku kesana dulu. Kalian makan berdua saja ya.” wooyoung pun meninggalkan jiyeon dan jinyoung berdua. Tak lama setelah wooyoung keluar dari kantin minho dan krystal masuk ke kantin, mata bulat minho tertuju pada satu arah yang tak lain adalah jiyeon dan jinyoung yang sedang makan berdua. ‘bahkan sekarang dia sudah sangat dekat dengan jinyoung.’ Batin minho, krystal yang menyadari kalau minho sedang cemburu dengan jiyeon segera mengalihkan pandangan minho. “minho~aa, sebaiknya kita pulang sekarang saja, kita harus menyiapkan segala sesuatu untuk kejepang.” Ajak krystal dan menggandeng minho keluar kantin. Sementara itu, wooyoung menghampiri jieun di kelas. “jieun~aa.” Panggil wooyoung, jieun yang tengah bermain gitar segera menghentikannya. “ne.” sahutnya. “tadi kau mencariku ya?” Tanya wooyoung. “ne?” jieun memastikan pertanyaan wooyoung. “eoh, tadi jiyeon bilang kalau kau mencariku dan ingin mengatakan sesuatu padaku, apa yang ingin kau katakan?” Tanya wooyoung. “n, naega?” jieun kebingungan. “eoh, kau, jiyeon yang mengatakannya.” Sahut wooyoung. ‘aish, jiyeon!!! Dia membuatku malu saja, dia pasti mau mengerjaiku, ani, aku tidak boleh masuk jebakannya dan maulu di depan wooyoung.’ Batin jieun. “eum, aku, aku hanya ingin bilang selamat karena kau terpilih untuk mengikuti training sebelum debut.” Ucap jieun. “ne, gomawo..” sahut wooyoung tidak bersemangat. “wae? Kenapa kau lesu begitu?” Tanya jieun. “kau tahu, training nya itu di jepang selama 1 tahun.”

mwo? Jepang? 1 tahun?” pekik jieun. ‘itu berarti aku tidak akan bisa melihat wooyoung selama setahun?!’ jieun berusaha meyakinkan dirinya.

eoh, aku akan training di jepang selama setahun.”

TBC

annyeong, annyeonggggggggg, author balik lagi nih, readers pada kangen ngakkk?? (readers : kagaaaakkkkk) hehehe 😀 nih author udah usahain buat posting the dreamers di tengah kesibukan persiapam ujiammya author #plakk *sok sibuk lo thor*
ok, silahkan di komen yah, mau like juga ga papa.. 😀

 

The Dreamers part 5

The Dreamers part 5

 

Author : choi hee young

Length : chaptered

Genre : mix

Main Cast:

Ji yeon T-ara

Krystal f(x)

IU / lee ji eun

Jinyoung B1A4

Minho shinee

Wooyoung 2PM

Support cast:

Kim soo ro (actor)

Leeteuk SUJU

Taeyeon SNSD

Kahi after school

Eunhyuk SUJU

G.dragon BigBang

Seohyun SNSD

Eunjung T-ara

Luna f(x)

Gongchan B1A4

 

~author POV~

gurae, hwaiting!” seru ji yeon mengepalkan kedua tangannya. Malam pun tiba……

Di tempat yang berbeda-beda, ji yeon, jinyoung, ji eun, krystal, minho dan wooyoung sedang memikirkan satu hal yang sama, yaitu pretest yang akan di laksanankan besok.

 

~krystal POV~

Pokoknya di pretest besok, aku harus mendapatkan nilai yang bagus kalau tidak, kahi seonsaeng akan menggantikan posisiku dengan orang lain dan itu berarti aku tidak akan bisa debut, lagi pula aku harus membuktikan pada minho kalau aku lebih baik dari ji yeon. pokoknya apapun yang terjadi aku harus menjadi yang terbaik, aku akan melakukan apapun untuk mendapatkan posisi 3 besar, harus!

 

~wooyoung POV~

Oh my! Besok akan ada pretest tanpa ada waktu latihan, apa bisa? Ani, ini tidak mungkin, mana mungkin aku bisa mendapatkan nilai bagus di pretest nanti kalau aku tidak latihan?! Tapi waktunya kan hanya malam ini, apa sempat kalau aku latihan?

 

~minho POV~

Besok akan diadakan pretest tanpa latihan apapun, apa aku bisa? Waktunya hanya malam ini, apa bisa tampil tanpa latihan? Aigoo! Di saat seperti ini, sosok ji yeon sangat ku butuhkan, sosok yang menyemangatiku, yang membuat semuanya menjadi lebih mudah dan bersemangat. Ani, aku tidak boleh berlama-lama seperti ini, ini hanya membuang-buang waktu, sekarang yang harus ku lakukan adalah latihan, ne, walau waktunya hanya sedikit, setidaknya aku sudah latihan.

 

~ji eun POV~

Omona~ besok pretest dan aku belum latihan sama sekali, waktunya tinggal malam ini, ottokhe?? Kalau begini pasti besok aku akan mendapat nilai rendah pada pretest, ish, dasar ji eun pabbo! Sedangkan sudah berlatih saja, aku masih tidak yakin akan mendapakan nilai bagus, apalagi tidak latihan. Apa aku latihan sekarang saja ya?

 

~jinyoung POV~

Aish! Sampai saat ini aku tak habis pikir dengan keputusan sekolah untuk mengadakan pretest tanpa latihan, apa-apaan itu?! Ish! Kalau pun latihan, waktunya hanya malam ini, bagaiman bisa? Ani, aku tidak boleh pesimis, ne, aku harus semangat seperti ji yeon yang sangat bersemangat, kalau di ingat-ingat, yeoja itu hebat juga ya, biar pun sudah di pandang rendah oleh krystal dll, dia tetap semangat mengikuti pretest besok, daia membuatku menjadi semangat mengikuti pretest, aku jadi ingin latihan dengannya. Gurae, ku ajak dia latihan di sekolah malam ini. segera ku sms ji yeon.

 

~ji yeon POV~

Pretest, pretest, pretest, kata itu terngiang terus di telingaku. Pokoknya aku harus bisa mendapat nilai bagus di pretest itu, tapi bagaimana bisa? Saat menyanyi saja aku sering di kritik leeteuk seonsaeng, huuuhh.. ani, pokoknya harus bisa. Drrrttt.. 1 message

 

From : jinyoung

 

kau masih ingatkan perjanjianmu denganku? Hari ini dan besok kau adalah pelayanku, sekarang ku perintahkan kau untuk datang ke sekolah malam ini.

 

mwo?? Ish, seenaknya memerintah.

 

To : jinyoung

 

Mwo?? Untuk apa? Ini sudah malam, kau mau apa menyuruhku datang ke sekolah?

 

Drrrttt

 

From : jinyoung

 

Aku mau latihan, dan kau harus menemaniku latihan. Ini perintah, palli, aku sudah dalam perjalanan ke sekolah.

 

Ish!! Aku segera mengambil jaket dan pergi kesekolah.

 

————-

 

~author POV~

Ckiit.. sebuah taksi berhenti di depan seoul art school, seorang yeoja turun dari taksi itu sambil membawa gitar, yeoja yang tak lain adalah ji eun, ne, dia berniat untuk latihan di sekolah, dengan cepat ji eun masuk ke dalam sekolah dan memasuki ruang music. Tak lama setelah ji eun sampai, wooyoung juga datang ke sekolah untuk latihan dan 5 menit kemudian jinyoung sampai di sekolah dan menunggu ji yeon di depan sekolah, sementara ji eun sedang berlatih di ruang music dan mulai melantunkan lagu di iringi gitar akustiknya, wooyoung yang sedang berjalan di koridor mendengar nyanyian ji eun yang merdu di tengah malam yang sunyi, mengintip ke ruang music, matanya hampir tak berkedip menatap ji eun yang masih menyanyi sambil memetik gitar, wooyoung memandang ji eun dengan pandangan yang sulit di artikan. Sementara itu di luar sekolah sebuah taksi berhenti di depan sekolah, ji yeon keluar dari taksi dengan tergesa-gesa. “ya! kau kenapa seenaknya memerintah sih?! Huuh!” omel ji yeon pada jinyoung yang menanggapinya dengan gaya santainya. “kajja, kita tidak punya banyak waktu untuk latihan.” Jinyoung menarik tangan ji yeon masuk ke dalam sekolah menuju ruang latihan, ternyata hal itu di lihat oleh minho yang juga hendak ke sekolah, minho menatap nanar ke arah jinyoung yang menggenggam tangan ji yeon masuk ke dalam sekolah, minho membuang nafas berat “apa aku tak ada artinya?” lirihnya. Di koridor wooyoung masih asik memperhatikan ji eun yang sedang menyanyi sampai dia mendengar suara ji yeon dan jinyoung yang sedang mengobrol dari kejauhan, wooyoung pun segera pergi dari depan pintu ruang music, ji eun yang mendengar derap langkah berhenti bernyanyi berbeda dengan ji yeon dan jinyoung yang masih asik berdebat, mereka tak mendengar derap langkah wooyoung yang sekarang di tambah dengan derap langkah ji eun yang mencari-cari asal suara derap langkah yang ia dengar dan akhirnya ji eun memutuskan keluar sekolah, sementara jinyoung dan ji yeon sudah masuk ruang music untuk latihan.

