Ugly or Pretty part 3
Author : choi hee young
Length : chaptered
Genre : molla. hahahaha #pletak/ author gendeng
Cast :
Park ji yeon T-ARA
Jung jinyoung B1A4
Chunji Teentop
Gongchan sik B1A4
Suzy Miss A
Baro B1A4
L.joe Teentop
Lee ji eun / IU
Support cast :
Jung Krystal f(x)
Key shinee
Park bom 2NE1
Disclaimer : cerita ini milik author sekalian sama jinyoung nya, cast lainnya milik menejemen masing2.
A.N : RCL ok? Happy reading..^^ CHU~
~author POV~
Ji yeon melangkah dengan semangat ke halaman sekolah, dia cukup semangat karena sudah mendapat seorang sahabat yang tulus. “ji yeon~aa.” Panggil ji eun. “annyeong.” sapa ji yeon dengan senyum merekah, deg! Tiba-tiba saja namja tampan yang sedari tadi memperhatikan ji yeon merasakan getaran yang berbeda saat melihat senyum ji yeon. “ada apa denganku?” batin namja itu sembari memegang dada sebelah kirinya *kena penyakit jantung kali hahahaha#plak/abaikan*. “ya. kau kenapa? kenapa diam saja?” Tanya chingunya yang terlihat chic. “iya, kau kenapa oppa?” Tanya seorang gadis berambut panjang. “a, aniya, gwenchana.” Sahutnya. “gotjimal.” Goda chingunya yang memakai topi. “ya! diam kau cha sun woo.” Geram namja itu. “omo! Sebaiknya kita pergi saja, kalau jinyoung sudah marah, bisa-bisa…… ihh.” Kata namja yang name tag nya tertulis kim ki bum. “hahahahaha.” Tawa mereka pecah mendengar perkataan key. “ya! kalian mau mat-“ kata-katanya terpotong saat melihat ji yeon lewat bersama ji eun dengan senyum mengembang di wajah ‘jelek’ nya. Deg! Lagi-lagi rasa itu menghampirinya. “ahh! Sudahlah.” Jinyoung bangkit dari tempat duduknya dan meninggalkan chingu dan dongsaengnya. “oppa, odiga?” Tanya krystal namun tak di hiraukan sama sekali. ‘eh, namja galak itu kenapa?’ batin ji yeon melihat jionyoung pergi dengan muka di tekuk.
~jinyoung POV~
Aigoo~ ada apa denganmu JUNG JINYOUNG?! Kenapa kau selalu seperti ini saat menatap yeoja jelek itu?! Ingat jung jinyoung, semua yang ada di hidupmu harus perfect, tak boleh ada yang terlihat ‘merusak’ pemandangan. Ingat perfect!
————–
~baro POV~
Hari ini aku benar-benar tidak konsen, pelajaran yang di ajarkan tak satu pun masuk ke otakku, ‘suzy’ ahhhhh, nama itu, wajahnya sampai sekarang masih terus terbayang, senyumnya, oh my! Ku rasa sebentar lagi aku akan gila. Yeoja itu berhasil membuatku terus memikirkannya, apa aku bisa bertemu lagi dengannya? Semoga…… “baro~aa.” Panggil gongchan. “n, ne” sahutku tersadar dari lamunanku. “song seonsaeng meminta pr mu.”
“mwo? Pr?”
“ne, waeyo? Jangan bilang kau…”
“omo! Aku lupa.”
“oh god! Kau tahu sendiri kan betapa kejamnya song seonsaeng pada murid yang tid-“
“cha sun woo, mana pr mu?” tiba-tiba song seonsaeng memanggilku, habislah aku! “e, e, a, aku, aku lupa saem.” Sahutku menggaruk kepalaku yang tak gatal. “kau! Sekarang juga keluar dari kelasku dan berdiri di lapangan upacara.” Suruhnya dengan tatapan yang siap memakanku, ah! Sial!. “cepat!” bentaknya melihatku yang masih diam di tempat. “y, ye.” Aku keluar kelas dan berdiri di lapangan upacara di bawah terik matahari, ish! Dasar perawan tua! Bisanya hanya marah-marah! Huh!
