Arsip Tag: park bom

Ugly or Pretty part 3

Ugly or Pretty part 3

 

 

Author : choi hee young

 

 

 

 

Length : chaptered

 

 

Genre : molla. hahahaha #pletak/ author gendeng

 

 

Cast :

Park ji yeon T-ARA

Jung jinyoung B1A4

Chunji Teentop

Gongchan sik B1A4

Suzy Miss A

Baro B1A4

L.joe Teentop

Lee ji eun / IU

 

 

Support cast :

Jung Krystal f(x)

Key shinee

Park bom 2NE1

 

 

Disclaimer : cerita ini milik author sekalian sama jinyoung nya, cast lainnya milik menejemen masing2.

 

 

A.N : RCL ok? Happy reading..^^ CHU~

 

~author POV~

Ji yeon melangkah dengan semangat ke halaman sekolah, dia cukup semangat karena sudah mendapat seorang sahabat yang tulus. “ji yeon~aa.” Panggil ji eun. “annyeong.” sapa ji yeon dengan senyum merekah, deg! Tiba-tiba saja namja tampan yang sedari tadi memperhatikan ji yeon merasakan getaran yang berbeda saat melihat senyum ji yeon. “ada apa denganku?” batin namja itu sembari memegang dada sebelah kirinya *kena penyakit jantung kali hahahaha#plak/abaikan*. “ya. kau kenapa? kenapa diam saja?” Tanya chingunya yang terlihat chic. “iya, kau kenapa oppa?” Tanya seorang gadis berambut panjang. “a, aniya, gwenchana.” Sahutnya. “gotjimal.” Goda chingunya yang memakai topi. “ya! diam kau cha sun woo.” Geram namja itu. “omo! Sebaiknya kita pergi saja, kalau jinyoung sudah marah, bisa-bisa…… ihh.” Kata namja yang name tag nya tertulis kim ki bum. “hahahahaha.” Tawa mereka pecah mendengar perkataan key. “ya! kalian mau mat-“ kata-katanya terpotong saat melihat ji yeon lewat bersama ji eun dengan senyum mengembang di wajah ‘jelek’ nya. Deg! Lagi-lagi rasa itu menghampirinya. “ahh! Sudahlah.” Jinyoung bangkit dari tempat duduknya dan meninggalkan chingu dan dongsaengnya. “oppa, odiga?” Tanya krystal namun tak di hiraukan sama sekali. ‘eh, namja galak itu kenapa?’ batin ji yeon melihat jionyoung pergi dengan muka di tekuk.

 

~jinyoung POV~

Aigoo~ ada apa denganmu JUNG JINYOUNG?! Kenapa kau selalu seperti ini saat menatap yeoja jelek itu?! Ingat jung jinyoung, semua yang ada di hidupmu harus perfect, tak boleh ada yang terlihat ‘merusak’ pemandangan. Ingat perfect!

 

————–

 

~baro POV~

Hari ini aku benar-benar tidak konsen, pelajaran yang di ajarkan tak satu pun masuk ke otakku, ‘suzy’ ahhhhh, nama itu, wajahnya sampai sekarang masih terus terbayang, senyumnya, oh my! Ku rasa sebentar lagi aku akan gila. Yeoja itu berhasil membuatku terus memikirkannya, apa aku bisa bertemu lagi dengannya? Semoga…… “baro~aa.” Panggil gongchan. “n, ne” sahutku tersadar dari lamunanku. “song seonsaeng meminta pr mu.”

mwo? Pr?”

ne, waeyo? Jangan bilang kau…”

omo! Aku lupa.”

oh god! Kau tahu sendiri kan betapa kejamnya song seonsaeng pada murid yang tid-“

cha sun woo, mana pr mu?” tiba-tiba song seonsaeng memanggilku, habislah aku! “e, e, a, aku, aku lupa saem.” Sahutku menggaruk kepalaku yang tak gatal. “kau! Sekarang juga keluar dari kelasku dan berdiri di lapangan upacara.” Suruhnya dengan tatapan yang siap memakanku, ah! Sial!. “cepat!” bentaknya melihatku yang masih diam di tempat. “y, ye.” Aku keluar kelas dan berdiri di lapangan upacara di bawah terik matahari, ish! Dasar perawan tua! Bisanya hanya marah-marah! Huh!

 

~author POV~

Cukup lama baro berdiri di lapangan upacara sampai bel istirahat berbunyi. “hufftt.” Baro membuang nafas lega karena hukumannya telah berakhir. “cha sun woo, kau mau kemana?” song seonsaeng menghentikan langkah baro yang hendak ke kantin. “ye?” Tanya baro kaget. “setelah ini masih pelajaranku, jadi kau masih harus menjalani hukumanmu, tetap di sini sampai jam pelajaranku berakhir, araseo?!” ujarnya pergi. “aish! Dasar bawel!” gerutu baro. “aih, aku haus sekali, masa’ istirahat saja tidak boleh, huuuh!” lahi-lagi baro menggerutu. “ini.” seseorang menyodorkan sebotol minuman dingin pada baro. “gomawo.” Baro menoleh untuk melihat orang yang memberinya minum dan ternyata orang itu adalah ji yeon. “cheonma…” sahutnya tersenyum dan pergi dari hadapan baro. “yeoja itu baik juga.” Gumam baro meneguk minumannya. Ji eun yang melihat ji yeon memberikan minuman pada baro segera menghampiri ji yeon, “ji yeon~aa, kenapa kau memberinya minum? Padahalkan mereka kejam padamu.” Kata ji eun. “gwenchana, untuk apa aku membalas perbuatan mereka.” Sahut ji yeon santai “aigoo, kau baik seka-“ tiba-tiba ji eun menghentikan perkataannya saat melihat wooyoung lewat. “ji yeon, aku duluan ya.” ji eun segera berlari mengikuti wooyoung, ji yeon hanya geleng-geleng melihat tingkah chingunya itu. Saat ji yeon hendak ke kelas dia melihat krystal sedang membawa banyak buku dan menjatuhkannya, spontan ji yeon menghampiri krystal dan membantunya membereskan buku-buku itu. “gomawo…” krystal bingung memanggilnya siapa. “ji yeon, park ji yeon imnida.” Ji yeon memperkenalkan diri. “ahh, gomawo ji yeon~ssi. Aku jung soo jung, kau bisa panggil aku krystal.” Ujar krystal. “ne, krystal~ssi.” Sahut ji yeon. “kau,,, kau yeoja yang di marahi oppaku di kantin beberapa hari lalu kan.” Krystal mencoba mengingat. “ne? oppa mu? Ahhh, jinyoung?” ji yeon menjentikan jarinya. “matta. Jinyoung oppa.” Seru krystal ‘oo, jadi dia bukan yeojachingunya jinyoung..’ batin ji yeon. “Tapi kenapa kau membantuku? Padahalkan oppaku jahat sekali padamu.” Ujar krystal dengan polosnya. “yang jahat itukan oppamu bukan kau, jadi apa salahnya aku membantumu.” Sahut ji yeon. “krystal.” Panggil jinyoung dan segera menghampiri krystal yang sedang mengobrol dengan ji yeon. “kau sedang apa di sini?” jinyoung memandang ji yeon dari ujung kaki sampai ujung rambut. “naega?” ji yeon menunjuk dirinya. “ani, aku bertanya pada dongsaengku.” Sahut jinyoung ketus. “lalu kenapa kau melihat ke arahku?” ji yeon mengerucutkan bibirnya membuat sisi cute nya terlihat walau tertutupi oleh wajah ‘jelek’ nya. “tentu saja aku melihat kearah mu penampilanmu itu sangat aneh.” Sahut jinyoung tersenyum meremehkan. “aneh ya?” raut wajah ji yeon berubah, namun seketika kembali cerah. “tapi mau bagaimana lagi, aku memang begini, hehehehe.” Ji yeon memamerkan deretan gigi putihnya, krystal yang tadinya khawatir ji yeon akan tersinggung karena perkataan jinyoung, keheranan melihat ji yeon yang tersenyum cerah. “pabbo.” Ujar jinyoung. “oppa.” Tegur krystal menyenggol lengan jinyoung. “wae? Memang benar, yeoja ini sungguh pabbo, di suruh mengerjakan soal yang gampang saja tidak bisa, ck.” Jinyoung tersenyum meremehkan lagi. “oppa, kajja.” Krystal segera mengajak jinyoung pergi sebelum semakin banyak kalimat2 yang menyakitkan keluar dari mulutnya. “sampai ketemu lagi ji yeon~ssi.” Krystal melambai pada ji yeon. “ne.” sahut ji yeon membalas melambai dengan senyum manisnya yang tetap terlihat walau terhalangi oleh wajahnya yang ‘jelek’ itu. “ji yeon~aa.” Panggil ji eun yang sudah berdiri di samping ji yeon. “aih, sejak kapan kau berdiri di situ?” Tanya ji yeon kaget. “baru saja. Tadi ku lihat kau bicara dengan namja perfectionist itu, ada apa?”

namja perfectionist? Jinyoung maksudmu?”

uhm. Siapa lagi kalau bukan dia.”

kenapa kau menyebutnya perfectionist?”

lalu di sebut apalagi, orang yang ingin semuanya sempurna dan sesuai keinginannya, yang tak ingin ada cacat sedikitpun dalam hidupnya.”

lalu apa semuanya memang berjalan sesuai keinginannya yang sempurna itu?”

euuu, sejauh ini sih iya, dia selalu mendapat peringkat pertama, tampan, jago main basket dan alat music, anak dari pengusaha kaya pokoknya menjadi namja idola di sekolah ini.”

berarti kau juga mengidolakannya ya?” goda ji yeon.

ahni, aku tidak tertarik dengan yang sesempurna itu, membuatku merasa tak pantas.”

hey, semua orang pantas menyukai siapapun, lagi pula aku yakin dia tak sesempurna itu, semua manusia tak ada yang sempurna.”