 

~ji eun POV~

Setelah mendengar suara derap langkah, aku merasa sedikit merinding, akhirnya ku memutuskan untuk keluar sekolah namun saat aku di luar sekolah aku melihat seorang namja bersender di depan tembok sekolah, itu minho ya? aku mendekat mencoba memastikan namun, “ji eun…” panggil seseorang yang suaranya sangat ku kenal dan mampu membuat wajahku merona, aku berbalik dan, matta! Wooyoung memanggilku, tapi kenapa dia bisa ada di sini? “eh, kau… kenapa ada di sini?” tanyaku. “kau sendiri sedang apa di sini? Sampais bawa gitar begitu.” Ujarnya. “ne? aku… aku hanya..”

kau bisa main gitar ya?”

ne? ah, ne, hanya tau sedikit kok.”

woaw, bisa iringi aku menyanyi?” tawarnya, mwo? Omo~ wajahku, wajahku pasti sudah memerah, ottokhe?? “ji eun~aa” tangan wooyoung mondar mandir di depan wajahku. “waeyo? Kau tidak mau ya? gurae.” Lanjutnya hendak pergi. “changkaman, aku mau.” Sahutku mencegahnya pergi. “jeongmal?” tanyanya memastikan. “euhm.” Aku mengangguk pasti. “kajja, kita ke tempat lain, aku sedikit merinding di sini.” Ajaknya. Omo! benarkan perasaanku, wooyoung saja bisa merasakan hawa lain di sini, aku jadi makin takut. “ne, kajja.” Segera ku iyakan ajakan wooyoung.

 

~author POV~

Ji eun dan wooyoung pun berjalan keluar dari sekolah dan berhenti di sebuah jembatan yang di penuhi lampu berwarna warni yang indah. “yeoppo..” gumam ji eun. “euhm, ayo, mulai mainkan gitarnya dan iringi aki menyanyi.” Ujar wooyoung. “ne.” sahut ji eun. Sementara itu minho masih menunggu ji yeon di luar sekolah sedangkan ji yeon sendiri masih asik berlatih bersama jinyoung, mereka tertawa dan bercanda bersama sampai saat lampu di sekolah padam membuat ji yeon berteriak dan spontan memeluk jinyoung yang ada di sebelahnya. Di luar sekolah minho yang melihat lampu sekolah padam segera berlari ke dalam sekolah. “gawat. Ji yeon kan takut gelap.” Batinnya terus berlari menuju ruang music namun saat minho sudah berdiri tepat di depan jendela ruang music tiba-tiba lampu menyala dan dia melihat sebuah pemandangan yang cukup membuat dadanya sesak, ji yeon sedang berpelukan dengan jinyoung.

 

~minho POV~

Mataku tak berkedip sedetikpun melihat ji yeon yang sedang berpelukan dengan jinyoung, hatiku sakit melihatnya. Rasanya ingin sekali aku masuk dan melepaskan pelukan mereka berdua, tapi siapa aku? Aku tak ada hak untuk melakukannya, aku bahkan sudah tak di anggap sahabat lagi oleh ji yeon dan semua itu salahku. Ini semua akibat kesalahan bodoh yang ku perbuat. Aku pergi meninggalkan tempat itu dengan hati panas, ku nyalakan motor sportku dan ku lajukan dengan kecepatan tinggi. ‘kenapa kau lakukan ini ji yeon~aa?!!!’ argghhhhhh!!

 

~author POV~

Brrrrrrmmmmmm, minho menarik gas motornya masih dengan hati panas. Sementara itu, di ruang music, ji yeon yang masih memeluk jinyoung spontan sadar dan segera melepas pelukannya dengan wajah memerah. Ji yeon mengalihkan pandangannya ke arah lain sembari menggigit bibir bawahnya menahan malu. “s, sebaiknya, aku pulang saja. Annyeong.” pamit ji yeon berlari ke luar gedung sekolah. Sedangkan jinyoung masih diam, dia masih bergelut dengan pikirannya sendiri. ‘ada apa denganku?! Jantungku..’ batinnya memegang dada sebelah kirinya.

 

————-

 

~Author POV~

KRINGG!! Suara alarm yang nyaring menusuk telinga ji yeon yang masih terlelap dalam tidurnya, dengan cepat tangan mulusnya meraih jam waker berwarna pink itu dan mematikannya, namun semenit kemudian dia membuka matanya lebar2 dan mengerjap-ngerjapkannya lalu menoleh kea rah jam wakernya. “omo! hari ini pre test! Ish! Pabbo, seharusnya aku bangun sejak tadi.” Gerutunya berlari ke kamar mandi.

 

—————-

 

@ jinyoung house

 

~author POV~

TOK! TOK! TOK! Wooyoung dengan gemas mengetuk-ngetuk pintu kamar jinyoung, sementara di dalam kamar jinyoung hanya santai memakai jas almamaternya dan keluar kamar setelah merapihkan pakaiannya. “kau kenapa sih? Ribut sekali.” Ujar jinyoung pada wooyoung yang sudah menatapnya gemas. “ya! kita akan terlambat ikut pre test pabbo! Palli, kajja!” wooyoung menarik jinyoung ke luar rumah.

 

—————–

 

@ ji eun house

 

~author POV~

Yeoja manis berdiri di depan cermin memperhatikan penampilannya semenit kemudian dia melirik ke arah jam dinding. “OMO! sudah jam 7! Ish!!” pekik yeoja bername tag lee ji eun itu.

 

————-

 

~author POV~

Krystal sedang menunggu bus untuk ke sekolah, minho yang hendak ke seoul art school kebetulan lewat di halte tempat krystal menunggu bus. “minho~aa” panggil krystal membuat namja bermata belo itu menghentikan motornya dan menoleh ke arah suara, krystal pun melambai dan menghampiri minho. “annyeong.” sapa krystal. “eoh, annyeong. kau sedang menunggu bus?” Tanya minho. “ne, tapi sepertinya bus nya akan lama, aku bisa pergi denganmu ke sekolah?” Tanya krystal. “ne? eoh, kajja.” Minho menyalakan motornya, krystal naik ke motor sport minho dan mereka pun melaju ke seoul art school.

 

Sementara itu @ seoul art school……

 

3 mobil berhenti di depan seoul art school, dari mobil berwarna pink keluar seorang yeoja cantik bername tag park jiyeon. “pulang sekolah nanti aku tidak usah di jemput.” Ujarnya pada supir yang mengendarai mobil tsb sementara itu dari mobil sedan Volvo keluar seorang yeoja manis yang rambutnya di kucir 2 “sebentar aku tidak perlu di jemput.” Ucapnya pada supirnya. “ji eun~aa” panggil jiyeon padanya. Sementara jiyeon dan ji eun bersapa ria mobil sport berwarna hitam melewati mereka dan berhenti di parkiran sejenak kemudian turun 2 orang namja. “jinyoung~aa, wooyoung~aa.” Ji eun melambai pada mereka berdua, jinyoung dan wooyoung pun menghampiri ji eun dan jiyeon. Jiyeon yang masih teringat kejadian semalam tiba-tiba merasakan ada yang aneh dengan dirinya saat menatap jinyoung tak berbeda dengan ji yeon, ternyata jinyoung juga merasakan hal yang sama, dan sekarang keduanya tepat berhadapan “a, annyeong~” sapa jiyeon sedikit kaku “eoh, annyeong.” jinyoung balik menyapa sembari menyembunyikan hal aneh yang tengah bergelut di hati dan pikirannya. Tak lama minho masuk ke pekarangan seoul art school dengan motor sportnya bersama krystal yang membonceng di belakangnya, ji yeon menatap ke arah minho yang membonceng krystal ‘jadi minho benar2 menyukai krystal?’ batin ji yeon kecewa dan segera mengalihkan pandangannya ke arah lain sebelum air matanya menetes sementara krystal menarik ujung bibirnya sehingga membentuk senyuman. Ji eun yang sadar kalau ji yeon sedang kesal, segera mengalihkan perhatian. “apa kalian sudah siapkan diri untuk pre test?” Tanya ji eun. “eoh, semoga pre test berjalan lancar.” Sahut wooyoung semangat. “eoh, semoga saja.” Ji yeon mengiyakan perkataan wooyoung tapi ekspresi wajahnya jelas2 menunjukan suasana hatinya yang sedang kesal sementara jinyoung masih sibuk memperhatikan mimik wajah ji yeon ‘dia cemburu?’ batin jinyoung. ‘ahh, molla.’ Batinnya lagi mengalihkan pikirannya kea rah pembicaraan. “mau tidak mau kita harus bisa, agar bisa keluar dengan cepat dari kelas ‘khusus’ itu.” Ujar jinyoung dengan acuh tak acuh seperti biasanya. Teng, teng, teng~ “selurh siswa segera berkumpul di aula, sekali lagi seluruh siswa segera berkumpul di aula” terdengar suara kim seonsaeng dari mikrofon. “kajja, pre test nya akan di mulai.” Ajak ji eun pada wooyoung, jiyeon dan jinyoung, “eum, kajja” wooyoung dan jinyoung mengikuti langkah jieun, namun jiyeon seakan tak mendengar ajakan jieun, dia masih tetap diam di tempatnya pikirannya masih tertuju pada minho dan krystal, menyadari jiyeon tidak ikut bersama mereka jinyoung pun terpikir untuk kembali ke tempat mereka berdiri tadi dan ternyata perkiraannya benar, ji yeon masih diam berdiri di sana, jinyoung segera menghampiri jiyeon untuk mengajaknya ke aula karena pre test akan segera di mulai. “jiyeon~aa, kajj-“ jinyoung hendak mengajak jiyeon tapi omongannya terpotong karena melihat mimik wajah jiyeon, jinyoung sadar kalau jiyeon pasti sedang memikirkan minho dan krystal karena sejak minho dan krystal datang bersama ke sekolah tadi jiyeon terus diam ‘kenapa rasanya seperti ini saat melihat jiyeon cemburu pada minho?’ batin jinyoung. “jiyeon~aa” panggil jinyoung, jiyeon tersadar dari lamunannya dan menoleh kea rah jinyoung. “n, ne”
“pre test nya akan segera di mulai.”