~author POV~
Cukup lama baro berdiri di lapangan upacara sampai bel istirahat berbunyi. “hufftt.” Baro membuang nafas lega karena hukumannya telah berakhir. “cha sun woo, kau mau kemana?” song seonsaeng menghentikan langkah baro yang hendak ke kantin. “ye?” Tanya baro kaget. “setelah ini masih pelajaranku, jadi kau masih harus menjalani hukumanmu, tetap di sini sampai jam pelajaranku berakhir, araseo?!” ujarnya pergi. “aish! Dasar bawel!” gerutu baro. “aih, aku haus sekali, masa’ istirahat saja tidak boleh, huuuh!” lahi-lagi baro menggerutu. “ini.” seseorang menyodorkan sebotol minuman dingin pada baro. “gomawo.” Baro menoleh untuk melihat orang yang memberinya minum dan ternyata orang itu adalah ji yeon. “cheonma…” sahutnya tersenyum dan pergi dari hadapan baro. “yeoja itu baik juga.” Gumam baro meneguk minumannya. Ji eun yang melihat ji yeon memberikan minuman pada baro segera menghampiri ji yeon, “ji yeon~aa, kenapa kau memberinya minum? Padahalkan mereka kejam padamu.” Kata ji eun. “gwenchana, untuk apa aku membalas perbuatan mereka.” Sahut ji yeon santai “aigoo, kau baik seka-“ tiba-tiba ji eun menghentikan perkataannya saat melihat wooyoung lewat. “ji yeon, aku duluan ya.” ji eun segera berlari mengikuti wooyoung, ji yeon hanya geleng-geleng melihat tingkah chingunya itu. Saat ji yeon hendak ke kelas dia melihat krystal sedang membawa banyak buku dan menjatuhkannya, spontan ji yeon menghampiri krystal dan membantunya membereskan buku-buku itu. “gomawo…” krystal bingung memanggilnya siapa. “ji yeon, park ji yeon imnida.” Ji yeon memperkenalkan diri. “ahh, gomawo ji yeon~ssi. Aku jung soo jung, kau bisa panggil aku krystal.” Ujar krystal. “ne, krystal~ssi.” Sahut ji yeon. “kau,,, kau yeoja yang di marahi oppaku di kantin beberapa hari lalu kan.” Krystal mencoba mengingat. “ne? oppa mu? Ahhh, jinyoung?” ji yeon menjentikan jarinya. “matta. Jinyoung oppa.” Seru krystal ‘oo, jadi dia bukan yeojachingunya jinyoung..’ batin ji yeon. “Tapi kenapa kau membantuku? Padahalkan oppaku jahat sekali padamu.” Ujar krystal dengan polosnya. “yang jahat itukan oppamu bukan kau, jadi apa salahnya aku membantumu.” Sahut ji yeon. “krystal.” Panggil jinyoung dan segera menghampiri krystal yang sedang mengobrol dengan ji yeon. “kau sedang apa di sini?” jinyoung memandang ji yeon dari ujung kaki sampai ujung rambut. “naega?” ji yeon menunjuk dirinya. “ani, aku bertanya pada dongsaengku.” Sahut jinyoung ketus. “lalu kenapa kau melihat ke arahku?” ji yeon mengerucutkan bibirnya membuat sisi cute nya terlihat walau tertutupi oleh wajah ‘jelek’ nya. “tentu saja aku melihat kearah mu penampilanmu itu sangat aneh.” Sahut jinyoung tersenyum meremehkan. “aneh ya?” raut wajah ji yeon berubah, namun seketika kembali cerah. “tapi mau bagaimana lagi, aku memang begini, hehehehe.” Ji yeon memamerkan deretan gigi putihnya, krystal yang tadinya khawatir ji yeon akan tersinggung karena perkataan jinyoung, keheranan melihat ji yeon yang tersenyum cerah. “pabbo.” Ujar jinyoung. “oppa.” Tegur krystal menyenggol lengan jinyoung. “wae? Memang benar, yeoja ini sungguh pabbo, di suruh mengerjakan soal yang gampang saja tidak bisa, ck.” Jinyoung tersenyum meremehkan lagi. “oppa, kajja.” Krystal segera mengajak jinyoung pergi sebelum semakin banyak kalimat2 yang menyakitkan keluar dari mulutnya. “sampai ketemu lagi ji yeon~ssi.” Krystal melambai pada ji yeon. “ne.” sahut ji yeon membalas melambai dengan senyum manisnya yang tetap terlihat walau terhalangi oleh wajahnya yang ‘jelek’ itu. “ji yeon~aa.” Panggil ji eun yang sudah berdiri di samping ji yeon. “aih, sejak kapan kau berdiri di situ?” Tanya ji yeon kaget. “baru saja. Tadi ku lihat kau bicara dengan namja perfectionist itu, ada apa?”