Teng, teng, teng. Bel masuk berbunyi sekaligus mengakhiri obrolan kedua sahabat itu.

 

————–

 

~ji yeon POV~

aku pulang.” Aku memberi salam saat masuk rumah dan seperti biasa hanya para pelayan yang menyambutku, kalau ada bom eonni, dia juga akan menyambutku tapi sekarang dia sedang sibuk-sibuknya dengan dara eonni untuk persiapan fashion show yang di adakan oleh manajemen kami, yahhhh, eonniku itu memang sangat suka dengan fashion dan benar-benar berambisi menjadi model terkenal sama sepertiku dan suzy. dan usaha kami tak sia-sia, bisa dilihat sekarang wajah kami terpampang di berbagai majalah sebagai model beberapa butik, bukannya pamer hehehehe. “ji yeonnie.” Suara yang sangat ku kenal terdengar dari belakangku. “suzy.. ada apa kemari?” tanyaku mendapati suzy yang berdiri sambil tersenyum. “ahni, aku hanya kangen denganmu, semenjak kau pindah sekolah, kita kan jadi jarang mengobrol, aku kangen mengobrol denganmu.” ujarnya riang. “uuhmm, na do, aku kangen mengobrol denganmu, eh, kau sudah makan siang?”

belum.” Sahutnya dengan tampang memelas sambil memegangi perutnya. Hahaha lucu sekali.

ya sudah, ayo, makan siang dulu.” Dengan semangat suzy mengangguk. Aku dan suzy melahap makanan yang sudah di siapkan pelayan rumahku. “ahh, kenyangnya..” seruku. “kajja, kita ke kamarku saja.” Ajaku.

 

~author POV~

Ji yeon dan suzy mengobrol di kamar nyaman ji yeon, kamar yang di desain senyaman mungkin namun tak melupakan kesan elegan dari kamar itu. “eh, ceritakan padaku tentang sekolah barumu dan penyamaranmu.” Seru suzy. “sekolah baruku?”

ne, sekolah barumu, bagaimana? Kau sudah mendapat yang kau cari?”

uhhm, belum, hajima, aku sudah dapat sahabat di sekolah itu, namanya lee ji eun, dia sangat baik, hanya dia yang mau berteman denganku.”

eoh,, hanya sahabat? Huuhh, kalau itu sih tidak perlu kau cari jauh2, di sini kan ada aku, kau lupa denganku ya.”

aniya, aku selalu ingat dengan sahabatku ini.” ji yeon mencubit pipi suzy hingga merah. “ya! sakit pabbo!” suzy balas mencubit pipi ji yeon. “ya, ya, ya. lepas, sakit.” Gerutu ji yeon. “kulepaskan asal kau lepas juga cubitanmu.”

gurae, lepas sama2.”

hana, dul, set.” Ji yeon dan suzy kompak melepas cubitan mereka dan akhirnya tertawa bersama. “eh, di sekolahmu ada namja yang menarik perhatianmu tidak?” Tanya suzy setelah puas tertawa.

 

~ji yeon POV~

eh, di sekolahmu ada namja yang menarik perhatianmu tidak?” Tanya suzy. “namja?” aku berpikir sejenak ‘jinyoung’ omo! Kenapa aku jadi terpikir namja perfectionist itu?! “ne, namja, ada tidak?” Tanya suzy lagi. “uuhhmm, ada.” Sahutku.

nugu? Tampan tidak?”

tampan? Euhhmm, mungkin.”

aigoo, siapa namja yang sudah berhasil merebut perhatianmu? Ku harap dia bisa membuatmu lupa dengan chunji.” Benar juga kata suzy, tapi sayangnya aku masih sulit melupakan chunji.

ji yeon~aa, kenapa diam saja?”

ne? e, ahni.”

jadi, siapa namja itu?”

namja itu…” aku memotong perkataanku, ku lihat suzy semakin penasaran, kerjain ah.. hahaha. “nanti juga kau tahu.” Lanjutku menjulurkan lidah padanya. “ya! ayo katakan.”

shireo, hahahahaha.”

ish. Ya!” gerutu suzy.

hahahahahahaha.”

huh!” inilah yang membuatku sedikit terhibur di tengah kesepian yang kurasakan, membuat suzy kesal dan tertawa bersamanya. “eh, sebentar malam kau akan datang ke club?” Tanya suzy. “sepertinya,, tidak” sahutku, kurasa jinyoung akan ke sky club malam ini, aku tidak mau penyamaranku terbongkar secepat itu. “waeyo?”

sedang tidak ingin.”

mwo? Itukan sudah seperti rumah kedua kita, club itukan kita bangun bersama.”

ara, aku hanya..” yahh, selain takut penyamaranku terbongkar, aku juga tidak bisa bertemu dengan chunji, pasti memoriku tanpa di perintah akan memutar kembali masa indahku bersama chunji. “ahhh, ara,, kau belum siap bertemu chunji kan?” aih, suzy memang sahabat terbaikku, dia bahkan mengerti apa mauku walau tidak ku katakan. “gurae, kalau begitu malam ini kita jalan-jalan saja, ne?” bujuk suzy, aku mengangguk menyetujui. “kau menginap di sini saja ya? aku bosan sendirian, bom eonni lagi sibuk dengan fashion show yang di adakan manajemen kita.”

uhm.” Suzy mengangguk. “tapi kok pihak manajemen tega sama kita, mereka tidak memakai kita pada fashion show kali ini. huuuuh.” Sungut suzy.

mereka kan sudah menjelaskannya, sebentar lagi kita ujian tengah semester, mereka tidak ingin mengganggu kegiatan belajar kita.”

ahhh, ara… eh, tapi aku pinjam bajumu donk, aku mau mandi.” Ujar suzy. “sebentar. Ku ambilkan dulu.” Aku menuju lemari besar tempatku menyimpan semua pakaianku. “igeo.” Aku menyodorkan pakaianku pada suzy. “gurae, aku mandi dulu.” Ujar suzy masuk ke kamar mandi yang ada di dalam kamarku.

 

Malam harinya…

 

~jinyoung POV~

Aku sedang berkumpul bersama baro, gongchan dan key di rumahku, ku lihat baro dari tadi hanya diam, aneh, tidak seperti biasanya dia cerewet dan tak bisa diam sekarang hanya diam saja. “hey, hambaro, kau kenapa?” tanyaku. “ne? e, ahni.” Sahutnya terbata. “gotjimal.” Celetuk gongchan. “kau sebenarnya kenapa? Dari tadi diam saja.” Kini key ikut bicara. “nan gwenchana, seharusnya kalian itu bertanya pada jinyoung, saat di sekolah tadikan dia terlihat aneh.” Omo! Apa-apaan dia, mengalihkan pembicaraan padaku. “naega? Nan gwenchana.” Sahutku. “aish! Kalian berdua sama saja, hari ini aneh.” Ucap key. “aneh apanya?” aku menyangkal, memang benar sih, hari ini aku merasa sedikit, eerr,, molla. “tuh kan, kau hari ini aneh. Tiba2 melamun begitu.” Pekik baro. “m, mwo? Mwo?!” kesalku. “hey, kau sebenarnya kenapa heoh?” gongchan menepuk pundakku. “ahh, sudahlah.” Aku bangkit dan mengambil kunci mobilku. “ya. ya. ya. kau mau kemana?” Tanya key. “jalan-jalan.” Sahutku tanpa berbalik menatap mereka. “omo! Kau jalan-jalan tanpa mengajak kami.. ish.” Kata baro, tiba-tiba gongchan merebut kunci mobil dari tanganku. “kajja.” Ujarnya. “yeay!” seru baro dan key lalu keluar menuju mobil bersama gongchan. “ya! ish!” gerutu mengejar mereka. Akhirnya kami pun jalan-jalan, sepanjang jalan mereka terus bertanya ada apa denganku hari ini, ish! Ini semua gara-gara yeoja jelek itu! Kenapa sih aku harus bertemu dengan yeoja itu?! Dan kenapa aku harus memikirkannya?! Ingat jinyoung, dia jauh dari kesempurnaan. Ish!

 

————–

 

~author POV~

Ji yeon dan suzy sedang bersiap-siap di rumah ji yeon untuk jalan-jalan. Kedua yeoja cantik itu menatap pantulan diri mereka di depan cermin. “you are so ugly.” Gumam ji yeon menatap dirinya di depan cermin. “mworago? Kalau kau saja ugly bagaimana denganku? Dengar ya, kau itu neomu yeopo, you are so pretty.” kata suzy. “tapi aku malah merasa karena wajahku ini tak ada satu pun namja yang mencintaiku dengan tulus.”

ya sudah, abaikan saja orang2 seperti itu.”

sudahlah, kajja.” Ajak ji yeon. dua yeoja cantik itu melaju dengan mobil BMW hitam milik ji yeon. “jadi, kemana sekarang?” Tanya ji yeon. “molla, kita keliling-keliling seoul saja.” Jawab suzy enteng.