ne? eoh, arraseo. Kajja.” Sahut jiyeon berjalan mendahului jinyoung tapi jinyoung menahan tangannya. “kau yakin kau sudah siap mengikuti pre test?” Tanya jinyoung. “ne? e, tentu saja. Wae?” sahut jiyeon. “gurae, siap atau tidak kau harus bisa melewati pre test itu, ini adalah perintah, kau masih ingat perjanjian kita kan? Hari ini ini adalah hri terakhir perjanjian kita. Jadi lakukan perintahku dengan baik. Araseo?” ujar jinyoung dengan gaya cool nya. “eoh, araseo. Aku akan melakukann yang terbaik.” Jiyeon tersenyum meyakinkan kalau dia benar2 siap mengikuti pre test. “kajja.” Ajak jiyeon.

 

————–

 

@aula

 

~author POV~

Setelah seluruh siswa berkumpul di aula, kim soo ro selaku kepala sekolah pun naik ke atas panggung dan memberikan beberapa sambutan sebelum memulai pre test hari itu. “baiklah, segera kita panggilkan peserta pertama yaitu gongchan sik.” Panggil kahi seonsaeng, menandai mulainya pre test. Gongchan pun naik ke atas panggung dan mulai bernyanyi. “ingat kita harus bisa mendapat nilai di atas 90, supaya waktu kita berada di kelas khusus akan dikurangi.” Ujar jieun pada jiyeon dan jinyoung. Peserta demi peserta naik ke atas panggung menunjukan bakatnya masing-masing.

 

~krystal POV~

Pokoknya anak2 kelas khusus tidak boleh mendapatkan nilai tinggi, mereka harus tetap berada di kelas khusus. Jika salah satu dari mereka mendapat nilai di bawah 90, maka waktu mereka berada di kelas khusus tidak akan dikurangi dan itu berarti jiyeon tidak akan bisa bergabung di kelas biasa. Tapi bagaimana caranya membuat salah satu dari mereka mendapat nilai jelek? Ah! Matta, sepertinya tadi jiyeon sangat cemburu melihatku bersama minho, kalau kubuat dia cemburu saat dia di atas pangggung pasti konsentrasinya akan buyar dan dia akan menyani dengan buruk.

 

~author POV~
“selanjutnya choi minho” panggil kahi seongsaeng. Minho pun naik ke atas panggung dan menunjukan bakatnya. “peserta selanjutnya yaitu wooyoung.”

Dengan semangat wooyoung bergegas naik ke atas panggung sebelum itu dia sempat menoleh kea rah jieun. “selanjutnya jung krystal.”

Krystal naik ke atas panggung dengan langkah mantap dan mulai menyanyi, suara merdunya mampu mambuatnya mendapat nilai 95. “selanjutnya jung jinyoung.”

Jinyoung naik ke atas panggung dan bernyanyi sambil memainkan gitar akustiknya, pada awalnya jinyoung menyanyi dengan baik namun saat pandangannya tertuju pada jiyeon seketika konsentrasinya buyar karena melihat jiyeon yang sepertinya masih memikirkan minho dan krystal. ‘ahh sial! Kenapa rasanya sesakit ini?!’ batin jinyoung, seketika nyanyiannya kacau membuatnya mendapat nilai 81, ‘ahhh ada apa denganmu jung jinyoung?!’ jinyoung merutuki dirinya sendiri. “selanjutnya lee jieun.”

omo! giliranku, ottokhe?” seru ji eun panik. “naiklah ke panggung, menyanyilah dengan baik, eoh?” ujar jiyeon. “ne? a, a, aku, aku gugup jiyeon~aa.” Jieun meremas tangannya sendiri yang semakin berkeringat. “semua akan baik2 saja hwaiting.” Jiyeon berusaha menyemangati jieun padahal dirinya pun sedang tidak siap tampil karena konsentrasinya sekarang bukan pada pre test tapi ‘sebenarnya apa hubungan minho dan krystal? Apa mereka pacaran?’ jiyeon bertanya-tanya dalam hati sejak tadi.

 

~jieun POV~

Aku naik ke atas panggung dengan ragu, sungguh aku sangat gugup saat ini. lagu mulai di mainkan, lidah serasa bergetar saat hendak menyanyi, namun aku paksakan mulai menyanyi bait demi bait, aku menoleh ke arah semua siswa yang sedang memperhatikanku menyanyi lalu melirik ke arah para guru di meja juri, ottokhe?! Aku, aku tidak tau harus bagaimana, aku sangat gugup. Kacau, semua nyanyian ku kacau. Ahhhh ottokhe?!

TBC

annyeong readers, mianhe ya, aku lama banget posting nya aku lagi sibuk banget nih akhir2 ini… mianhe #bow. 🙂

The Dreamers part 4

The Dreamers part 4

Author    : choi hee young

Length    : chaptered

Genre      : mix

Main Cast:
Ji yeon T-ara
Krystal f(x)
IU / lee ji eun
Jinyoung B1A4
Minho shinee
Wooyoung 2PM

Support cast:
Kim soo ro (actor)
Leeteuk SUJU
Taeyeon SNSD
Kahi after school
Eunhyuk SUJU
G.dragon BigBang
Seohyun  SNSD
Eunjung T-ara
Luna f(x)
Gongchan B1A4

~krystal POV~
Aku berlatih dance di ruang latihan sendirian, aku bertekad untuk menjadi salah satu dari 6 orang yang terpilih untuk debut, apapun akan ku lakukan untuk menjadi pemenang, pokoknya aku harus bisa! “kau begitu ambisius.” Ujar seseorang dari belakangku membuatku otomatis menoleh ke asal suara. “kahi seonsaeng..” ujarku saat melihat asal suara tadi. “kau orang yang begitu ambisius.” Ujarnya dan aku hanya diam. “tapi, aku suka itu..” lanjutnya. “ne?” tanyaku bingung. “aku suka tipe ambisius sepertimu, karena orang yang seperti itu akan lebih mudah mendapatkan kesuksesan. Dengar krystal, kau ada di sini untuk menggapai impianmu, jadi jangan pernah lepaskan kesempatan untuk menggapai impianmu itu, lakukan semua yang kau bisa agar kau menjadi pemenang dan kalahkan semua lawanmu dengan cara apapun.” Ujar kahi seonsaeng pergi dari ruangan tempat ku latihan. Benar, aku harus meraih mimpiku dan mengalahkan semua lawanku. Tak akan ku biarkan seorang pun menghalangiku untuk menggapai mimpiku.

Keesokan harinya…

~author POV~
“hari ini kalian akan berlatih vocal.” Ujar taeyeon berdiri di depan kelas. “kajja, kita ke ruang music.” Lanjut taeyeon berjalan keluar kelas yang diikuti murid2 kelas khusus dan para guru kelas khusus. “wah, lihatlah taeyeon, dia begitu cantik.” Ujar eunhyuk. “ne.. dia cantik.” Smbung leeteuk. “hey leeteuk, kau tidak berencana menyatakan perasaanmu pda taeyeon? Nanti di rebut orang baru tahu.” Ujar G.dragon. “ne?” Tanya leeteuk. “sudahlah, jangan berbohong, aku tahu kalau kau itu dari dulu menyukai taeyeon.” Ujar eunhyuk. “sudahhh nyatakan saja sebelum terlambat.” Sambung G.dragon. “apa di antara kalian ada yang bisa memainkan alat music?” Tanya taeyeon. “aku bisa.” Ji eun mengangkat tangannya. “jeongmal? Kau bisa memainkan alat music apa?” Tanya taeyeon antusias. “gitar, aku bisa memainkan gitar.” Sahut ji eun semangat. “wahhh kau bisa main gitar ya? Wiihhh keren..” seru ji yeon. “gomawo.” Sahut ji eun dengan senyum lebar. “huuh, hanya bisa memainkan gitar saja sudah pamer seperti itu.” Ujar jinyoung mengunyah permen karet nya. “ish! Kau ini sirik saja. Memangnya kau bisa main gitar?! Huuuh! Kalau kau bisa, aku akan menjadi pelayanmu selama 3 hari.” Tantang ji yeon, ji eun yang sudah mengerti dengan sifat jinyoung yang cuek dan tidak mengerti perasaan orang hanya diam saja, beda dengan ji yeon yang sifatnya hampir sama dengan jinyong yaitu tidak peka dengan perasaan orang lain malah meladeni ocehan jinyoung. “gurae.” Jinyoung berdiri dari tempat duduknya dan mengambil gitar akustik lalu memainkannya dengan sangat baik *ini asli lohhh, namjachingu author yang satu ini emang jago maen gitar, secara yaa, tiap kencan ama author, jinyoung oppa tuh sering banget nyanyiin lagu sambil mainin gitar buat author hahaha#plakk*, setiap petikan senar gitar oleh jemari jinyoung menghasilkan lantunan music akustik yang begitu indah dan menenangkan membuat semua orang yang di ruangan itu terpana melihatnya. Prok, prok, prok, leeteuk, eunhyuk, GD, taeyeon dan ji eun tepuk tangan saat jinyoung selesai memainkan gitar akustik itu. “wahh, kau hebat sekali jinyoung~aa.” Puji ji eun. “bagus.” Ujar eunhyuk. “keren.” Sambung leeteuk. “aku suka gayamu.” GD ikut memuji. “melodinya benar-benar indah.” Kini taeyeon ikut memuji jinyoung, sementar itu ji yeon hanya diam saja karena itu berarti dia harus menjadi pelayan jinyoung selama 3 hari. jinyoung menghampiri ji yeon yang bengong dan “otthe?” bisik jinyoung pada ji yeon.