“namja perfectionist? Jinyoung maksudmu?”
“uhm. Siapa lagi kalau bukan dia.”
“kenapa kau menyebutnya perfectionist?”
“lalu di sebut apalagi, orang yang ingin semuanya sempurna dan sesuai keinginannya, yang tak ingin ada cacat sedikitpun dalam hidupnya.”
“lalu apa semuanya memang berjalan sesuai keinginannya yang sempurna itu?”
“euuu, sejauh ini sih iya, dia selalu mendapat peringkat pertama, tampan, jago main basket dan alat music, anak dari pengusaha kaya pokoknya menjadi namja idola di sekolah ini.”
“berarti kau juga mengidolakannya ya?” goda ji yeon.
“ahni, aku tidak tertarik dengan yang sesempurna itu, membuatku merasa tak pantas.”
“hey, semua orang pantas menyukai siapapun, lagi pula aku yakin dia tak sesempurna itu, semua manusia tak ada yang sempurna.”
Teng, teng, teng. Bel masuk berbunyi sekaligus mengakhiri obrolan kedua sahabat itu.
————–
~ji yeon POV~
“aku pulang.” Aku memberi salam saat masuk rumah dan seperti biasa hanya para pelayan yang menyambutku, kalau ada bom eonni, dia juga akan menyambutku tapi sekarang dia sedang sibuk-sibuknya dengan dara eonni untuk persiapan fashion show yang di adakan oleh manajemen kami, yahhhh, eonniku itu memang sangat suka dengan fashion dan benar-benar berambisi menjadi model terkenal sama sepertiku dan suzy. dan usaha kami tak sia-sia, bisa dilihat sekarang wajah kami terpampang di berbagai majalah sebagai model beberapa butik, bukannya pamer hehehehe. “ji yeonnie.” Suara yang sangat ku kenal terdengar dari belakangku. “suzy.. ada apa kemari?” tanyaku mendapati suzy yang berdiri sambil tersenyum. “ahni, aku hanya kangen denganmu, semenjak kau pindah sekolah, kita kan jadi jarang mengobrol, aku kangen mengobrol denganmu.” ujarnya riang. “uuhmm, na do, aku kangen mengobrol denganmu, eh, kau sudah makan siang?”
“belum.” Sahutnya dengan tampang memelas sambil memegangi perutnya. Hahaha lucu sekali.
“ya sudah, ayo, makan siang dulu.” Dengan semangat suzy mengangguk. Aku dan suzy melahap makanan yang sudah di siapkan pelayan rumahku. “ahh, kenyangnya..” seruku. “kajja, kita ke kamarku saja.” Ajaku.
~author POV~
Ji yeon dan suzy mengobrol di kamar nyaman ji yeon, kamar yang di desain senyaman mungkin namun tak melupakan kesan elegan dari kamar itu. “eh, ceritakan padaku tentang sekolah barumu dan penyamaranmu.” Seru suzy. “sekolah baruku?”
“ne, sekolah barumu, bagaimana? Kau sudah mendapat yang kau cari?”
“uhhm, belum, hajima, aku sudah dapat sahabat di sekolah itu, namanya lee ji eun, dia sangat baik, hanya dia yang mau berteman denganku.”
“eoh,, hanya sahabat? Huuhh, kalau itu sih tidak perlu kau cari jauh2, di sini kan ada aku, kau lupa denganku ya.”