 

~ji yeon POV~

Aku mengendarai mobil dengan kecepatan rata-rata, namun mobil di depanku mengerem tiba-tiba, spontan aku juga mengerem mobilku secara mendadak. “aigoo! Kenapa orang itu mengerem tiba-tiba, untung saja aku tidak melaju dengan kecepatan tinggi.” Umpatku, segera aku keluar dari mobil untuk memarahi pengendara mobil yang ada di depanku itu. “ya! kau bisa bawa mobil tidak!” omelku saat pengendara mobil itu keluar, namun aku terdiam karena yang keluar adalah jinyoung dkk, ottokhe? Semoga mereka tak mengenaliku. Kulihat jinyoung masih diam, biasanya dia langsung mengomel, sebaiknya aku masuk saja. Aku kembali masuk kedalam mobil. “waeyo?” Tanya suzy. “e, e, mereka itu,, teman2 di sekolah baruku, kalau mereka sampai mengenaliku habislah aku.” Sahutku. “ya sudah kalau begitu aku yang turun.” Suzy keluar dari mobil. Hahaha habislah kalian, omelan suzy lebih parah dariku, hihihi.

 

~jinyoung POV~

berhenti.” Seru key. Ckittt, aigoo, namja ini sama saja dengan krystal. “wae?” tanyaku kesal. “kita singgah bel-“ ckiitt. Terdengar suara mobil di belakangku, aih, aku yakin pengendara mobil itu akan marah pada kami karena mengerem mendadak. Kami pun turun dari mobil dan hendak meminta maaf. Dari mobil itu keluar seorang yeoja. Aih, yeoja itukan yang menyanyi di sky club malam itu, neomu yeoppo. “ya! kau bisa bawa mobil tidak!” omelnya, omo~ bahkan saat marah dia tetap terlihat cantik. Aku masih terdiam di tempat tanpa membuka suara apapun begitu juga dengan gongchan dan yang lain, pasti mereka terpesona. Yeoja itu kembali masuk ke mobilnya, yahhh, padahal ini kesempatan bagus untuk kenalan. Tak lama seorang yeoja keluar dari mobil itu, itu kan, siapa namanya?? Aku lupa… “kalian sebenarnya bisa menyetir tidak! Untung saja kami tidak menabrak mobil kalian!” omel yeoja yang bernama.. “suzy.” Ujar baro, ah, matta, namanya suzy, tapi kenapa baro bisa tahu? Ku lihat suzy menyipitkan matanya berusaha mengingat sesuatu. “kau,,” ujarnya. “ne, aku namja yang hampir tertabrak mobil waktu itu.” Kata baro semangat, aigoo, kelihatan sekali dia menyukai suzy. Tapi aku masih penasaran dengan yeoja yang di dalam mobil itu.

 

~baro POV~

ckiitt. Terdengar suara mobil di belakang mobil jinyoung, pasti gara key minta berhenti mendadak jadi orang di belakang mobil kami ikut mengerem mendadak, kami turun dan hendak meminta maaf. “ya! kau bisa bawa mobil tidak!” seorang yeoja cantik keluar dari mobil itu, aigoo~ sepertinya akhir2 ini aku sering sekali bertemu yeoja cantik. Ku perhatikan yeoja ini, yeoppo, neomu yeoppo. Yeoja itu kembali masuk ke dalam mobilnya, tak lama seorang yeoja keluar dari mobil itu “kalian sebenarnya bisa menyetir tidak! Untung saja kami tidak menabrak mobil kalian” yeoja itu kan “suzy.” Ujarku, omona, dia makin cantik saja walau sedang marah. “kau,,” ujarnya. “ne, aku namja yang hampir tertabrak mobil waktu itu.” Kataku semangat, semoga dia masih mengingatku. “ahh, aku ingat.” Ujarnya lagi. “mian sudah membuat kalian terkejut.” Ucapku. “ah, ne, kami minta maaf ya.” kata key. “mianhe agasshi.” Kini gongchan ikut meminta maaf. “hey, ayo minta maaf.” Aku menyikut jinyoung, yah, sahabatku yang satu ini paling sulit minta maaf. “mian.” Kata jinyoung.

 

~ji yeon POV~

Ku lihat suzy mengomeli mereka tapi tiba2 teman jinyoung yang bernama baro sepertinya mengenal suzy, mereka terlihat sedikit mengobrol hingga akhirnya satu persatu dari mereka meminta maaf pada suzy terakhir tinggal jinyoung yang belum minta maaf, yahh, dia itu namja yang paling sulit minta maaf walau dia salah tapi tak lama ku lihat jinyoung sedikit membungkuk dilihat dari gerakan bibirnya mengatakan mian, jadi dia benar2 meminta maaf, hahahah ”mbbbhhaaaaahahaha.” Aku tidak dapat menahan tawaku melihat tampang jinyoung saat minta maaf. “hahahahahahaha” aku terus tertawa.

 

~author POV~

Suzy, jinyoung dan yang lain keheranan mendengar suara tawa ji yeon dari dalam mobil. “temanmu kenapa?” Tanya jinyoung pada suzy. “ne? e, a, mungkin dia sedang menelpon seseorang, ya sudah, kami duluan.” Kata suzy. “changkaman.” Ujar jinyoung. “ne?” Tanya suzy. “sampaikan juga permintaan maafku pada chingumu.” Kata jinyoung. “ne.” sahut suzy dan masuk ke dalam mobil, ji yeon pun menjalankan mobilnya melewati jinyoung dkk. “tadi kenapa kau tertawa?” Tanya suzy. “kau lihat tadi wajah jinyoung saat meminta maaf? Lucu sekali, itu pertama kalinya ku lihat dia meminta maaf pada seseorang.” Sahut ji yeon. “tentu saja dia harus minta maaf, sudah jelas2 dia yang salah.”

tapi dia itu bukanlah tipe orang seperti itu, walaupun dia salah, dia tak akan minta maaf.”

eoh, mungkin karenamu.”

mwo?”

tadi saat aku mau masuk ke mobil dia bilang ‘sampaikan juga permintaan maafku pada chingumu.’ Katanya begitu.”

jeongmal? Dia meminta maaf padaku? Kalau sampai dia tahu kalau aku itu ji yeon yang selalu dimarahi olehnya, dia pasti tidak sudi meminta maaf.”

wahh, seburuk itukah dia?”

euhm.” Ji yeon mengangguk.

sepertinya bukan dia orang yang kau cari.” Kata suzy dan ji yeon hanya diam saja. “oh ya, kau kenal dengan baro dari mana?” Tanya ji yeon.

eohh, baro… dia itu namja yang ku selamatkan saat dia hampir tertabrak mobil beberapa hari lalu.”

eohh.” Ji yeon ber-oh ria. “eh, kalo baro atau chingunya Tanya siapa namaku, jangan katakan, bisa-bisa semuanya terbongkar begitu saja.” Lanjutnya.

siippppp.” Suzy mengacungkan ibu jarinya.

 

Sementara itu di mobil jinyoung…

 

aigoo~ yeoja2 tadi neomu yeoppo.” Ujar key.

hu’um, tapi bagiku suzy lebih cantik, neomu yeoppo.” Sahut baru dengan mata berbinar-binar.

kurasa tidak, masih lebih yeoppo yeoja yang chingunya suzy. Seandainya di lihat lebih dekat lagi pasti lebih yeoppo.” Bantah gongchan.

ya! jinyoung~aa, kenapa diam saja? Berikan pendapatmu, seleramu kan bisa di percaya.” Ujar key.

ne? eu… menurutku,,,”

pasti suzy.” Potong baro.

tentu saja chingunya suzy, sudah jelas-jelas dia jauh lebih yeoppo, yahh, ku akui suzy memang yeoppo tapi chingunya itu jauh lebih yeoppo dan mengagumkan.” Puji jinyoung yang di kenal dengan selera tinggi.

omo, omo~ sepertinya kau sudah jatuh cinta padanya ya.” goda key.

jatuh cinta? ini baru dua kali bertemu dengannya bahkan aku tak tahu namanya.”

mwo? Dua kali?” Tanya key heran.

euhm, dua kali, wae?”

kapan?” kini gongchan ikut bertanya.

beberapa hari yang lalu, saat aku di ajak krystal ke club, aku bertemu yeoja itu di sana, kalian tahu, suaranya bagus sekali.”

jeongmal? Aigoo~ kau bahkan sudah mendengarnya menyanyi.” Ujar key.

heummm, suaranya bagus, eh, di club itu juga ada suzy.” Perkataan jinyoung berhasil membuat baro membulatkan kedua matanya.

jeongmal? Ajak aku ke club itu ya? ya?” bujuk baro.

shireo.” Jinyoung memamerkan evil smilenya.

ish. Ayolah… ne? ne? nanti ku traktir. Ne?”

gurae.” Sahut jinyoung ‘hahaha itu yang ku mau’ batinnya.