~ji yeon POV~
Omona! Ternyata jinyoung sangat hebat memainkan gitar, melodinya benar-benar indah dan menenangkan. Prok, prok, prok, semua tepuk tangan saat jinyoung selesai memainkan gitar akustik itu. “wahh, kau hebat sekali jinyoung~aa.” Puji ji eun. “bagus.” Ujar eunhyuk seonsaengnim. “keren.” Sambung leeteuk seonsaeng. “aku suka gayamu.” GD seonsaeng ikut memuji. “melodinya benar-benar indah.” Kini taeyeon seonsaeng ikut memuji jinyoung, sementara itu aku hanya diam saja karena itu berarti selama 3 hari aku akan menjadi pelayan jinyoung, dia menghampiriku yang bengong dan “otthe?” bisik jinyoung padaku. “apa sudah siap menjadi pelayanku?” lanjutnya, aku hanya dapat menelan ludah membayangkan nasibku selama 3 hari kedepan. Teng, teng, teng, bel istirahat berbunyi. “wahh aku lapar, kajja.” Ujar jinyoung padaku. “kenapa aku ha-“
“kau lupa janji mu ya..”
“ne, ne, araseo.” Aku mendengus kesal. AISH! Kenapa aku bisa mengatakan hal itu?! Huh!

@ kantin

~jinyoung POV~
Aku melewati tempat untuk memesan makanan dan langsung duduk di salah satu meja. “apa kau tidak mau makan? Kenapa kau tidak memesan makanan?” Tanya ji yeon. “siapa bilang? Aku mau makan kok tapi kau yang pesankan makanan untukku. Palli, aku sudah lapar.” Suruhku. “MWO?!” tanyanya dengan tampang yang menurutku sangat lucu. “wae? Kau kan pelayanku selama 3 hari. Ayo pesankan makananku, aku sudah lapar.” Ujarku. Hahahahaha lucu sekali wajah kesalnya.

~ji yeon POV~
Saat aku hendak memesan makanan jinyoung aku berpapasan dengan minho dan krystal, benar-benar menyakitkan, mereka terlihat begitu akrab dengan kesal aku berlari pergi dari kantin tak terasa air mataku mengalir begitu saja, aku terus berlari tanpa memperdulikan orang2 menatapku yang sedang menangis, aku berlari kea tap sekolah, di sana tak ada seorang pun, jadi aku bisa menangis dan menumpahkan rasa kesal ku.

~jinyoung POV~
Aigoo, ji yeon lama sekali, ku putuskan untuk menghampiri ji yeon, kulihat dia berdiri menatap minho dan krystal dengan mata berkaca-kaca dan berlari keluar kantin, aku mengejarnya sampai dia berlari kea tap sekolah, ada apa dengannya, sesampai di atap sekolah ku dengar dia menangis, dengan ragu aku melangkahkan kakiku mendekatinya yang sedang menangis. “ji yeon~aa”

~ji yeon POV~
“ji yeon~aa” aku mendengar suara jinyoung dari belakangku, “ne.” aku menoleh dan menghapus air mataku. “e,, e,,” kata2 jinyoung terpotong. “wae?”
“m, mana makananku?”
“mwo?”
“tadi aku menyuruhmu memesankan makanan untukku kan? Mana?” ujarnya mengulurkan tangannya, ISH! Sudah tahu aku lagi sedih, malah menanyakan makanannya, HUH!
“kajja, kembali ke kantin, aku lapar.” Lanjutnya menarik tanganku untuk kembali ke kantin. “aku tidak mau kembali ke kantin.” Pasti krystal dan minho masih di sana. “tapi kau pelayanku jadi kau harus ikut, ini perintah.” Ujarnya menarik tanganku dengan terpaksa aku mengikutinya, ISH! Kenapa aku bisa membuat perjanjian bodoh itu dengannya?! Huuuuuuuuuuuh.

~minho POV~
Saat aku sedang makan di kantin bersama krystal dan wooyoung aku melihat ji yeon masuk ke kantin dengan tangan jinyoung yang menggenggamnya,syukurlah dia baik-baik saja, tapi sekarang aku benar-benar merasa tidak baik, aku tidak bisa menjauhinya seperti ini.

~ji eun POV~
“ji yeon, jinyoung.” Panggilku saat melihat ji yeon dan jinyoung masuk ke kantin. Kami duduk di satu meja dan makan siang bersama. “annyeong, boleh aku gabung.” ujar wooyoung yang sudah berdiri di samping meja kami. “ne.” sahut jinyoung, wooyoung pun duduk di depanku, deg, OMO! Rasa ini lagi, kenapa selalu seperti ini, dia tersenyum padaku?! Blushhh pipiku seketika berubah menjadi merah padam, aigoo, aku menundukan kepalaku menyembunyikan wajahku yang memerah. “ji eun~aa, kau kenapa?” Tanya ji yeon menatapku yang masih menunduk. “ani..” sahutku. “eumm..” ji yeon mengangguk dan kembali melahap makanannya, hufttt syukurlah, dia tidak menyadari kalau aku lagi salah tingkah.

~author POV~
Esok harinya, seperti biasa kelas khusus di bina oleh leeteuk dkk sedangkan krystal, minho, wooyoung dan 7 murid lainnya di bina oleh kahi. “hari ini kalian akan latihan vocal, kajja, ikut aku ke ruang music.” Ujar taeyeon, ji yeon , jinyoung dan ji eun mengikuti taeyeon ke ruang music. “sekarang, ji eun coba kau menyanyikan sebuah lagu dengan memainkan gitar.” Suruh taeyeon. “ne.” sahut ji eun mengambil gitar. Ji eun menyanyi dengan sangat baik. “bagus, kau menguasai semua nada.” Puji taeyeon. “sekarang giliranmu ji yeon.” ujar taeyeon. “ne.” ji yeon duduk di depan piano dan mulai memainkan piano sambil menyanyi, ji yeon menyanyi dengan merdu dan memainkan piano dengan sangat baik. Selesai ji yeon menyanyi taeyeon hanya diam dan mngetuk-ngettuk dagunya lalu berkata. “kautahu apa yang kurang darimu saat kau bernyanyi?” Tanya taeyeon. “mwoga?” Tanya ji yeon penasaran. “kau hanya berkonsentrasi menyanyi dan memainkan piano dengan baik, kau tidak menyampaikan maksud dalam lagu itu.” Ujar taeyeon. “maksud?” gumam ji yeon. “gurae, sekarang kau jinyoung.” Lanjut taeyeon. Jinyoung mulai menyanyi sambil memainkan gitar akustik. “ternyata sama.” Gumam taeyeon saat jinyoung selesai menyanyi. “dengar, saat menyanyi kalian harus bisa menyampaikan maksud dari lagu itu, bukan hanya sekedar menunujukan suara indah dan merdu, kalian tahu tujuan dari menyanyi?” Tanya taeyeon. “ne, menyanyi bukan hanya untuk menghibur hajiman untuk mengungkapkan perasaan yang terkandung dalam lagu itu, perasaan sang penulis lagu saat menciptakan lagu itu, jadi sebelum kalian menyanyikan sebuah lagu, kalian harus memahami perasaan yang terkandung dalam tiap bait lagu itu, sehingga orang yang mendengarnya mengerti arti dari lagu itu.” Sahut ji yeon dan jinyoung serempak mengulangi perkataan leeteuk saat hari pertama mereka masuk ke kelas khusus. “itu kalian tahu.” Seru ji eun. “tidak sulit menghapal kalimat itu.” Ujar jinyoung. “ne, leeteuk seonsaeng selalu mengulangi kalimat itu, tak heran kalau aku bisa menghapalnya.” Ji yeon membenarkan. “mwo? Hanya di hafal? Kalian hanya menghafal kalimat itu tanpa memahami kalimat itu? Ckckck” taeyeon geleng-geleng kepala. “mulai sekarang kalian harus memahami kalimat itu, kalian harus bisa mewujudkan tujuan menyanyi yang sebenarnya, jika kalian tetap tidak bisa sebaiknya angkat kaki saja dari sekolah ini, karena sekolah ini membutuhkan orang-orang yang bisa menyanyi dengan baik. Araseo?!” tegas taeyeon, ji yeon dan jinyoung hanya terdiam.

~ji yeon POV~
Arti? Menyanyi dengan baik? Gurae, aku akan berusaha.