“aniya, aku selalu ingat dengan sahabatku ini.” ji yeon mencubit pipi suzy hingga merah. “ya! sakit pabbo!” suzy balas mencubit pipi ji yeon. “ya, ya, ya. lepas, sakit.” Gerutu ji yeon. “kulepaskan asal kau lepas juga cubitanmu.”
“gurae, lepas sama2.”
“hana, dul, set.” Ji yeon dan suzy kompak melepas cubitan mereka dan akhirnya tertawa bersama. “eh, di sekolahmu ada namja yang menarik perhatianmu tidak?” Tanya suzy setelah puas tertawa.
~ji yeon POV~
“eh, di sekolahmu ada namja yang menarik perhatianmu tidak?” Tanya suzy. “namja?” aku berpikir sejenak ‘jinyoung’ omo! Kenapa aku jadi terpikir namja perfectionist itu?! “ne, namja, ada tidak?” Tanya suzy lagi. “uuhhmm, ada.” Sahutku.
“nugu? Tampan tidak?”
“tampan? Euhhmm, mungkin.”
“aigoo, siapa namja yang sudah berhasil merebut perhatianmu? Ku harap dia bisa membuatmu lupa dengan chunji.” Benar juga kata suzy, tapi sayangnya aku masih sulit melupakan chunji.
“ji yeon~aa, kenapa diam saja?”
“ne? e, ahni.”
“jadi, siapa namja itu?”
“namja itu…” aku memotong perkataanku, ku lihat suzy semakin penasaran, kerjain ah.. hahaha. “nanti juga kau tahu.” Lanjutku menjulurkan lidah padanya. “ya! ayo katakan.”
“shireo, hahahahaha.”
“ish. Ya!” gerutu suzy.
“hahahahahahaha.”
“huh!” inilah yang membuatku sedikit terhibur di tengah kesepian yang kurasakan, membuat suzy kesal dan tertawa bersamanya. “eh, sebentar malam kau akan datang ke club?” Tanya suzy. “sepertinya,, tidak” sahutku, kurasa jinyoung akan ke sky club malam ini, aku tidak mau penyamaranku terbongkar secepat itu. “waeyo?”
“sedang tidak ingin.”
“mwo? Itukan sudah seperti rumah kedua kita, club itukan kita bangun bersama.”
“ara, aku hanya..” yahh, selain takut penyamaranku terbongkar, aku juga tidak bisa bertemu dengan chunji, pasti memoriku tanpa di perintah akan memutar kembali masa indahku bersama chunji. “ahhh, ara,, kau belum siap bertemu chunji kan?” aih, suzy memang sahabat terbaikku, dia bahkan mengerti apa mauku walau tidak ku katakan. “gurae, kalau begitu malam ini kita jalan-jalan saja, ne?” bujuk suzy, aku mengangguk menyetujui. “kau menginap di sini saja ya? aku bosan sendirian, bom eonni lagi sibuk dengan fashion show yang di adakan manajemen kita.”
“uhm.” Suzy mengangguk. “tapi kok pihak manajemen tega sama kita, mereka tidak memakai kita pada fashion show kali ini. huuuuh.” Sungut suzy.
“mereka kan sudah menjelaskannya, sebentar lagi kita ujian tengah semester, mereka tidak ingin mengganggu kegiatan belajar kita.”
“ahhh, ara… eh, tapi aku pinjam bajumu donk, aku mau mandi.” Ujar suzy. “sebentar. Ku ambilkan dulu.” Aku menuju lemari besar tempatku menyimpan semua pakaianku. “igeo.” Aku menyodorkan pakaianku pada suzy. “gurae, aku mandi dulu.” Ujar suzy masuk ke kamar mandi yang ada di dalam kamarku.