 

———–

 

~author POV~

Malam itu, ji yeon dan suzy menghabiskan waktu di jalan kota seoul yang ramai menggunakan mobil BMW ji yeon. drrtt, ji yeon melihat kea rah HP nya tertera : L.joe calling “yobosaeyo…… uri?…… hehehe, mian, kami sedang jalan-jalan. Wae?…… ne? kami di jalan XXX, waeyo?”

ya! ya! ish.” Gerutu ji yeon saat L.joe memutuskan telpon begitu saja, lalu dia mengetik sesuatu di layar iphone nya.

 

To : L.joe

 

Kami tunggu di taman jalan XXX. Palli, kalau tidak, kita akan pergi.

 

————-

 

~L.joe POV~

Aigoo~ berani sekali ji yeon dan suzy pergi tanpa aku, ish. Dengan cepat ku tekan beberapa tombol di HP ku, tak lama ji yeon mengangkat telpon dariku. “ya! kalian di mana?…… ne! kau dan suzy kemana heoh? Berani sekali kalian pergi tanpa aku…… kalian di jalan mana sekarang?…….. gurae, tunggu aku di sana.” Tuuttt. Drrtt, hp ku bergetar ku lihat icon 1 message

 

From : jiyeonnie

 

Kami tunggu di taman jalan XXX. Palli, kalau tidak, kita akan pergi.

 

Setelah membaca pesan ji yeon, aku segera bergegas pergi dari sky club namun “L.joe” panggil seseorang yang kurasa adalah chunji. “kau mau bertemu ji yeon ya?” tanyanya saat aku menoleh, ‘mau apa dia? Ish!’

ne, wae?”

aku ikut ya, ada yang harus aku jelaskan padanya.” Ujarnya. ‘MWO? Ikut, ish!’

bolehkan?”

terserah kau saja.” Sahutku malas.

gurae, kajja, aku ikuti kau dengan mobilku saja.” Ajaknya bersemangat. ‘god! Kenapa mahluk ini menyebalkan sekali?! Ish!’

 

———–

 

~ji yeon POV~

Aku dan suzy menunggu L.joe di sebuah taman sambil meminum minuman kaleng yang baru saja kami beli di mini market. Tak lama aku melihat mobil Volvo hitam yang sudah jelas adalah mobilnya L.joe, mobilnya berhenti tepat di hadapanku dan suzy, L.joe keluar dari dalam mobilnya dengan senyum khasnya namun di belakangnya menyusul sebuah mobil yang juga sangat ku kenal. “chunji” gumamku melihat mobil chunji semakin mendekat, mobilnya pun berhenti d belakang mobil L.joe, seorang namja keluar dan benar, itu chunji. “ji yeon~aa.” Sapanya, aku mengalihkan pandanganku pada L.joe dan menatapnya tajam. “aku yang minta ikut.” Jelas chunji seakan mengerti pandanganku pada L.joe “mau apa kau?” tanyaku dingin, jujur, aku masih sakit hati padanya. “kita harus bicara ji yeon~aa.” Sahutnya mendekatiku. “apa lagi yang mau kau bicarakan?”

sebentar saja, beri aku kesempatan untuk membuat semuanya jelas. Kajja.” Chunji menarik pelan tanganku menjauh dari suzy dan L.joe. “apanya yang mau kau buat jelas? Heoh?! Semuanya sudah sangat jelas bagiku.” Kataku melepaskan genggaman tangannya. “tenang dulu, kau salah paham.”

salah paham? Sudah jelas-jelas kau selingkuh dengan sulli, kau bilang ini salah paham?!” aku mulai emosi.

dengar aku.” Ujarnya tenang sambil memegang bahuku dan menatapku dalam, tatapan yang selama ini membuatku tenang. “aku memang bersama sulli, tapi itu karena permintaan choi ahjuma, karena dia ingin sulli bahagia sebelum ajal menjemputnya.”

apa maksudmu?”

sulli…… dia,,,, dia mengidap kanker jaringan lunak stadium akhir.” Aku terhenyak mendengar perkataan chunji barusan. “walau ragaku bersama sulli tapi hatiku tetap bersamamu, saranghaeyo ji yeon~aa, aku tak ada maksud menyakitimu.” Lanjutnya menatap mataku dengan tatapan memohon, tatapan matanya benar-benar tulus, aku, aku,,, tak bisa melihatnya seperti ini. “kau mau memaafkanku?” tanyanya dan aku mengangguk. “gomawo ji yeon~aa” chunji memelukku erat, pelukannya yang hangat yang mampu membuatku tenang. “kau maukan menjadi yeojachinguku lagi?” Tanya chunji masih mendekapku, aku harus jawab apa?

 

TBC

otthe?? plisssssssssssss komen yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa. 🙂

Ugly or Pretty part 2

Ugly or Pretty part 2

Author    : choi hee young

Length    : chaptered

Genre    : find by your self *evil laugh #pletak/ author stress

Cast        :

Park ji yeon T-ARA

Jung jinyoung B1A4

Chunji Teentop

Gongchan sik B1A4

Suzy Miss A

Baro B1A4

L.joe Teentop

Lee ji eun / IU

Support cast :

Jung Krystal f(x)

Key Shinee

Park bom 2NE1

sandara park 2NE1

TOP bigbang

taeyang bigbang

Disclaimer : cerita ini milik author sekalian sama jinyoung nya, cast lainnya milik menejemen masing2.

A.N         : seperti biasa, abis baca ni FF wajib ninggalin comment, ok? Happy reading..^^ CHU~

~author POV~
Ji yeon segera bangkit dan berlari ke kelas namun karena terburu-buru ji yeon menabrak seseorang,, “mian.”
“YA! kau punya mata tidak heoh?!” bentak orang yang di tabraknya yang tak lain adalah jinyoung.
“aku kan sud-“
“oppa.” Panggil seorang yeoja. “krystal..” ujar jinyoung melihat yeoja itu. “ayo pulang, aku sudah lapar.” Ajak krystal. “changkaman, aku masih ada urusan dengan-“ kata2 jinyoung terhenti. “ya! kemana yeoja itu?!” seru jinyoung kesal karena ji yeon sudah tak ada di tempat dia berdiri tadi, ne, dia kabur saat jinyoung mengobrol dengan krystal. “ya! kembali kau pabbo!” teriak jinyoung melihat ji yeon yang sudah berlari menjauhinya. “mian. Annyeong.” ji yeon hanya menyengir dari kejauhan. “sudahlah oppa, kajja.” Krystal menarik tangan jinyoung.

————

~ji yeon POV~
“aigoo~ bis nya lama sekali..” gerutuku duduk di halte bis sendirian. Aku jadi teringat namja itu, hahahahaha, dia terlihat sangat kesal tadi, aku heran, namja galak seperti dia bisa punya yeojachingu secantik yeoja tadi.

————-

~author POV~
Malam yang indah di kota seoul, seorang yeoja cantik berpenampilan casual berjalan di trotoar sembari mengutak-atik HP nya, tuutt “yobosaeyo… ya! kau akan datang malam ini?…. jeongmal?…. gurae, aku tunggu, kau tahu, orang-orang sudah merindukanmu…… hehehehe… ne, annyeong.” tiitt. Setelah mematikan telponnya yeoja itu menggeleng sambil tersenyum, di pasangnya earphone ke telinganya, “goodbye baby, goodbye..” yeoja itu ikut menyanyikan lagu yang terputar di i-pod nya, dengan santai dia berjalan, langkahnya terhenti, tangan mulusnya menarik lengan seorang namja yang hampir tertabrak oleh mobil.

~baro POV~
“baro~aa, kau turun sana, belikan snack untuk kami, suruh key dan gongchan. “uhm.” Aku keluar dari mobil dan masuk ke dalam mini market untuk membeli snack, setelah itu, aku berniat kembali ke mobil gongchan yang ada di seberang jalan, drrtt.
1 message from:jinyoung

Baro~aa, tolong katakan pada yang lain aku tidak bisa ikut party kalian malam ini, krystal tiba-tiba mengajakku ke club.

Baru saja berniat membalas SMS, tiba-tiba lenganku di tarik oleh seseorang, BRRRMMM sebuah mobil melaju kencang tepat di tempatku berdiri tadi, sebelum lenganku di tarik. Aigoo, hampir saja aku tertabrak mobil. Tapi siapa yang menolongku? Aku berbalik melihat siapa yang menolongku dan ingin mengucapkan terima kasih. Saat aku berbalik, omo~ neomu yeoppo, ternyata orang yang menyelamatkanku sangat cantik, apa dia malaikat? “hey.” Yeoja itu memondar mandirkan tangannya di depanku yang terpaku menatapnya. “g, gomawo sudah menolongku.” Ujarku tersadar dari lamunanku. “cheonma.” Ujarnya berlalu dari hadapanku. “changkaman.”
“ne?”
“aku baro, neo?” aku mengulurkan tangan. “suzy~aa.” Teriak seorang namja dan kurasa di tujukan pada yeoja yang ada di hadapanku sekarang. “kau sudah tahu namaku kan. Annyeong.” katanya tersenyum dan berlari ke arah namja yang memanggilnya tadi. Ohhh, suzy ya… semoga kita bisa bertemu lagi suzy~ssi. Aku kembali ke mobil gongchan dan melaju kerumah key.