~jinyoung POV~
Arti? Tujuan menyanyi? Kenapa sulit sekali?! Aish! Teng, teng, teng, bel istirahat berbunyi. Aku harus bisa mewujudkan tujuan menyanyi yang sebenarnya. Saat semua orang istirahat di kantin aku masih terdiam di ruang music, gurae, aku akan mencoba. Setelah beberapa kali aku mencoba memahami arti dari lagu namun “arghh, membosankan.” Rasanya tak enak latihan sendiri, ah! Ajak si pabbo saja.

To : pabbo ji yeon

Hey pelayan, cepat datang ke ruang music sekarang, ini perintah! Palli!

~ji yeon  POV~
Drrtt, saat aku sedang makan di kantin tiba-tiba masuk SMS dari

From : jinyoung

Hey pelayan, cepat datang ke ruang music sekarang, ini perintah! Palli!

Ish! Menyebalkan! “ji eun~aa, aku duluan ya.” Aku bangkit kubur eh salah dari tempat dudukku, “odiga?” Tanya ji eun dengan mulut yang di penuhi makanan. “ada urusan, bye.” Aku berlari ke ruang music dan mendapati jinyoung yang sedang duduk sambil membaca sesuatu di selembar kertas. “ada apa menyuruhku kemari?” tanyaku. “ini.” jinyoung memberikan selembar kertas yang berisi lirik lagu. “untuk apa ini?” tanyaku. “kita latihan, tadikan taeyeon seonsaeng bilang kita harus mewujudkan tujuan menyanyi yang sebenarnya, aku ingin berlatih untuk melakukannya.” Ujar jinyoung. “tapi kenapa denganku?” tanyaku lagi. “kau kan pelayanku, lagi pula aku juga harus berlatih kan?” ujarnya dan aku hanya terdiam. “kajja kita mulai dari membaca liriknya dan memahami arti dari lagu itu setelah itu baru kita nyanyikan.” Lanjutnya, aku pun membaca lirik lagu itu, perlahan aku mulai mengerti maksud dari lagu itu, lagu ini bercerita tentang seorang pria dan wanita yang sebelumnya tak saling mencintai namun perlahan mulai merasakan rasa cinta itu dan akhirnya saling mengakui perasaan masing-masing. “aku sudah mengerti maksudnya.” Seruku. “na do, kajja kita mulai menyanyi, kau mainkan piano untuk mengiringi, kurasa lagu ini sangat cocok jika di iringi dengan piano.” Ujarnya. “ne.” aku mulai memainkan intro dari lagu duet itu.

~author POV~
Ji yeon mulai memainkan piano dan jinyoung mulai menyanyi pada bagian awal lagu lalu ji yeon masuk saat bagian reff, mereka saling menatap dan mengekspresikan arti dari lagu itu, seakan masuk ke dalam lagu itu ji yeon dan jinyoung saling menatap dan berekspresi layaknya sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta. Sementara itu, minho dan krystal yang kebetulan lewat di ruang music tertarik melihat kedalam ruang music karena lantunan piano yang indah dan suara merdu yang di hasilkan jinyoung dan ji yeon. “ji yeon” gumam krystal tak percaya sementara minho hanya diam dan terus menatap ke arah ji yeon dan jinyoung yang saling melempar senyum. “aigoo, ji yeon kemana sih?” ji eun mencari-cari ji yeon saat menoleh ruang music dia melihat krystal dan minho yang sedang menatap ke dalam ruang music, sayup-sayup ji eun mendengar lantunan piano dan suara ji yeon dan jinyoung yang sedang menyanyi, ji eun pun pergi melihat. “ji eun, minho, krystal, sedang apa mereka di depan ruang music?” gumam wooyoung, dia pun ikut melihat ke dalam ruang music. “kalian sedang apa di sini? Bukankah itu sudah jam pelajaran.” Tanya kim soo ro yang melihat ji eun, minho, wooyoung dan krystal yang sedang berdiri di depan ruang music, kim soo ro ikut melihat ke dalam ruang music. “ternyata mereka sudah mulai berhasil mendidik anak2 ini.” batin kim soo ro tersenyum menatap ji yeon dan jinyoung. “kami permisi seonsaengnim.” Ujar krystal, minho dan wooyoung masuk kedalam kelas mereka.

~krystal POV~
Ji yeon… yeoja itu… membuatku sedikit khawatir…

~minho POV~
Namja itu,,, jinyoung, ada hubungan apa dengan ji yeon? mereka terlihat dekat.

~author POV~
Teng, teng, bel masuk berbunyi tepat setelah ji yeon dan jinyoung selesai menyanyi. “omo! Keren!” pekik ji eun memasuki ruang music sambil bertepuk tangan. “kalian keren..” puji ji eun pada ji yeon dan jinyoung. “gomawo.” Ji yeon tersenyum lebar. Sementara itu, “kenapa rapat tiba-tiba?” leeteuk heran mendengar panggilan rapat dari kepala sekolah. “molla, tapi kenapa hanya para wali kelas saja yang di ajak rapat?” sahut seorang guru. “sudahlah, tidak usah banyak Tanya, cepat ke ruangan rapat.” Kata kahi. “maaf karena tiba-tiba mengundang kalian untuk rapat, tapi hal ini memang benar2 harus di bahas secepatnya.” Kim soo ro mulai bebicara saat semua wali kelas sudah berada di dalam ruang rapat. “begini, sejak para murid di terima di sini, sekolah belum mengadakan pretest apapun sedangkan anda tahu kan kalau pre test itu merupakan suatu tolak ukur seberapa meningkatnya kemampuan para siswa setelah masuk sekolah ini.” jelas kim soo ro. “jadi bapak ingin mengadakan pre test?” kahi angkat bicara. “betul.”
“lalu kapan pretest itu akan di adakan?” leeteuk ikut berbicara.
“besok.”
“besok? Apa tidak terlalu cepat?” kahi terlihat kaget.
“tidak, kurasa pre test tak butuh latihan, karena dari situlah kita bisa melihat kemampuan murni dari mereka, lagi pula mereka masih bisa berlatih malam ini, makanya aku mengundang kalian untuk rapat ini agar kalian para wali kelas, memberitahukan pada murid2 di kelas kalian tentanng pre test ini.”
“ye.”
“dan untuk leeteuk seonsaeng,”
“ye.”
“jika ketiga siswa dari kelas khusus yang ku percayakan padamu bisa mendapat nilai tertinggi maka aku akan mengurangi waktu mereka di kelas khusus dan bisa secepatnya bergabung dengan siswa yang lain di kelas biasa.”
“ye? Benarkah?”
“ne, gurae, rapat selesai.”

~leeteuk POV~
Mereka bisa secepatnya bergabung dengan kelas biasa,, syukurlah, jadi mereka tidak akan di pandang rendah lagi oleh siswa lain. Pokoknya mereka harus bisa mendapat nilai tertinggi.

~author POV~
“anak2 ayo duduk dulu.” Perintah leeteuk seonsaeng memasuki ruangan kelas khusus, ketiga siswa kelas itu yang tak lain adalah, ji yeon, jinyoung dan ji eun pun duduk di tempat masing2. “aku punya kabar bagus.”
“mwoga?” ji yeon sangat bersemangat.
“seberapa bagus kabarnya?” jinyoung meremehkan.
“molla, tergantung kalian, menganggap kabar ini bagus sangat bagus atau tidak bagus.” Leeteuk tersenyum penuh arti.
“aigoo, seonsaeng membuat penasaran saja, apa kabarnya?” ji eun begitu penasaran.
“besok sekolah akan mengadakan pretest.”
“lalu?” senyum di wajah ji yeon memudar.
“apa itu kabar bagusnya?” jinyoung kembali meremehkan.
“hufttt,,” ji eun membuang nafas berat.
“wae? Bukankah ini bagus?”
“bagus apanya?” Ji yeon mengerucutkan bibirnya.
“ini kesempatan kalian untuk menunjukkan pada siswa2 yang meremehkan kalian bahwa kalian itu bisa, dan kelas khusus bukan kelas buangan.”
“bagaimana kalau tidak berhasil?” ji eun terlihat lemas.
“jangan pesimis seperti itu, kalian pasti bisa, latihan yang keras maka akan membuahkan hasil yang bagus, araseo?”
“bagaimana bisa latihan? Sedangkan waktunya hanya malam ini.” jinyoung putus asa.
“pasti bisa, waktu semalaman cukup lama bukan?” leeteuk menatap ji eun, ji yeon dan jinyoung yang masih tidak bersemangat. Sementara itu kahi juga meberitahukan kabar pretest itu pada siswa2 di kelasnya. “pretest?” Tanya krystal saat kahi selesai meberitahukan hal itu. “ne, pretest. Dan kalian ber-10 sebagai calon siswa yang akan debut, harus bisa mendapatkan nilai tertinggi jika tidak, maka ada kemungkinan aku akan mengganti posisi kalian dengan siswa lain, araseo?”
“ne.”

~ji yeon POV~
Apa aku bisa? Bagaimana kalau aku tidak bisa melakukan yang terbaik saat pretest besok? Mereka pasti akan semakin meremehkanku. Ani! Andwae! Tak ada yang boleh merendahkanku! “pokoknya kita harus bisa.” Tekadku. “apa maksudmu?” Tanya ji eun.
“saat menyanyi saja, kita masih mendapat protes dari leeteuk seonsaeng dkk.” Jinyoung menatapku heran.
“kalau begitu saja sudah dapat protes bagaimana besok?” ji eun menopang dagunya.
“makanya kita harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk latihan.” ujarku. “gurae, hwaiting!” aku mengepalkan kedua tanganku. “hwaiting.” Ujar ji eun sedikit ragu. Sedangkan jinyoung masih asik dengan pikirannya sendiri, kurasa dia tak mendengarkanku. Huuuh.