Malam harinya…
~jinyoung POV~
Aku sedang berkumpul bersama baro, gongchan dan key di rumahku, ku lihat baro dari tadi hanya diam, aneh, tidak seperti biasanya dia cerewet dan tak bisa diam sekarang hanya diam saja. “hey, hambaro, kau kenapa?” tanyaku. “ne? e, ahni.” Sahutnya terbata. “gotjimal.” Celetuk gongchan. “kau sebenarnya kenapa? Dari tadi diam saja.” Kini key ikut bicara. “nan gwenchana, seharusnya kalian itu bertanya pada jinyoung, saat di sekolah tadikan dia terlihat aneh.” Omo! Apa-apaan dia, mengalihkan pembicaraan padaku. “naega? Nan gwenchana.” Sahutku. “aish! Kalian berdua sama saja, hari ini aneh.” Ucap key. “aneh apanya?” aku menyangkal, memang benar sih, hari ini aku merasa sedikit, eerr,, molla. “tuh kan, kau hari ini aneh. Tiba2 melamun begitu.” Pekik baro. “m, mwo? Mwo?!” kesalku. “hey, kau sebenarnya kenapa heoh?” gongchan menepuk pundakku. “ahh, sudahlah.” Aku bangkit dan mengambil kunci mobilku. “ya. ya. ya. kau mau kemana?” Tanya key. “jalan-jalan.” Sahutku tanpa berbalik menatap mereka. “omo! Kau jalan-jalan tanpa mengajak kami.. ish.” Kata baro, tiba-tiba gongchan merebut kunci mobil dari tanganku. “kajja.” Ujarnya. “yeay!” seru baro dan key lalu keluar menuju mobil bersama gongchan. “ya! ish!” gerutu mengejar mereka. Akhirnya kami pun jalan-jalan, sepanjang jalan mereka terus bertanya ada apa denganku hari ini, ish! Ini semua gara-gara yeoja jelek itu! Kenapa sih aku harus bertemu dengan yeoja itu?! Dan kenapa aku harus memikirkannya?! Ingat jinyoung, dia jauh dari kesempurnaan. Ish!
————–
~author POV~
Ji yeon dan suzy sedang bersiap-siap di rumah ji yeon untuk jalan-jalan. Kedua yeoja cantik itu menatap pantulan diri mereka di depan cermin. “you are so ugly.” Gumam ji yeon menatap dirinya di depan cermin. “mworago? Kalau kau saja ugly bagaimana denganku? Dengar ya, kau itu neomu yeopo, you are so pretty.” kata suzy. “tapi aku malah merasa karena wajahku ini tak ada satu pun namja yang mencintaiku dengan tulus.”
“ya sudah, abaikan saja orang2 seperti itu.”
“sudahlah, kajja.” Ajak ji yeon. dua yeoja cantik itu melaju dengan mobil BMW hitam milik ji yeon. “jadi, kemana sekarang?” Tanya ji yeon. “molla, kita keliling-keliling seoul saja.” Jawab suzy enteng.
~ji yeon POV~
Aku mengendarai mobil dengan kecepatan rata-rata, namun mobil di depanku mengerem tiba-tiba, spontan aku juga mengerem mobilku secara mendadak. “aigoo! Kenapa orang itu mengerem tiba-tiba, untung saja aku tidak melaju dengan kecepatan tinggi.” Umpatku, segera aku keluar dari mobil untuk memarahi pengendara mobil yang ada di depanku itu. “ya! kau bisa bawa mobil tidak!” omelku saat pengendara mobil itu keluar, namun aku terdiam karena yang keluar adalah jinyoung dkk, ottokhe? Semoga mereka tak mengenaliku. Kulihat jinyoung masih diam, biasanya dia langsung mengomel, sebaiknya aku masuk saja. Aku kembali masuk kedalam mobil. “waeyo?” Tanya suzy. “e, e, mereka itu,, teman2 di sekolah baruku, kalau mereka sampai mengenaliku habislah aku.” Sahutku. “ya sudah kalau begitu aku yang turun.” Suzy keluar dari mobil. Hahaha habislah kalian, omelan suzy lebih parah dariku, hihihi.