~author POV~
Yeoja itu berlari menghampiri namja yang sedang berdiri di samping mobil Volvo hitam. “kita pergi sekarang?” Tanya namja tampan itu. “ne, kajja.” Yeoja itu masuk ke dalam mobil dengan senyum manisnya. Mobil Volvo hitam itu melaju menembus keramaian kota seoul dan berhenti di sebuah rumah mewah, yeoja itu keluar dari mobil dan menghampiri seorang yeoja cantik nan imut dengan tampilan elegan yang berdiri di depan rumah mewah itu. “kenapa kau minta di jemput? Biasanya kau bawa mobil.” Kata Yeoja yang di panggil suzy itu. “aku sedang malas bawa mobil, kenapa kau tidak bilang akan pergi bersama L.joe?” Tanya yeoja cantik itu. “waeyo? Sudahlah kajja.” Mereka pun melaju ke sebuah club.

@ sky club

~author POV~
Dua orang yeoja dan seorang namja masuk ke club itu dengan santai seakan sudah terbiasa dengan tempat dan orang-orang yang berada di tempat itu. “hey.” Seorang yeoja yang umurnya lebih tua beberapa tahun dari kedua yeoja itu melambaikan tangan pada mereka, di sampingnya duduk seorang namja yang seumuran dengannya dengan santai merangkul bahunya. “aigoo, baru dua hari kenapa aku sudah merindukanmu..” yeoja itu merangkul yeoja cantik yang datang bersama suzy dan L.joe tadi. “jeongmal?” Tanya yeoja cantik itu. “kau tidak percaya padaku heoh?” yeoja itu mengerucutkan bibirnya, terlihat manis. “aigoo, dara eonni..” yeoja itu tersenyum sangat manis. “hey, ji yeon~aa, kau tidak ingin memelukku, aku juga kan rindu padamu.” Kata namja yang tadi merangkul yeoja yang di panggil dara. “ihh, seung hyun oppa genit.” Kata yeoja bernama ji yeon itu. “ji yeon~aa, eonnimu mana?” Tanya namja yang duduk di sebelah seung hyun. “aigoo, taeyang oppa, merindukan bom eonni ya. kkk~” ledek ji yeon. “aku kan hanya bertanya.” Sahut taeyang, dan di ikuti tawa mereka semua, sementara mereka tertawa, sepasang mata cantik tengah mencari-cari sesuatu tak lama dia menemukan apa yang dia cari ‘chunji’ batinnya, tersirat rasa sakit dari mata indahnya.

~jinyoung POV~
“krystal~aa, kenapa tiba-tiba kau mengajakku ke club…” aku berusaha mengingat nama club yang di sebut krystal tadi. “ah! Sky club.” Ingatku. “kata chinguku club itu sangat bagus, orang-orang yang datang ke club itu katanya keren-keren, suara penyanyi-penyanyinya juga bagus, katanya club itu club elit, tak sembarang orang bisa masuk ke club itu, yahh, hanya orang2 yang berasal dari keluarga terpandang saja yang bisa masuk.” Jelas krystal panjang lebar. “aigoo, jadi kau mengajakku ke club itu hanya untuk melihat namja-namja keren yang datang ke club itu? Heoh?” ujarku. “hehehehehe, kau kan oppaku, jadi kau harus mengikutiku dan menjagaku. Lagi pula di sana banyak yeoja-yeoja cantik, jadi sekalian kau cari pacar saja.” Kata krystal nyengir kuda #plak. “oppa berhenti.” Ckkiitt, aku mengerem tiba-tiba mobilku karena teriakkan krystal. “waeyo?” tanyaku kesal. “kita sudah sampai, kajja.” Krystal turun dari mobilku. Kami masuk ke club itu, benar kata krystal, club ini sangat elit, sangat terlihat dari barang2nya, kami duduk di sebuah kursi sambil meneguk minuman dan menikmati lantunan lagu, mataku tertuju pada segerombol yeoja dan namja yang duduk di dekat panggung. “krystal~aa, siapa mereka? Kenapa mereka sepertinya mendominasi club ini?” tanyaku. “ohh, ku dengar dari chinguku, mereka itu adalah pemilik club ini, jadi club ini di bangun bersama oleh mereka.” Jelas krystal. “kau tahu banyak ya.”
“tentu saja, aku kan punya banyak sumber, hehehehe.”

~author POV~
“ji yeon~aa, ayo menyanyi, aku sudah kangen dengan nyanyianmu.” Ujar suzy. “ne? tunggu bom eonni saja ya.” tolak ji yeon. “ah! Itu bom eonni sudah datang, bom eonni.” Panggil suzy, bom menghampiri kawan-kawannya dan dongsaengnya yang duduk di dekat panggung. “nahhh, sekarang bom eonni sudah datang jadi kau harus menyanyi bersama bom eonni, ne?” ujar suzy. “bom eonni saja, aku tidak.” Tolak ji yeon. “ayolah ji yeon~aa.” Bujuk L.joe. “ne, ne, kajja eon.” Ji yeon naik ke panggung bersama bom. Kedua bersaudara itu mulai bernyanyi dengan merdu, “aigoo, eonni dan dongsaengnya suaranya sama-sama bagus.” Puji dara. Selama menyanyi senyum indah mengembang di wajah cantik ji yeon seakan tak ada luka di hatinya, I think I’m ugly and nobody want to love just like her I wanna be pretty , I wanna be pretty, don’t lie to to my face cause I know I’m ugly (2NE1 – ugly), dengan lancar ji yeon menyanyikan bait itu. “aku heran, ji yeon suka sekali dengan lagu itu, padahal lagu itu berbeda jauh dengannya yang cantik.” Ujar dara. Ji yeon mengedarkan pandangannya ke segala arah selama ia menyanyi sesekali pandangannya bertemu dengan chunji namun segera dia alihkan tapi kini mata indahnya bertemu dengan sepasang mata tajam milik seorang namja yang sedang memperhatikannya, dengan cepat ji yeon mengalihkan pandangannya dan menyembunyikan wajahnya dengan rambut panjangnya yang tergerai.

~jinyoung POV~
Saat aku sedang mengobrol dengan krystal, seorang yeoja naik ke atas panggung, cantik sangat cantik, kemudian seorang yeoja yang lebih tua beberapa tahun dariku ikut naik ke panggung, alunan music mulai di mainkan, yeoja cantik itu mulai bernyanyi, hampir semua yang di katakan krystal benar, yeoja2 di club ini cantik2 apalagi yeoja itu, sangat cantik. I think I’m ugly and nobody want to love just like her I wanna be pretty, I wanna be pretty, don’t lie to to my face cause I know I’m ugly (2NE1 – ugly), bait itu terdengar jelas di telingaku, ku rasa lagu itu cocok untuk,, ji yeon? aigoo, kenapa aku memikirkannya. Aku kembali menatap yeoja itu tiba-tiba dia menatapku, deg, aneh kenapa rasanya sama saat pandanganku bertemu dengan ji yeon, dengan cepat yeoja itu mengalihkan pandangannya, omo~ jantungku, ku pegang dada sebelah kiriku, detakkannya sangat terasa, yeoja itu, “oppa, dia cantik ya.” ujar krystal, mwo? Apa krystal bisa membaca pikiranku? “mwo? Nugu?” aku pura-pura bertanya. “tentu saja yeoja yang sedang menyanyi itu.” Sungut krystal. “yang mana? Yang menyanyi kan dua orang.” Sahutku bodoh, sudah jelas yeoja itu terlihat paling cantik. “aigoo, oppa, kau mulai tak normal ya?” krystal meletakkan tangannya di dahiku. “aniya.” Aku menepis tangannya pelan. “habis, oppa sih.. sudah jelas yeoja yang berdiri di sebelah kiri itu neomu yeoppo, kau malah bertanya lagi yang mana? Huuuh.” Gerutu krystal. “ah, ne, yeoja itu cantik.” Kataku. “kau tahu siapa dia?” lanjutku. “ani, aku hanya mengenal yeoja yang itu.” Aku mengarahkan pandanganku mengikuti arah jari krystal yang menuju pada seorang yeoja berambut panjang dengan poni ratanya yang duduk di dekat panggung, cantik, tapi kurasa yeoja yang menyanyi tadi lebih cantik. “memang siapa dia?” tanyaku. “dia itu suzy, salah satu pemilik club ini.” sahut krystal. “kau hanya mengenal satu orang darii,, changkaman, satu, dua tiga,,,, tujuh orang? Huuuh payah.” Ledekku. “ya! ya! aku kenal yang lain juga kok, yang itu namanya, seung hyun oppa.” Kata krystal. “yang mana?”
“ituuuuuu yang tampan itu.”
“tak setampan aku kok.” Pletakk. “ya! dongsaeng kurang ajar.”
“siapa suruh,, kau pelihara sikap PD mu itu..”
“memang salah? Aku kan memang tampan.”
“ish.”
“lalu? Kau kenal siapa lagi?”
“yang itu, itu dara eonni, katanya sih dia yeojachingu seung hyun oppa.”
“ya. aku hanya bertanya nama, bukannya mau meladeni gosipmu.”
“ish! Kau menyebalkan sekali.”
“hahahahahaha.”