~jinyoung POV~
Latihan? Apa sempat? Waktunya hanya malam ini. “gurae, hwaiting!” seru ji yeon mengepalkan kedua tangannya, aigoo, yeoja ini semangat sekali.

   TBC

udah lama nunggunya yahh?? hehe mian author akhir2 ini sibuk *sok sibuk.* abis baca silahkan komen. 🙂

The Dreamers part 3

The Dreamers part 3

 

Author : choi hee young

Length : chaptered

Genre : mix

Main Cast:

Ji yeon T-ara

Krystal f(x)

IU / lee ji eun

Jinyoung B1A4

Minho shinee

Wooyoung 2PM

Support cast:

Kim soo ro (actor)

Leeteuk SUJU

Taeyeon SNSD

Kahi after school

Eunhyuk SUJU

G.dragon BigBang

Seohyun SNSD

Eunjung T-ara

Luna f(x)

Gongchan B1A4

 

 

~author POV~

bisakah, aku,, masuk ke kelas khusus?” Tanya ji eun. “ne?” Tanya leeteuk heran, ji eun tersenyum memamerkan deretan gigi putihnya. “jebal, boleh ya seonsaeng.” Bujuk ji eun. “hajiman..” ujar leeteuk. “aku janji, aku akan melakukan yang terbaik. Jebal…” ji eun terus memohon. “kenapa kau ingin masuk kelas khusus?” Tanya leeteuk. “kau boleh masuk kelas khusus.” Ujar kim soo ro yang tengah berjalan ke arah mereka. “jeongmal?” Tanya ji eun girang dan kepala sekolah mengangguk. “wuahhh, gamsahamnida seonsaengnim.” Ji eun membungkukkan badannya berulang kali. “aku akan berusuha sebaik mungkin.” Ujar ji eun tersenyum lebar. “annyeong seonsaengnim.” Pamit ji eun dan pergi dari hadapan mereka sambil melompat-lompat kegirangan, kim soo ro yang melihat hal itu hanya tersenyum penuh arti sedangkan eunhyuk dan leeteuk masih kebingungan. “seonsaeng, kenapa anda mengijinkan anak itu masuk kelas khusus?” Tanya leeteuk. “dia memiliki bakat yang terpendam dan tugas kalian sebagai guru di kelas khusus adalah menggali bakat anak itu.” Jelas kim soo ro sementara itu leeteuk dan eunhyuk hanya terdiam.

 

Malam harinya……

 

~author POV~

wah, appa sudah pulang.” Seru seorang yeoja yang kira-kira berumur 20an saat kim soo ro masuk ke rumah. “ne. oh, ya, taeyeon, tahun ini appa mengadakankelas khusus.” Ujar kim soo ro pada anaknya itu. “kelas khusus seperti yang appa terapkan padaku dan teman2ku 5 tahun lalu?” Tanya taeyeon. “uhm.” Kim soo ro mengangguk. “wahh, aku ingin sekali membantu di kelas itu.” Seru taeyeon. “benarkah kau ingin membantu?” Tanya appanya. “uhm.” Taeyeon mengangguk mantap. “appa rasa ini juga akan menjadi reuni untukmu.” Ujar kim soo ro. “reuni?” Tanya taeyeon bingung. “ne, appa meminta leeteuk untuk membina anak-anak itu dn eunhyuk untuk menjadi guru dance mereka. Bukankah ini bisa menjadi reuni untukmu dengan teman2 kelas khusus mu dulu?” ujar kim soo ro. “jeongmal? Ku pikir aku tidak bisa bertemu dengan mereka lagi setelah aku meninggalkan korea untuk menjadi biolist.” Ujar taeyeon. “ne.” sahut appanya. “gurae, mulai besok aku akan mulai mengajar di kelas khusus itu sebagai guru vocal. Otthe?” ujar taeyeon. “ne, istirahat sana, kau akan butuh banyak energy besok.” Kata kim soo ro masuk ke kamarnya.

 

~ji yeon POV~

eonni.” Aku mengetuk pintu kamar eunjung eonni. “wae?” sahutnya saat membuka pintu. “aku hanya ingin ngobrol kok.” Ujarku nyelonong masuk ke kamar eunjung eonni. “eonni, apa menurutmu minho itu menyukaiku?” tanyaku. “kenapa kau bertanya tentang hal itu? Kau menyukainya ya..” goda eunjung eonni membuat pipiku langsung memerah. “wahh benar ya? Kau menyukai minho?” Tanya eunjung eonni melihat semburat merah di pipiku. “ish! Berhenti bertanya seperti itu..” gerutuku menutui pipiku dengan kedua tanganku. “hahahaha.” Eunjung eonni tertawa puas. “minho itu orangnya sangat susah di tebak, tapi… kalau dilihat dari perlakuannya padamu sepertinya..” ujar eunjung eonni membuatku penasaran. “sepertinya apa?” tanyaku penasaran, drrttt. “changkamannyo.” Ujar eunjung padaku dan segera menjawab telponnya. “yobosaeyo chagiya..” sapa eunjung eonni. Huh! Kalau pacar yang telpon pasti langsung di angkat. Aigoo, mendegar pembicaraan eunjung eonni dengan namjachingunya di telpon membuat telingaku sakit, aku segera keluar dari kamar eunjung eonni. Huuuhh seandainya saja aku bisa mengobrol dengan minho seakrab eunjung eonni dan namjachingunya…

 

~leeteuk POV~

Aku terus memikirkan cara untuk mengajarkan ji yeon dan jinyoung. Aigoo, apa mereka tidak bisa lebih peka sedikit?! Siapa lagi ya, yang bisa ku minta menjadi guru di kelas khusus? Taeyeon, aih, kenapa memikirkan nya? Mungkin karena perasaanku padanya yang tidak bisa ku ungkapkan. Ah! Ku minta G.dragon saja untuk menjadi guru di kelas khusus. Aku segera bergegas pergi ke apartemen sang fashionista itu. Tok, tok, tok. Tak lama GD membuka pintu apartemennya. “annyeong.” sapaku. “ada apa kau malam2 datang kemari?” tanyanya. “bisa bicara sebentar?” tanyaku. “ne, masuklah.” Ujarnya. “ji young~aa.” Panggil ku. “YA! Sudah ku bilang panggil aku G.Dragon a.k.a GD.” Omel ji young. “ne, ne, GD~aa, aku butuh bantuanmu.” Ujarku dengan nada halus. “bantuan apa?” tanyanya memberikan segelas minuman padaku. “aku ingin kau menjadi guru di kelas khusus.” Ujarku. “uhuk.” Ji young tersedak saat meneguk minumannya. “ya! Kau gila heoh?!” bentaknya. “hanya sebulan kok.” Bujuk ku. “shireo.” Ujarnya. “waeyo?” tanyaku. “aku, seorang GD, menjadi guru?!” ujarnya. “ini bukan guru biasa, tapi guru kelas khusus.” Ujarku meyakinkan. “kelas khusus? Kelas yang seperti kita jalani 5 tahun lalu?” Tanya heran. “ne. kim seongsaeng yang mengadakannya lagi.” Jelasku. “nanti kupikirkan lagi.” Sahut ji young. “jeongmal? Gurae, kalau nanti kau berubah pikiran, datang saja ke sekolah diujung koridor, itu kelasnya. Annyeong ji young~aa.” Ujarku. “YA! Panggil aku GD!” gerutunya. “ne, ne, annyeong GD.” Aku pun pergi dari apartemen ji young.

 

Keesokan harinya…

 

~author POV~

Teng, teng, teng, bel masuk terdengar ke seluruh penjuru sekolah mewah itu, ne, di mana lagi kalau bukan seoul art school, semua siswa masuk ke kelas masing-masing, ji eun segera berlari ke kelas khusus tempatnya mulai belajar dari hari ini. “eh, ji eun~aa, kau mau kemana?” Tanya wooyoung heran melihat ji eun yang tidak masuk ke kelas mereka melainkan berlari kea rah lain. “ne?” ji eun kaget di panggil wooyoung. “aigoo, dia memanggilku?” batin ji eun. “kau, mau kemana? Tidak masuk kelas?” Tanya wooyoung. “aku masuk kelas kok, tapi bukan disini.” Jelas ji eun. “maksudmu?” Tanya wooyoung bingung. “aku tidak di kelas itu lagi, mulai hari ini, aku akan di bina bersama ji yeon dan jinyoung di kelas khusus.” jelas ji eun. “aih, aku sudah terlambat. Aku masuk dulu ya.” Ujar ji eun berlalu dari hadapan wooyoung yang masih bingung. “dia, pindah ke kelas khusus?” gumam wooyoung. “nugu?” Tanya krystal yang mendengar gumaman wooyoung. “a,, ani.” Sahut wooyoung. “gotjimal, jelas2 tadi aku mendengarnya, nuguyo? Siapa yang pindah kekelas khusus?” Tanya krystal penasaran. “ji eun.” Sahut wooyoung meninggalkan krystal. “kelas khusus..” gumam krystal. “tak usah pikirkan kelas itu, masuklah.” Ujar kahi seongsaeng. “ye, seonsaeng.” Sahut krystal. “anak-anak perhatian.” Ujar kahi dengan suara lantang saat berada di depan kelas membuat semua siswa di kelas itu mengalihkan perhatian mereka ke asal suara. “saat ini aku sedang membuat persiapan bagi anak2 yang ku pilih untuk ku ajukan sebagai anak2 yang dipersiapkan untuk debut.” Ujar kahi membuat kelas seketika menjadi bising, semua anak2 ingin sekali debut. “dan aku sudah menyiapkan kelas untuk membina anak2 itu. Orang2 yang akan di bina di kelas itupun telah ku pilih setelah melihat video kalian saat audisi.” Jelas kahi, semua orang di kelas itu bertanya-tanya siapa saja yang terpilih. “aku akan membacakan nama2nya dan yang di sebut namanya segera maju kedepan kelas. Yang pertama, wooyoung lalu, krystal, minho, seohyun, lizzy, mir, luna, nana, gongchan dan chunji.” Ujar kahi, wooyoung pun maju kedepan kelas yang di ikuti krystal, minho, dan ke7 orang lainnya