~jinyoung POV~
“berhenti.” Seru key. Ckittt, aigoo, namja ini sama saja dengan krystal. “wae?” tanyaku kesal. “kita singgah bel-“ ckiitt. Terdengar suara mobil di belakangku, aih, aku yakin pengendara mobil itu akan marah pada kami karena mengerem mendadak. Kami pun turun dari mobil dan hendak meminta maaf. Dari mobil itu keluar seorang yeoja. Aih, yeoja itukan yang menyanyi di sky club malam itu, neomu yeoppo. “ya! kau bisa bawa mobil tidak!” omelnya, omo~ bahkan saat marah dia tetap terlihat cantik. Aku masih terdiam di tempat tanpa membuka suara apapun begitu juga dengan gongchan dan yang lain, pasti mereka terpesona. Yeoja itu kembali masuk ke mobilnya, yahhh, padahal ini kesempatan bagus untuk kenalan. Tak lama seorang yeoja keluar dari mobil itu, itu kan, siapa namanya?? Aku lupa… “kalian sebenarnya bisa menyetir tidak! Untung saja kami tidak menabrak mobil kalian!” omel yeoja yang bernama.. “suzy.” Ujar baro, ah, matta, namanya suzy, tapi kenapa baro bisa tahu? Ku lihat suzy menyipitkan matanya berusaha mengingat sesuatu. “kau,,” ujarnya. “ne, aku namja yang hampir tertabrak mobil waktu itu.” Kata baro semangat, aigoo, kelihatan sekali dia menyukai suzy. Tapi aku masih penasaran dengan yeoja yang di dalam mobil itu.
~baro POV~
ckiitt. Terdengar suara mobil di belakang mobil jinyoung, pasti gara key minta berhenti mendadak jadi orang di belakang mobil kami ikut mengerem mendadak, kami turun dan hendak meminta maaf. “ya! kau bisa bawa mobil tidak!” seorang yeoja cantik keluar dari mobil itu, aigoo~ sepertinya akhir2 ini aku sering sekali bertemu yeoja cantik. Ku perhatikan yeoja ini, yeoppo, neomu yeoppo. Yeoja itu kembali masuk ke dalam mobilnya, tak lama seorang yeoja keluar dari mobil itu “kalian sebenarnya bisa menyetir tidak! Untung saja kami tidak menabrak mobil kalian” yeoja itu kan “suzy.” Ujarku, omona, dia makin cantik saja walau sedang marah. “kau,,” ujarnya. “ne, aku namja yang hampir tertabrak mobil waktu itu.” Kataku semangat, semoga dia masih mengingatku. “ahh, aku ingat.” Ujarnya lagi. “mian sudah membuat kalian terkejut.” Ucapku. “ah, ne, kami minta maaf ya.” kata key. “mianhe agasshi.” Kini gongchan ikut meminta maaf. “hey, ayo minta maaf.” Aku menyikut jinyoung, yah, sahabatku yang satu ini paling sulit minta maaf. “mian.” Kata jinyoung.
~ji yeon POV~
Ku lihat suzy mengomeli mereka tapi tiba2 teman jinyoung yang bernama baro sepertinya mengenal suzy, mereka terlihat sedikit mengobrol hingga akhirnya satu persatu dari mereka meminta maaf pada suzy terakhir tinggal jinyoung yang belum minta maaf, yahh, dia itu namja yang paling sulit minta maaf walau dia salah tapi tak lama ku lihat jinyoung sedikit membungkuk dilihat dari gerakan bibirnya mengatakan mian, jadi dia benar2 meminta maaf, hahahah ”mbbbhhaaaaahahaha.” Aku tidak dapat menahan tawaku melihat tampang jinyoung saat minta maaf. “hahahahahahaha” aku terus tertawa.
~author POV~
Suzy, jinyoung dan yang lain keheranan mendengar suara tawa ji yeon dari dalam mobil. “temanmu kenapa?” Tanya jinyoung pada suzy. “ne? e, a, mungkin dia sedang menelpon seseorang, ya sudah, kami duluan.” Kata suzy. “changkaman.” Ujar jinyoung. “ne?” Tanya suzy. “sampaikan juga permintaan maafku pada chingumu.” Kata jinyoung. “ne.” sahut suzy dan masuk ke dalam mobil, ji yeon pun menjalankan mobilnya melewati jinyoung dkk. “tadi kenapa kau tertawa?” Tanya suzy. “kau lihat tadi wajah jinyoung saat meminta maaf? Lucu sekali, itu pertama kalinya ku lihat dia meminta maaf pada seseorang.” Sahut ji yeon. “tentu saja dia harus minta maaf, sudah jelas2 dia yang salah.”