~ji yeon POV~
Aigoo, kenapa jinyoung bisa ada di sini? Memang tak ada tempat lain untuk kencan? Huuh, semoga dia tidak menyadarinya. “eh, aku pulang duluan ya.” kataku. “waeyo? Kau kan baru datang.” Kata dara eonni. “aku..” aku berusaha mencari alasan. “ji yeon.” ujar seseorang yang suaranya sangat ku kenal, ‘chunji’ batinku. “wae?” tanyaku dingin. “bisa bicara sebentar?”
“tidak bisa.”
“sebentar saja, ne?”
“aku ada urusan.” Sahutku tanpa menatapnya.
“jebal, sebentar saja, ne?” ujarnya memohon, ‘ani ji yeon~aa, kau tidak boleh luluh.’
“gurae, 5 menit saja.” Pabbo! Kenapa kau begini ji yeon?!! aku terus merutuki diriku sendiri. “kajja.” Chunji menggenggam tanganku menuju tempat yang tenang untuk bicara. “ji yeon~aa, mianhe, jeongmal mianhaeyo.” Ujarnya, menggenggam kedua tanganku, rasanya mataku memanas. “untuk apa?”
“mian, aku,, aku,,” katanya sambil mununduk. “sudahlah, aku tidak perlu itu semua.” Ku hempaskan tangannya dan kembali ke dalam club. Semoga air mataku tak jatuh sekarang. Aigoo, aku tak bawa mobil, aku minta L.joe mengantarku saja. “L.joe~aa, antarkan aku ya, kajja.” Tanpa persetujuannya aku menarik L.joe, changkaman, bagaimana ini? jinyoung masih duduk di dekat pintu, semoga dia tidak mengenaliku. “L.joe~aa, palliyo.”
“aigoo, tunggu sebentar.”
“palliyo.” Aku terus menarik tangan L.joe sampai di luar club.

~jinyong POV~
Seusai menyanyi yeoja itu kembali bergabung dengan chingu-chingunya, tiba-tiba seorang namja menghampirinya, yeoja itu terlihat sedikit acuh pada namja itu lalu namja itu menggenggam tangannya keluar, apa itu namjachingunya? Tak lama yeoja itu kembali namun segera pergi menarik tangan namja yang duduk di samping yeoja yang bernama…… ah! Dara, yeoja itu terus menarik tangan namja itu, mereka berjalan mendekat ke arahku, aih, wajah yeoja itu semakin cantik jika di lihat semakin dekat, mereka akhirnya keluar dari club dan aku tak dapat melihat wajah cantik yeoja itu lagi. Namja itu siapa? Sebenarnya namjachingnya itu yang mana? Baru pertama bertemu, yeoja itu sukses membuatku terus memperhatikan dan memikirkannya.

~author POV~
Sesampai di luar club, L.joe menghentikan langkahnya membuat ji yeon ikut menghentikan langkahnya juga. “wae?” Tanya ji yeon. “seharusnya aku yang bertanya ‘wae’ padamu? Ada apa denganmu heoh?”
“apa aku harus menceritakannya?”
“tidak perlu! Jika kau sudah tidak menganggapku sebagai sahabatmu lagi.” Sungut L.joe, ji yeon menunduk, tes~ air matanya tak dapat di bendung lagi. “w, wae gurae?” Tanya L.joe khawatir. “aku sudah putus dengan chunji.” Ujar ji yeon. “mwo? Kapan? Dan kenapa?” L.joe memegang bahu ji yeon. “dua hari lalu.” Sahut ji yeon. “makanya kau tidak datang ke club 2 hari ini?” Tanya L.joe dan ji yeon hanya mengangguk. “tapi kenapa? Kenapa kau bisa putus dengannya?” Tanya L.joe namun tangis ji yeon semakin menjadi,  L.joe mendekap ji yeon berusaha menenangkannya. “uljima, eum.” L.joe mengusap lembut rambut ji yeon.

~jinyoung POV~
Tak lama setelah yeoja itu keluar bersama namja itu, krystal mengajakku pulang, namun saat aku keluar dari club ku lihat yeoja itu berada dalam pelukan namja tadi, jadi benar itu namjachingunya? kenapa sesedih ini? apa aku benar-benar telah jatuh cinta dengannya? Apa ini yang namanya love at the first sight? “oppa, kajja, aku masih harus mengerjakan tugas di rumah.” Ajak krystal. “ah, ne, kajja.”

~suzy POV~
Setelah L.joe pergi bersama ji yeon, aku jadi tidak mood, kurasa ada yang berbeda jika tak ada L.joe, apa lagi ji yeon juga pergi, jadi aku putuskan untuk pulang saja. “aku pulang duluan ya.” pamitku. Langkahku terhenti saat berada di pintu club, kakiku melemas, dadaku rasanya sakit melihat pemandangan di depanku, L.joe memeluk ji yeon, namja yang ku sukai memeluk sahabatku, walaupun aku tahu mereka hanyalah sahabat sejak kecil tapi hatiku selalu begini saat melihat L.joe begitu perhatian pada ji yeon. ku urungkan niatku untuk keluar club sampai kulihat mobil L.joe tak ada di parkiran baru aku keluar dan pulang kerumah.

~author POV~
Setelah merasa lebih tenang, ji yeon menceritakan semuanya pada L.joe. “aku putus dengan chunji karena,,, dia, selingkuh.”
“mwo? Bagaimana bisa?”
“tentu saja bisa. Aku terlalu bodoh karena mencintainya, sedangkan dia tidak pernah mencintaiku dengan tulus.”
“heyy, mana ada namja yang tidak mencintaimu, wajahmu cantik, dan kau juga baik.”
“gomawo atas pujiannya.”
“ya. aku jujur kok.”
“tapi karena wajahku lah, makanya jadi seperti ini, dia hanya mencintai wajahku, bukan aku.”
“maksudmu?”
“neo pabboya?!” ji yeon mulai kesal dengan sikap lemot L.joe “maksudku jika aku jelek apa masih ada yang mau denganku?”
“tentu saja, buktinya aku, aku sudah mengenalmu sejak kecil, sejak kau masih suka ngompol dan wajahmu masih sangat lucu, aku sudah menjadi sahabatmu dan selamanya akan begitu.” Sahut L.joe
“ne, ne, gomawo.tapi sekarang aku tidak sedang membicarakanmu. Huuh.”
“lalu? Jangan bilang kau mau oprasi plastic jadi jelek?” PLETAK
“mana mungkin! Pabbo.”
“lalu?”
“aku hanya menyamarkan penampilanku saja, jadi di sekolah baruku, aku berpenampilan jelek untuk mencari sahabat dan seorang yang benar2 mencintaiku apa adanya.” Jelas ji yeon.
“ooo, lalu apa kau mendapatkannya?”
“uhm, tapi baru seorang sahabat, dia sangat baik, dia satu-satunya orang yang peduli padaku.”
“yeoja atau namja?”
“yeoja.”
“eoh.. lalu apa sudah ada namja yang baik padamu?”
“opseoyo.” Sahut ji yeon sekenanya. ‘syukurlah, jadi aku masih ada kesempatan, hehehe’ batin L.joe
“memangnya kau pindah ke SMA mana?”
“changnam high school. Waeyo?”
“ani. Ya sudah, ku antar kau pulang sekarang.” L.joe menancap gas menuju kediaman keluarga park. “gomawo, L.joe~aa, aku masuk dulu, annyeong.” ujar ji yeon sesampai di depan rumahnya. “ne, annyeong.” Brmmm, mobil l.joe dengan sekejap meninggalkan rumah ji yeon. dengan langkah gontai ji yeon masuk ke dalam rumah mewah nan megah itu, “kau sudah pulang agasshi.” Ujar seorang pelayan menyambut ji yeon. “ne.” sahut ji yeon masuk ke kamarnya yang di desain elegant itu, selalu seperti itu, saat dia ataupun bom pulang ke rumah hanya pelayan2 lah yang menyambut mereka, orang tua mereka lebih banyak menghabiskan waktu di luar negri mengurus bisnis mereka di banding anak-anaknya, penat, itu lah yang selalu ji yeon dan bom rasakan saat berada di rumah.

————–

~chunji POV~
Sepertinya ji yeon benar-benar membenciku sekarang, mianhe ji yeon~aa, jeongmal mianhaeyo kugae jeongmal saranghaeyo. Ku pandangi foto ji yeon yang menjadi wallpaper HP ku, aku tidak bermaksud menyakitimu ji yeon~aa, aku terpaksa melakukannya.

————–

~author POV~
Pagi itu seperti biasanya, ji yeon bersiap-siap pergi ke sekolah dengan rok panjang sampai bawah lutut dan kemejanya yang di masukkan ke dalam rok, dia sibuk mengepang rambutnya dan memberi sebuah titik-titik merah di wajahnya dengan make up lalu memasang kaca mata besarnya, setelah selesai dengan penampilannya, ji yeon turun ke bawah untuk sarapan bersama eonni nya. “ji yeon~aa, mau sampai kapan kau berdandan begini terus heoh?” Tanya bom melihat penampilan dongsaengnya yang buruk rupa. “sampai aku mendapatkan yang ku cari.” Sahut ji yeon memakan sarapannya. “tapi kapan?”
“molla.”
“ish!” setelah selesai sarapan ji yeon berangkat ke sekolah menggunakan bis, dia tak mau penyamarannya terbongkar hannya karena seseorang melihatnya pergi ke sekolah menggunakan mobil mewah.