 

~krystal POV~

aku akan membacakan nama2nya dan yang di sebut namanya segera maju kedepan kelas. Yang pertama, wooyoung lalu, krystal, minho, seohyun, lizzy, mir, luna, nana, gongchan dan chunji.” Ujar kahi seonsaeng. Yes! Aku terpilih, aku akan debut bersama minho. “gurae, kalian ikut aku.” Ujar kahi seonsaeng berjalan mendahului kami keluar kelas, aku, minho dan ke8 orang yang dipilih lainnya mengikuti kahi seonsaeng, kami masuk ke salah satu ruangan dari 5 ruang latihan di sekolah ini. “duduklah.” Kami pun duduk di bangku yang memanjang. “mulai sekarang inilah kelas kalian, disini lah kalian akan dibina setiap harinya. Dan mulai sekarang kenalilah diri sendiri, bakat yang terpendam dalam diri masing2 dan juga diri orang lain dan bakat yang terpendam dalam diri orang itu, diantara kalian ber10 yang akan di pilih hanya 6 orang jadi kalian harus saling mengalahkan untuk mendapatkan posisi di antara 6 itu. Araseo?” jelas kahi. “ye.” Sahut kami semua. Hanya 6 orang? Saling mengalahkan? Gurae, mulai sekarang aku akan berusaha, tak peduli itu teman atau lawan, siapa pun yang menghalangiku untuk debut akan ku kalahkan dengan cara apapun.

 

Sementara itu……

 

~author POV~
“ji yeon~aa” seru ji eun saat masuk ke kelas khusus. “ji eun. Kau tidak masuk kelas?” Tanya ji yeon heran melihat ji eun yang berada di kelasnya. “masuk kok.” Sahut ji eun dengan senyum penuh arti. “lalu? Kenapa kau masih disini? Tadi kan sudah bel masuk.” Ujar ji yeon, ji eun terus tersenyum penuh arti. “hey, berhenti memamerkan deretan gigimu itu.” Ujar jinyoung, membuat ji eun mengembungkan pipinya. “jinyoung~aa, bersikaplah sopan pada teman sekelas mu.” Ujar leeteuk seonsaeng masuk kekelas. “teman sekelas?” Tanya ji yeon. “ji eun~aa, duduklah.” Suruh leeteuk. “ne, seonsangnim.” Sahut ji eun semangat dan duduk di samping ji yeon. “mulai sekarang ji eun akan belajar bersama kalian berdua di kelas ini.” ujar leeteuk. “ne?” Tanya ji yeon dan jinyoung kaget. “tumben sekali ekspresi kalian seperti itu, biasanya kalian berteriak ‘MWO?!’ ” ujar leeteuk meniru ekspresi wajah ji yeon dan jinyoung saat terkejut. “ya. Berhenti menampakkan ekspresi seperti itu.” Ujar eunhyuk yang sudah berdiri di depan pintu. “dan berhenti muncul tiba2 seperti hantu begitu.” Sahut leeteuk. “seonsaengnim.” Ji yeon mengangkat tangannya. “ne,” sahut leeteuk. “kurasa itu keren, gaya muncul tiba2 eunhyuk seonsaeng itu seperti di film2. Hihihihi.” Ujar ji yeon terkekeh. “wahh kau memang murid yang baik.” Ujar eunhyuk senang melihat ji yeon membelanya. “murid yang paling baik mencari muka.” Ujar jinyoung menulis2 tak jelas di selembar kertas. “ya! Apa maksudmu heoh?” ujar ji yeon kesal. “kau merasa ya?” Tanya jinyoung santai. “ISH! Awas kau!” gerutu ji yeon. “sudah, sudah.” Leeteuk menenangkan ji yeon. “ini semua gara2 kau, gara2 kau selalu muncul tiba2” ujar leeteuk pada eunhyuk. “siapa suruh kau memasang ekspresi aneh seperti itu.” Eunhyuk tak mau kalah. “apa hubungannya ekspresiku dengan kedatangan mu yang tiba2 itu.?!” Sahut leeteuk sewot. “tentu saja ada hubungannya, tadinya aku mau memberi salam tapi melihat ekspresimu yang aneh itu, aku langsung angkat bicara.” Sahut eunhyuk. “aigoo, kalian masih sama seperti dulu ya..” ujar taeyeon berdiri di depan pintu. “taeyeon.” Seru leeteuk dan eunhyuk serempak. “kalian masih sama, masih suka bertengkar seperti dulu.” Ujar taeyeon berjalan menghampiri mereka. “kau kapan pulang ke korea?” Tanya leeteuk. “5 hari yang lalu. Wah, jadi ini ya murid2 kelas khusus.” Ujar taeyeon mengalihkan pandanganya pada ji yeon dan jinyoung yang masih asik bertengkar dan ji eun yang asik dengan lolipopnya. “ne.” sahut eunhyuk. “ternyata sama ya..” ujar taeyeon melihat ji yeon, jinyoung dan ji eun. “mwoga?” Tanya eunhyuk dan leeteuk. “mereka sama dengan kita dulu. Sekarang aku mengerti kenapa appa mengadakan kelas khusus lagi tahun ini.” Ujar taeyeon masih terus menatap ji yeon, jinyoung dan ji eun, leeteuk dan eunhyuk yang mulai mengerti maksud perkataan taeyeon hanya manggut2. “oh, ya. Ada apa kau kemari?” Tanya eunhyuk. “mulai hari ini aku akan menjadi guru vocal di kelas ini.” jelas taeyeon. “jeongmal?” Tanya leeteuk. “ne, aku sudah meminta ijin pada appa.” Sahut taeyeon. “anak2, perhatikan.” Ujar leeteuk, ji yeon dan jinyoung yang sementara bertengkar pun berhenti bertengkar dan mengalihkan pandangan pada leeteuk begitu juga dengan ji eun yang asik mengemut lolipopnya sambil mengutak-atik HP nya segera memandang kea rah leeteuk. “kenalkan, ini taeyeon seonsaeng, yang akan menjadi guru vocal kalian.” Leeteuk memperkenalkan taeyeon. “yeoppo.” Seru ji yeon. “hey, berhentilah cari muka.” Ujar jinyoung. “ya!” bentak ji yeon. “annyeong seonsaeng, ji eun imnida.” Ujar ji eun dengan suara sedikit keras sehingga membuat ji yeon dan jinyoung mengurungkan niat mereka untuk berdebat dan ikut menyapa taeyeon. “hosh, hosh. Apa aku terlambat?” ujar GD yang berusaha mengatur nafasnya karena terus berlari dari pintu gerbang sampai ke kelas khusus. “ji young..” seru leeteuk. “YA! Panggil aku G.dragon.” bentak GD. “jadi kau menerima tawaranku?” Tanya leeteuk. “ne, aku berubah pikiran.” Ujar GD. “jadi kau mau menjadi salah satu Pembina anak2 kelas khusus?” Tanya leeteuk memastikan. “NE” tegas GD. “wah,,, gomawo.” Ujar leeteuk. “wahhh, kalian juga di minta menjadi guru di kelas ini juga ya?” Tanya GD menghampiri taeyeon, eunhyuk dan leeteuk. “jadi kau juga akan menjadi guru di kelas ini?” taeyeon balik bertanya dan dib alas anggukan mantap dari GD. “wahhh ini seperti reuni.” Ujar eunhyuk. “baik anak-anak, perkenalkan ini jiyoung, eh,bukan, G.dragon yang juga akan ikut membina kalian di kelas ini.” leeteuk memperkenalkan GD. “wahh, G.dragon yang punya toko alat music terkenal dikorea itu ya..” seru ji eun. “wah, kau kenal aku?” ujar GD. “ne, waktu aku beli gitar di toko terpampang fotomu, wuah, keren,,, aku akan di bina oleh seorang penulis lagu dan juga pemilik toko alat music terkenal di korea.” Seru ji eun. “G.dragon yang fashionista itu ya..” jiyeon menjentikkan jarinya. “aigoo, tenyata aku terkenal juga ya.” Seru GD. “waktu itu aku membaca biodatamu di majalah fashion, wuahhhh senangnya bisa di bina olehmu.” Seru ji yeon. “G.dragon..” gumam jinyoung. “kau.. juga mengenalku?” ujar GD mendengar gumaman jinyoung. “aneh.” Lanjut jinyoung berhasil membuat raut wajah GD berubah drastis, eunhyuk dan leeteuk berusaha menahan tawa mereka. “aku panggil ji young seonsaeng saja ya.” Ujar jinyoung. “aigoo, anak ini.” gerutu GD. “memangnya sulit ya, memanggil G.dragon atau GD?” ujar GD. “ani. Hanya saja aku merasa aneh. Aku lebih nyaman memanggil ji young seonsaeng.” Ujar jinyoung. “huh! Terserah kau sajalah.” Ujar GD. “gurae, ayo kita mulai belajar. Jinyoung, ji yeon bisakah kalian bacakan kembali tulisan yang ada di kertas ini.” ujar leeteuk. “ne,” ji yeon segera maju ke depan kelas. “aku tidak hanya akan berakhir sebagai pemimpi tapi aku akan membuat mimpi itu menjadi kenyataan.” Ji yeon kembali membaca tulisan di kertas itu dengan nada datar. “aigoo, ternyata masih sama” keluh leeteuk. “jinyoung coba kau baca.” Kini jinyoung maju ke depan kelas dan membaca tulisan itu. “aku tidak hanya akan berakhir sebagai pemimpi tapi aku akan membuat mimpi itu menjadi kenyataan.” Jinyoung kembali membaca tulisan itu dengan santai. “aih, masih sama saja seperti kemarin.” Keluh leeteuk. “ji eun~aa, coba kau baca kalimat ini.” leeteuk seonsaeng memberikan kertas itu pada ji eun. “aku tidak hanya akan berakhir sebagai pemimpi tapi aku akan membuat mimpi itu menjadi kenyataan.” Ji eun membaca kalimat itu dengan semangat dan sorot mata penuh tekad. “bagus. Itu ekspresi yang ku inginkan.” Seru leeteuk. “kalian sudah lihat kan? Jadi bisakah kalian ulangi membaca kalimat itu.” Ujar leeteuk pada ji yeon dan jinyoung, setelah berulang-ulang kali membaca kalimat itu akhirnya ji yeon dan jinyoung memahami arti dari kalimat itu dan mengekspresikan perasaan yang terkandung dalam kalimat itu dengan sempurna. “baguss..” seru leeteuk pusa. “gurae, sekarang giliranku.” Ujar GD membagikan selembar kertas pada ji yeon, jinyoung dan ji eun *three JI (3J) hahahaha#abaikan* “tuliskan beberapa kalimat di kertas itu sesuai yang kalian inginkan kemudian serahkan padaku.” Ujar GD. Ji yeon, jinyoung dan ji eun pun mulai menuliskan beberapa kata demi kata sehingga membentuk sebuah kalimat lalu menyerahkannya pada GD. GD mulai membaca kalimat yang tertulis di kertas masing2 orang dengan senyum yang mengambang di wajahnya. “jinyoung~aa, yang kau maksudkan itu ji yeon kan?” Tanya GD seusai membaca kertas milik jinyoung. “sebulan bersama pink bawel yang cerewet membuat telinga panas.” GD membaca kalimat yang tertulis di kertas milik jinyoung. “tidak sulit mengerti anak ini.” batin GD. “bawel? Cerewet?!” geram ji yeon menatap tajam jinyoung. “di situ kan aku tidak menulis namamu.” Sangkal jinyoung. “huh! Kau ini menyebalkan sekali!” gerutu ji yeon. “confuse?” GD heran membaca kertas ji yeon. “wae? Tadikan GD seonsaeng bilang tulis apa saja, jadi kutulis saja yang sedang kurasakan.” Sahut ji yeon enteng. “anak ini to the point sekali.” Batin GD. “yahh, terserah kau saja.” Sahut GD. “ji eun~aa, siapa namja yang telah membuatmu jatuh cinta?” Tanya GD. “ne?” Tanya ji eun kaget. “kau sedang jatuh cinta pada seseorang kan?” Tanya GD. “dari tulisan ini tersirat perasaanmu yang sebenarnya, kau saat ini sedang jatuh cinta. Benarkan?” lanjut GD. Teng, teng, teng. “eh, sudah bel istirahat, jadi kami boleh istirahat kan? Ji yeon~aa, kita ke kantin yukk.” Ji eun mengalihkan pembicaraan. “ne, kajja.” Ji yeon dan ji eun pun ke kantin. “ji yeon~aa, tadi kenapa di kertas kau hanya menulis confuse?” Tanya ji eun saat ji yeon asik melahap makanannya. “aku hanya menulis yang kurasakan saja.” Sahut ji yeon terus melahap makanannya. “kau bingung kenapa?” Tanya ji eun. “akuu……” ucapan ji yeon terhenti saat melihat minho lewat bersama krystal matanya terus menatap minho. “ji yeon..”,”ya! Ji yeon~aa”, “YA! PARK JI YEON!” bentak ji eun kesal. “WAE?!” sahut ji yeon dengan suara keras karena kaget. Minho dan krystal yang berada tak jauh dari ji yeon dan ji eun spontan menoleh kea rah ji eun dan ji yeon begitu pun dengan siswa2 lainnya yang sedang makan di kantin, mereka menatap ji yeon dan ji eun heran karena mereka berteriak-teriak di kantin. “ya! Lihat mereka semua sekarang memperhatikan kita, huuuh, memalukan.” Bisik ji eun. “siapa suruh kau berteriak padaku.” Sahut ji yeon. “ya! Aku mengajakmu bicara tapi kau tidak menyahut, jadi aku meneriakimu. Huh.” sahut ji eun. “tapi kan ak-“ kata2 ji yeon terhenti saat minho dan krystal menghampirinya dan ji eun. “ji yeon.” Sapa minho. “kenapa kalian tadi teriak-teriak?” Tanya krystal.