“tapi dia itu bukanlah tipe orang seperti itu, walaupun dia salah, dia tak akan minta maaf.”
“eoh, mungkin karenamu.”
“mwo?”
“tadi saat aku mau masuk ke mobil dia bilang ‘sampaikan juga permintaan maafku pada chingumu.’ Katanya begitu.”
“jeongmal? Dia meminta maaf padaku? Kalau sampai dia tahu kalau aku itu ji yeon yang selalu dimarahi olehnya, dia pasti tidak sudi meminta maaf.”
“wahh, seburuk itukah dia?”
“euhm.” Ji yeon mengangguk.
“sepertinya bukan dia orang yang kau cari.” Kata suzy dan ji yeon hanya diam saja. “oh ya, kau kenal dengan baro dari mana?” Tanya ji yeon.
“eohh, baro… dia itu namja yang ku selamatkan saat dia hampir tertabrak mobil beberapa hari lalu.”
“eohh.” Ji yeon ber-oh ria. “eh, kalo baro atau chingunya Tanya siapa namaku, jangan katakan, bisa-bisa semuanya terbongkar begitu saja.” Lanjutnya.
“siippppp.” Suzy mengacungkan ibu jarinya.
Sementara itu di mobil jinyoung…
“aigoo~ yeoja2 tadi neomu yeoppo.” Ujar key.
“hu’um, tapi bagiku suzy lebih cantik, neomu yeoppo.” Sahut baru dengan mata berbinar-binar.
“kurasa tidak, masih lebih yeoppo yeoja yang chingunya suzy. Seandainya di lihat lebih dekat lagi pasti lebih yeoppo.” Bantah gongchan.
“ya! jinyoung~aa, kenapa diam saja? Berikan pendapatmu, seleramu kan bisa di percaya.” Ujar key.
“ne? eu… menurutku,,,”
“pasti suzy.” Potong baro.
“tentu saja chingunya suzy, sudah jelas-jelas dia jauh lebih yeoppo, yahh, ku akui suzy memang yeoppo tapi chingunya itu jauh lebih yeoppo dan mengagumkan.” Puji jinyoung yang di kenal dengan selera tinggi.
“omo, omo~ sepertinya kau sudah jatuh cinta padanya ya.” goda key.
“jatuh cinta? ini baru dua kali bertemu dengannya bahkan aku tak tahu namanya.”
“mwo? Dua kali?” Tanya key heran.
“euhm, dua kali, wae?”
“kapan?” kini gongchan ikut bertanya.
“beberapa hari yang lalu, saat aku di ajak krystal ke club, aku bertemu yeoja itu di sana, kalian tahu, suaranya bagus sekali.”
“jeongmal? Aigoo~ kau bahkan sudah mendengarnya menyanyi.” Ujar key.
“heummm, suaranya bagus, eh, di club itu juga ada suzy.” Perkataan jinyoung berhasil membuat baro membulatkan kedua matanya.
“jeongmal? Ajak aku ke club itu ya? ya?” bujuk baro.
“shireo.” Jinyoung memamerkan evil smilenya.
“ish. Ayolah… ne? ne? nanti ku traktir. Ne?”
“gurae.” Sahut jinyoung ‘hahaha itu yang ku mau’ batinnya.
———–
~author POV~
Malam itu, ji yeon dan suzy menghabiskan waktu di jalan kota seoul yang ramai menggunakan mobil BMW ji yeon. drrtt, ji yeon melihat kea rah HP nya tertera : L.joe calling “yobosaeyo…… uri?…… hehehe, mian, kami sedang jalan-jalan. Wae?…… ne? kami di jalan XXX, waeyo?”
“ya! ya! ish.” Gerutu ji yeon saat L.joe memutuskan telpon begitu saja, lalu dia mengetik sesuatu di layar iphone nya.
To : L.joe
Kami tunggu di taman jalan XXX. Palli, kalau tidak, kita akan pergi.