TBC

otthe? mian ya, author agak lama mempostnya, author lagi sibuk lebaran #ea… monggo di komen. :))

Ugly or Pretty part 1

Ugly or Pretty part 1

 

 

 

Author     : choi hee young

Length     : chaptered

Genre      : molla. hahahaha #pletak/ author gendeng

Cast         : Park ji yeon T-ARA

                  Jung jinyoung B1A4

                  Suzy Miss A

                  Gongchan sik B1A4

                  Baro B1A4

                  Lee ji eun / IU

                  Jung Krystal f(x)

  Park bom 2NE1

Disclaimer : cerita ini milik author sekalian sama jinyoung nya, cast lainnya milik menejemen masing2.

A.N          : abis baca ni FF di harap meninggalkan jejak, alias comment, kalau mau like juga silahkan, buat siders => LOE, GUE, END. Hahahaha, ini FF gaje kayak authornya, jadi harap maklum aja ne? gurae, dari pada lama2 ngeladenin author yang banyak bacot ini, silahkan baca FFnya. Happy reading..^^ CHU~

 

        ~author POV~

“eugh..” sesuatu dari dalam selimut mulai bergerak (?), tak lama seseorang keluar dari dalamnya, dengan rambut acak-acakkan dan mata sembab, yeoja itu melangkah malas ke kamar mandi. Hanya perlu 15 menit baginya membersihkan diri, lalu mengganti pakaiannya dengan seragam sekolah. “YA! PARK JI YEON! palliyo, ini kan hari pertamamu masuk ke sekolah barumu, kau mau terlambat heoh?!” teriakan seorang yeoja dari balik pintu kamarnya berhasil membuyarkan lamunannya. “ne, ne, araseo, ini aku sudah selesai kok.” Sahut yeoja yang di panggil ji yeon itu sambil merapihkan kepangan rambutnya dan mengatur letak kaca matanya yang besar dengan benar. “gurae, kau sudah siap dengan wajahmu yang jelek ini park ji yeon.” gumam yeoja itu dengan senyuman miris. Ji  yeon pun keluar dari kamarnya, menghampiri eonni nya yang sedari tadi menunggunya. “cepat makan sarapanmu.” Suruh yeoja yang terlihat lebih tua beberapa tahun dari ji yeon. “ne, ne, park bom eonni ku sayang.” Sahut ji yeon memakan roti panggangnya. Setelah selesai sarapan ji yeon pergi ke sekolah barunya dengan menaiki bis. Ji yeon telah sampai di  sekolah barunya, “hmmpph.” ji yeon menarik nafas dalam-dalam sebelum melangkah masuk ke halaman luas changnam high school. “tenang, tenang, ini akan menyenangkan kok.” Gumamnya. Piiippp terdengar suara klakson yang memengangkan telinga dari belakang ji yeon, seorang namja mengeluarkan kepalanya dari jendela “YA! kalau tidak mau masuk jangan menghalangi jalan! PABBO!” teriak namja itu pada ji yeon. “dasar sombong.” Umpat ji yeon minggir dari hadapan mobil mewah namja itu. “ya. jinyoung~aa, lihatlah wajah kesal yeoja itu.” Ujar seorang namja yang berada di dalam mobil namja yang baru saja meneriaki ji yeon. “untuk apa melihat wajah  jeleknya. Huh.” Sahut namja yang di panggil jinyoung itu. “ya. jangan bicara seperti itu, nanti kau malah mendapat jodoh yang lebih jelek dari dia bagaimana?” goda namja yang di name tagnya tertulis ‘gongchan sik’. “aku setuju, bagaimana kalau kau mendapat jodoh yang bahkan jauuuuuuuuuh lebih jelek dari yeoja tadi.” Namja yang duduk di jok belakang ikut meledek. “YA! kalian mau mati ya, Cha Sun Woo, gongchan sik!” geram jinyoung kesal pada kedua chingunya yang secara tidak langsung telah menyumpahinya, namun kedua mahluk yang di marahi malah terkekeh.

 

——————

“huh! Pindah sekolah benar-benar menyebalkan! Dimana kelasku?!” gerutu ji yeon menyusuri koridor mencari ruang kelasnya. “kya! Ini dia.” Pekik ji yeon berdiri di depan ruang kelasnya. “park ji yeon, ayo masuk.” Kata kim seonsaeng. Ji yeon menurut dan masuk ke ruang kelasnya. “nah, anak-anak, kenalkan ini, park ji yeon, murid pindahan dari yeonhwa high school, mulai hari ini dia akan belajar bersama kalian.” Kim seongsaeng memperkenalkan ji yeon pada teman-teman sekelasnya. “annyeonghasaeyo, park ji yeon imnida, banggapseumnida.” Ji yeon memperkenalkan dirinya, namun tak ada tanggapan dari teman2 sekelasnya, hanya terdengar bisik-bisik mereka. “lihatlah wajahnya.” Bisik seorang siswa, “oh my! She’s so ugly.” Balas chingunya, ji yeon hanya tersenyum miris mendengarnya. “e, park ji yeon, kau duduk di sana.” Kim seonsaeng menunjuk bangku paling belakang di sudut kelas. “ne. gomamseumnida seonsaengnim.” Ji yeon membungkuk lalu berjalan ke bangkunya, namun pandangannya tertuju pada seorang namja ‘namja sombong itu! Huh! Kenapa aku bisa sekelas dengannya!’ batin ji yeon saat melihat jinyoung berada di kelas yang akan di tempati ji yeon.

 

        ~jinyoung POV~

Aigoo, yeoja jelek itu! Kenapa dia bisa masuk kekelas ini?!

 

        ~author POV~

Setelah pelajaran kim seonsaeng selesai bel istirahat berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas, namun ji yeon masih terdiam di tempat duduknya. Kryuukk, perutnya mulai berbunyi, “omo~ lapar sekali, tapi di mana kantinnya?? Huuuh, tak ada satupun yang mengajakku ke kantin.” Gerutu ji yeon. terpaksa ji yeon mencari sendiri kantin di sekolah itu, sepanjang koridor terlihat beberapa siswa yang notabene adalah teman sekelas ji yeon sedang berbisik, ji yeon yang sudah tahu apa yang mereka bisikkan hanya tersenyum kecut. “ahh. Ini dia kantinnya.” Seru ji yeon girang dan masuk kekantin lalu memesan makanan. Dengan senang ji yeon membawa nampan makanannya yang berisi nasi goreng dan ice lemon tea, namun tiba-tiba seorang siswa menjahilinya dengan menyandung kakinya sehingga ji yeon terjatuh akibatnya nampannya yang berisi makan siangnya tumpah dan na’asnya ice lemon tea nya tumpah ke baju jinyoung yang tengah makan bersama teman-temannya. “YA! kau punya mata tidak?!” bentak jinyoung kesal karena kemejanya basah. “mianhe, aku tid-“

“kau sengaja heoh?! Kau ingin membalasku karena tadi pagi aku memarahimu heoh?!” teriak jinyoung mengundang perhatian siswa-siswa yang sedang makan di kantin, “aku kan sudah bilang maaf, kenapa kau menuduhku yang tidak-tidak.” Sahut ji yeon setenang mungkin. “mwo?! NOE!” jinyoung semakin marah karena ji yeon membantahnya, sementara siswa-siswa lain hanya tertegun melihat ji yeon yang berani membantah jinyoung, anak pemilik changnam high school. “sudahlah oppa.” Tegur seorang yeoja berambut panjang yang duduk di samping jinyoung. “andwae. Yeoja ini sudah kurang ajar.” Kata jinyoung masih penuh amarah. “oppa.” Tegur yeoja itu lagi. “krystal.” Jinyoung menatap tajam yeoja itu. “oppadeul, bawa jinyoung oppa untuk membersihkan bajunya ya.” ujar yeoja yang di panggil krystal itu. “e, ne.” sahut baro agak ragu. “jinyoung~aa, sebaiknya kau bersihkan bajumu saja dari pada marah-marah di sini.” Ujar gongchan. “benar, sebentar lagikan bel masuk, jangan buang2 waktu di sini, kajja.” Ajak baro, dengan kesal jinyoung meninggalkan kantin sambil menggerutu. “gwenchana?” Tanya krystal pada ji yeon. “ne.” sahut ji yeon yang masih kesal dengan perlakuan jinyoung.

 

————–

 

        ~ji yeon POV~

BLAMM. Dengan kesal ku banting pintu kamarku. “ya! ji yeon~aa, wae gurae?” Tanya bom eonni dari bawah namun tak ku pedulikan. Aku masih sangat kesal dengan namja yang ku ketahui bernama jung jinyoung itu. Dia pikir dengan posisinya sebagai anak dari pemilik changnam high school, dia bisa berlaku seenaknya pada orang lain?! Huh!

 

        ~author POV~

Masih dengan seragam lengkap ji yeon berebahkan tubuhnya di kasur, drrrtt. “yobosaeyo…… ani, aku tidak pergi malam ini…… sedang tidak mood…… ne.” tuutt. Ji yeon memejamkan matanya, kejadian semalam membuatnya kembali menangis. “aku ingin kita putus.” , “waeyo? Ya, chagiya…”. kejadian semalam kembali terlintas di benaknya “tidak bisakah aku bahagia?” lirihnya sembari memejamkan mata hingga terlelap.