 

~ji yeon POV~

Minho dan krystal menghampiriku dan ji eun. Ini kesempatanku untuk mengajak minho bicara. “ji yeon.” Sapa minho. “kenapa kalian tadi teriak-teriak?” Tanya krystal. “minho~aa, bisa kita bicara sebentar?” ujarku. “ne.” sahut minho. “kajja.” Aku menarik tangan minho tapi.. “changkaman.” Krystal menahan tangan minho. “minho~aa, kahi seonsaeng meminta kita untuk banyak berlatih dan kurasa sekarang waktu yang pas. Mian ya ji yeon, sekarang minho harus berlatih agar terpilih untuk debut. Kajja minho~aa.” Krystal menarik tangan minho. Andwae, pokoknya aku harus bicara dengan minho. Segera kutahan tangan minho. “hanya sebentar kok, lagi pul-“

mianhe ji yeon~aa, tapi aku harus berlatih, kita bicaranya nanti saja ya. Kajja krystal.” Minho melepas kan tangannya dari genggamanku dan pergi bersama krystal. Sakit, rasanya hatiku sakit melihat minho seperti itu, dia benar2 sudah berubah, sejak bersama krystal dia tidak mempedulikanku lagi. “ji yeon~aa, kita ke kelas saja ya..” ajak ji eun.

 

~minho POV~

mianhe ji yeon~aa, tapi aku harus berlatih, kita bicaranya nanti saja ya. Kajja krystal.” aku melepas kan tanganku dari genggaman ji yeon dan pergi bersama krystal. Mian ji yeon~aa, aku hanya ingin kau lebih focus untuk berlatih dan berusaha agar kau tidak di anggap remeh oleh anak2 yang lain lagi. Sudah kuputuskan untuk menjauhi ji yeon sementar waktu sampai dia berhasil dan membuktikkan pada mereka semua kalau dia tidak sepayah yang mereka bayangkan.

 

~ji yeon POV~

Aku terus memikirkan kejadian di kantin tadi, aku tidak menyangka minho akan seperti itu, kau jahat minho, kau benar2 menyebalkan. “ISH! Napeun namja.” Gerutuku mencoret-coret lukisan wajah minho yang kubuat. “nugu?” Tanya jinyoung yang duduk di sampingku sambil melihat kearah gambar wajah minho yang sudah ku coret-coret. “wahh, gambarmu jelek sekali.” Ujar jinyoung. “MWO?! ISH! Tidak bisakah kau tidak menghinaku? Sehariiiiiiii saja! Huh!” sahut ku kesal karena jinyoung selalu saja menghinaku. “gurae, ku puji kau.” Ujar jinyoung. “wahh lihatlah, gambarmu bagus sekali..” lanjutnya sambil menutup matanya. “ya! Apa maksudmu memuji gambarku sambil menutup mata? Heoh?!” ujarku. “lebih baik begitukan, lebih baik aku tidak melihat gambarmu dan memujinya dari dari pada aku melihat gambarmu lalu menghinanya.” Ujarnya. “ISH! Bilang saja kalau tidak mau memuji!” gerutuku. “syukurlah kalau kau mengerti.” Sahutnya santai. ISH! Menyebalkan!

 

~krystal POV~

Aku berlatih dance di ruang latihan sendirian, aku bertekad untuk menjadi salah satu dari 6 orang yang terpilih untuk debut, apapun akan ku lakukan untuk menjadi pemenang, pokoknya aku harus bisa! “kau begitu ambisius.” Ujar seseorang dari belakangku membuatku otomatis menoleh ke asal suara.

 

 

TBC