————-
~L.joe POV~
Aigoo~ berani sekali ji yeon dan suzy pergi tanpa aku, ish. Dengan cepat ku tekan beberapa tombol di HP ku, tak lama ji yeon mengangkat telpon dariku. “ya! kalian di mana?…… ne! kau dan suzy kemana heoh? Berani sekali kalian pergi tanpa aku…… kalian di jalan mana sekarang?…….. gurae, tunggu aku di sana.” Tuuttt. Drrtt, hp ku bergetar ku lihat icon 1 message
From : jiyeonnie
Kami tunggu di taman jalan XXX. Palli, kalau tidak, kita akan pergi.
Setelah membaca pesan ji yeon, aku segera bergegas pergi dari sky club namun “L.joe” panggil seseorang yang kurasa adalah chunji. “kau mau bertemu ji yeon ya?” tanyanya saat aku menoleh, ‘mau apa dia? Ish!’
“ne, wae?”
“aku ikut ya, ada yang harus aku jelaskan padanya.” Ujarnya. ‘MWO? Ikut, ish!’
“bolehkan?”
“terserah kau saja.” Sahutku malas.
“gurae, kajja, aku ikuti kau dengan mobilku saja.” Ajaknya bersemangat. ‘god! Kenapa mahluk ini menyebalkan sekali?! Ish!’
———–
~ji yeon POV~
Aku dan suzy menunggu L.joe di sebuah taman sambil meminum minuman kaleng yang baru saja kami beli di mini market. Tak lama aku melihat mobil Volvo hitam yang sudah jelas adalah mobilnya L.joe, mobilnya berhenti tepat di hadapanku dan suzy, L.joe keluar dari dalam mobilnya dengan senyum khasnya namun di belakangnya menyusul sebuah mobil yang juga sangat ku kenal. “chunji” gumamku melihat mobil chunji semakin mendekat, mobilnya pun berhenti d belakang mobil L.joe, seorang namja keluar dan benar, itu chunji. “ji yeon~aa.” Sapanya, aku mengalihkan pandanganku pada L.joe dan menatapnya tajam. “aku yang minta ikut.” Jelas chunji seakan mengerti pandanganku pada L.joe “mau apa kau?” tanyaku dingin, jujur, aku masih sakit hati padanya. “kita harus bicara ji yeon~aa.” Sahutnya mendekatiku. “apa lagi yang mau kau bicarakan?”
“sebentar saja, beri aku kesempatan untuk membuat semuanya jelas. Kajja.” Chunji menarik pelan tanganku menjauh dari suzy dan L.joe. “apanya yang mau kau buat jelas? Heoh?! Semuanya sudah sangat jelas bagiku.” Kataku melepaskan genggaman tangannya. “tenang dulu, kau salah paham.”
“salah paham? Sudah jelas-jelas kau selingkuh dengan sulli, kau bilang ini salah paham?!” aku mulai emosi.
“dengar aku.” Ujarnya tenang sambil memegang bahuku dan menatapku dalam, tatapan yang selama ini membuatku tenang. “aku memang bersama sulli, tapi itu karena permintaan choi ahjuma, karena dia ingin sulli bahagia sebelum ajal menjemputnya.”
“apa maksudmu?”
“sulli…… dia,,,, dia mengidap kanker jaringan lunak stadium akhir.” Aku terhenyak mendengar perkataan chunji barusan. “walau ragaku bersama sulli tapi hatiku tetap bersamamu, saranghaeyo ji yeon~aa, aku tak ada maksud menyakitimu.” Lanjutnya menatap mataku dengan tatapan memohon, tatapan matanya benar-benar tulus, aku, aku,,, tak bisa melihatnya seperti ini. “kau mau memaafkanku?” tanyanya dan aku mengangguk. “gomawo ji yeon~aa” chunji memelukku erat, pelukannya yang hangat yang mampu membuatku tenang. “kau maukan menjadi yeojachinguku lagi?” Tanya chunji masih mendekapku, aku harus jawab apa?
TBC
otthe?? plisssssssssssss komen yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa. 🙂