 

————–

 

        ~autnor POV~

Hari ini adalah hari kedua ji yeon bersekolah di changnam high school, dengan malas dia melangkahkan kakinya masuk ke dalam sekolah yang menurutnya adalah neraka. Matanya membulat saat masuk ke kelas, di dapatinya seorang yeoja tengah duduk di samping bangkunya. “a, annyeong.” dengan ragu ji yeon menyapa yeoja itu karena tidak yakin kalau yeoja itu akan membalas sapaannya. “annyeong, kau murid baru ya?” Tanya yeoja itu ramah. ‘omo~ dia adalah satu-satunya orang yang bersikap ramah padaku’ batin ji yeon. “ne, kau..?”

“lee ji eun imnida, aku duduk di sini, jadi mulai sekarang kita adalah teman sebangku. Banggapseumnida.”

“eoh, park ji yeon imnida. Na do banggapseumnida.”

Hanya dalam beberapa menit ji yeon sudah langsung akrab dengan ji eun, sikap ji eun yang ramah membuat ji yeon nyaman. ‘ku rasa pengorbananku tak sia-sia.’ Batin ji yeon.

 

—————-

Teng, teng, teng, bel istirahat berbunyi dan seperti biasa siswa-siswa berhamburan keluar kelas. “ji yeon~aa, kau sudah keliling sekolah belum?” Tanya ji eun. “belum.” Sahut ji yeon seadanya. “kalau begitu kajja, ku ajak kau keliling sekolah.” Ajak ji eun. “euhm. Kajja.” Ji yeon mengangguk semangat. “nah, di sini perpustakaan.” Ji eun menunjukan salah satu ruangan di kelas itu. “oohh.” Ji yeon hanya ber-oh ria. “eh, kenapa di sana ramai?” ji yeon bingung melihat siswi-siswi yang mengerumuni lapangan basket. “sepertinya ada pertandingan basket.” Sahut ji eun. “tapi kurasa tak ada pertandingan basket hari in.” lanjutnya. “bagaimana kau tahu?”

“aku selalu mengawasi jadwal mereka bertanding maupun latihan, dan hari ini tak ada jadwal apapun.”

“mwo? Kenapa kau mengawasi jadwal mereka?”

“karena aku menyukai salah satu anggota team basket itu, namanya wooyoung, dia sangat tampan. Kita liat yukk.” Ji eun menarik tangan ji yeon dan berdiri di tepi lapangan, ji yeon mencari celah untuk melihat siapa yang sedang bertanding, matanya menyipit karena sinar matahari, matanya memperhatikan seorang namja yang tengah bermain basket bersama kelima chingunya, ‘jinyoung..’ batin ji yeon. “YA!” teriak seseorang dan…… BRUKK, “awas.” Teriak baro terlambat karena bola basket yang di lempar jinyoung pada gongchan sudah mendarat tepat di wajah ji yeon, jinyoung dkk menghampiri ji yeon yang sudah tergeletak. “sepertinya dia pingsan.” Ujar gongchan merasa bersalah karena seharusnya bola itu di tangkapnya. “omo! Ji yeon~aa.” Seru ji eun melihat ji yeon. “kau chingunya?” Tanya baro. “ne.” sahut ji eun menyadarkan ji yeon. “ya sudah, kau bawa dia ke UKS.” Suruh jinyoung. “ya. kau harus minta maaf.” Ujar key. “mwo? Shireo, siapa suruh dia berdiri di situ, sudahlah kajja, kan sudah ada yang mengurusnya.” Ujar jinyoung. Jinyoung pergi meninggalkan ji eun dan ji yeon, gongchan meninggalkan ji yeon dengan sedikit rasa bersalah. Ji eun pun membawa ji yeon ke UKS tanpa bantuan siapa pun. “lihatlah yeoja jelek itu, aigoo, malang sekali nasibnya. Ck” ujar seorang yeoja pada chingunya saat melihat ji eun memapah ji yeon ke UKS. Sesampai di ruang UKS ji eun membaringkan ji yeon, dan memberi alcohol ke hidung ji yeon, tak lama ji yeon sadar. “auhh, kepalaku.” Keluh ji yeon. “ji yeon~aa, gwenchana?” Tanya ji eun. “eughh, kepalaku sakit.”

“aigoo, itu pasti karena benturan bola basket tadi.”

“bola basket?” ji yeon mengerutkan keningnya. “omo! Jangan bilang kau hilang ingatan.” Pekik ji eun. “aniya. Bola basket……” pikir ji yeon. “ah! Matta, tadi aku melihat jinyoung dkk bermain basket, tiba-tiba, seseorang berteriak padaku dan…… gelap, aku tak ingat lagi.” Lanjutnya. “benar, tadi itu kau kena bola basket yang di lemparkan jinyoung.”

“jinyoung? Dia pasti sengaja.”

“kau punya masalah dengannya ya?” Tanya ji eun dan di balas anggukan ji yeon. “omo! Bagaimana kau bisa mendapat masalah dengannya? Aigoo.”

“bukan aku yang cari masalah kok, dari awal bertemu, dia memang sudah marah-marah padaku.”

“marah-marah?”

“ne, mungkin karena wajahku yang jelek, sehingga saat melihatku bawaannya kesal terus.” Lirih ji yeon. “aigoo, jangan bicara seperti itu.”

“memang benarkan? Wajahku memang jelek, tak ada yang mau berteman denganku, kecuali kau, gomawo ji eun~aa.”

“ji yeon..” ujar ji eun memeluk ji yeon, sementara yang di peluk hanya tersenyum miris dalam pelukan ji eun. “mulai sekarang kita adalah sahabat, aku tak akan membiarkanmu merasa sendiri lagi, ne?” lanjutnya, ji yeon hanya mengangguk. “kita ke kelas saja ya, sebentar lagi jam istirahat selesai.” Ajak ji eun. “ne, kajja.” Ji yeon dan ji eun meninggalkan ruang UKS menuju kelas mereka. Seperti biasa, saat ji yeon masuk ke kelas tak ada satupun yang mempedulikannya, seakan sudah terbiasa ji yeon hanya diam dan duduk di bangkunya bersama ji eun. Ji yeon menatap jinyoung yang sedang mengobrol dengan teman sebangkunya, key, tanpa dia sadari ji yeon terus menatap jinyoung, merasa di perhatikan, jinyoung menoleh ke arah ji yeon, mata mereka bertemu, deg! *suara jantung siapa tuh?* dengan cepat ji yeon memalingkan wajahnya begitu pun dengan jinyoung.

 

        ~ji yeon POV~

Kenapa seperti ini? ada apa dengan ku? Rasanya, seperti pertama kali bertemu dengan chunji, jantungku berdetak tak beraturan. Ish! Menyebalkan! Kenapa harus begini? Andwae, ini tidak boleh, jika aku begini, maka aku akan merasakan sakit yang kedua ani, yang kesekian kalinya. ‘JUNG JINYOUNG! Aku sangat membencimu!’ ingat itu ji yeon.

 

~author POV~

“park ji yeon, bisa kau kerjakan soal ini.” suruh kang seonsaeng. “ne?” ji yeon tersadar dari lamunannya. “silahkan kerjakan.” Kang seonsaeng menyerahkan spidol pada ji yeon, dengan ragu ji yeon mengambil spidol tsb dan maju ke papan tulis. ‘omo! Aku tidak mengerti materi ini.’ batin ji yeon. “bagaimana? Tidak bisa mengerjakan?” Tanya kang seonsaeng, ji yeon hanya mengangguk lemas. “makanya jangan melamun saat pelajaranku. Sekarang kau keluar dari kelas dan berdiri di depan tiang bendera sampai bel pulang.” Suruh kang seonsaeng. “ne?” ji yeon membulatkan matanya. “sekarang!” bentak kang seonsaeng. Ji  yeon melangkah gontai menuju tiang bendera. “apa salah kalau aku jelek?!” keluhnya dengan mata berkaca. “ani, kau tidak salah ji yeon~aa.” Ji yeon berusaha menghibur dirinya dan tersenyum, ani, lebih tepatnya memaksakan diri untuk tersenyum. “hey.” Panggil seseorang. Ji yeon yang merasa di panggil menoleh dan mendapati gongchan berdiri tak jauh darinya. “kau memanggilku?” Tanya ji yeon tak yakin. “memangnya ada orang lain disini selain kau.” Sahut gongchan. “ada apa?”

“soal bola basket tadi,, apa kau baik-baik saja?”

“ne.”

“baguslah, mian, seharusnya aku menangkap bola itu tapi aku gagal dan bola itu malah mengenaimu.”

“gwenchana.” Ji yeon tersenyum. ‘sepertinya dia tak seburuk teman-temannya’ batin ji yeon menatap gongchan yang sudah berlalu dari hadapannya. Cukup lama ji yeon berdiri di depan tiang bendera sampai bel pulang berbunyi. “hufftt..” ji yeon menghembuskan nafas lega. “akhirnya bisa duduk juga.” Ujarnya duduk di pinggiran lapangan upacara. “ah! Tasku masih di kelas.” Ji yeon segera bangkit dan berlari ke kelas namun karena terburu-buru ji yeon menabrak seseorang,,

TBC

tadaaa~~ part satunya udah dateng…………….. RCL yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa CHU~