Arsip Tag: SNSD

The Dreamers part 4

The Dreamers part 4

Author    : choi hee young

Length    : chaptered

Genre      : mix

Main Cast:
Ji yeon T-ara
Krystal f(x)
IU / lee ji eun
Jinyoung B1A4
Minho shinee
Wooyoung 2PM

Support cast:
Kim soo ro (actor)
Leeteuk SUJU
Taeyeon SNSD
Kahi after school
Eunhyuk SUJU
G.dragon BigBang
Seohyun  SNSD
Eunjung T-ara
Luna f(x)
Gongchan B1A4

~krystal POV~
Aku berlatih dance di ruang latihan sendirian, aku bertekad untuk menjadi salah satu dari 6 orang yang terpilih untuk debut, apapun akan ku lakukan untuk menjadi pemenang, pokoknya aku harus bisa! “kau begitu ambisius.” Ujar seseorang dari belakangku membuatku otomatis menoleh ke asal suara. “kahi seonsaeng..” ujarku saat melihat asal suara tadi. “kau orang yang begitu ambisius.” Ujarnya dan aku hanya diam. “tapi, aku suka itu..” lanjutnya. “ne?” tanyaku bingung. “aku suka tipe ambisius sepertimu, karena orang yang seperti itu akan lebih mudah mendapatkan kesuksesan. Dengar krystal, kau ada di sini untuk menggapai impianmu, jadi jangan pernah lepaskan kesempatan untuk menggapai impianmu itu, lakukan semua yang kau bisa agar kau menjadi pemenang dan kalahkan semua lawanmu dengan cara apapun.” Ujar kahi seonsaeng pergi dari ruangan tempat ku latihan. Benar, aku harus meraih mimpiku dan mengalahkan semua lawanku. Tak akan ku biarkan seorang pun menghalangiku untuk menggapai mimpiku.

Keesokan harinya…

~author POV~
“hari ini kalian akan berlatih vocal.” Ujar taeyeon berdiri di depan kelas. “kajja, kita ke ruang music.” Lanjut taeyeon berjalan keluar kelas yang diikuti murid2 kelas khusus dan para guru kelas khusus. “wah, lihatlah taeyeon, dia begitu cantik.” Ujar eunhyuk. “ne.. dia cantik.” Smbung leeteuk. “hey leeteuk, kau tidak berencana menyatakan perasaanmu pda taeyeon? Nanti di rebut orang baru tahu.” Ujar G.dragon. “ne?” Tanya leeteuk. “sudahlah, jangan berbohong, aku tahu kalau kau itu dari dulu menyukai taeyeon.” Ujar eunhyuk. “sudahhh nyatakan saja sebelum terlambat.” Sambung G.dragon. “apa di antara kalian ada yang bisa memainkan alat music?” Tanya taeyeon. “aku bisa.” Ji eun mengangkat tangannya. “jeongmal? Kau bisa memainkan alat music apa?” Tanya taeyeon antusias. “gitar, aku bisa memainkan gitar.” Sahut ji eun semangat. “wahhh kau bisa main gitar ya? Wiihhh keren..” seru ji yeon. “gomawo.” Sahut ji eun dengan senyum lebar. “huuh, hanya bisa memainkan gitar saja sudah pamer seperti itu.” Ujar jinyoung mengunyah permen karet nya. “ish! Kau ini sirik saja. Memangnya kau bisa main gitar?! Huuuh! Kalau kau bisa, aku akan menjadi pelayanmu selama 3 hari.” Tantang ji yeon, ji eun yang sudah mengerti dengan sifat jinyoung yang cuek dan tidak mengerti perasaan orang hanya diam saja, beda dengan ji yeon yang sifatnya hampir sama dengan jinyong yaitu tidak peka dengan perasaan orang lain malah meladeni ocehan jinyoung. “gurae.” Jinyoung berdiri dari tempat duduknya dan mengambil gitar akustik lalu memainkannya dengan sangat baik *ini asli lohhh, namjachingu author yang satu ini emang jago maen gitar, secara yaa, tiap kencan ama author, jinyoung oppa tuh sering banget nyanyiin lagu sambil mainin gitar buat author hahaha#plakk*, setiap petikan senar gitar oleh jemari jinyoung menghasilkan lantunan music akustik yang begitu indah dan menenangkan membuat semua orang yang di ruangan itu terpana melihatnya. Prok, prok, prok, leeteuk, eunhyuk, GD, taeyeon dan ji eun tepuk tangan saat jinyoung selesai memainkan gitar akustik itu. “wahh, kau hebat sekali jinyoung~aa.” Puji ji eun. “bagus.” Ujar eunhyuk. “keren.” Sambung leeteuk. “aku suka gayamu.” GD ikut memuji. “melodinya benar-benar indah.” Kini taeyeon ikut memuji jinyoung, sementar itu ji yeon hanya diam saja karena itu berarti dia harus menjadi pelayan jinyoung selama 3 hari. jinyoung menghampiri ji yeon yang bengong dan “otthe?” bisik jinyoung pada ji yeon.

~ji yeon POV~
Omona! Ternyata jinyoung sangat hebat memainkan gitar, melodinya benar-benar indah dan menenangkan. Prok, prok, prok, semua tepuk tangan saat jinyoung selesai memainkan gitar akustik itu. “wahh, kau hebat sekali jinyoung~aa.” Puji ji eun. “bagus.” Ujar eunhyuk seonsaengnim. “keren.” Sambung leeteuk seonsaeng. “aku suka gayamu.” GD seonsaeng ikut memuji. “melodinya benar-benar indah.” Kini taeyeon seonsaeng ikut memuji jinyoung, sementara itu aku hanya diam saja karena itu berarti selama 3 hari aku akan menjadi pelayan jinyoung, dia menghampiriku yang bengong dan “otthe?” bisik jinyoung padaku. “apa sudah siap menjadi pelayanku?” lanjutnya, aku hanya dapat menelan ludah membayangkan nasibku selama 3 hari kedepan. Teng, teng, teng, bel istirahat berbunyi. “wahh aku lapar, kajja.” Ujar jinyoung padaku. “kenapa aku ha-“
“kau lupa janji mu ya..”
“ne, ne, araseo.” Aku mendengus kesal. AISH! Kenapa aku bisa mengatakan hal itu?! Huh!

@ kantin

~jinyoung POV~
Aku melewati tempat untuk memesan makanan dan langsung duduk di salah satu meja. “apa kau tidak mau makan? Kenapa kau tidak memesan makanan?” Tanya ji yeon. “siapa bilang? Aku mau makan kok tapi kau yang pesankan makanan untukku. Palli, aku sudah lapar.” Suruhku. “MWO?!” tanyanya dengan tampang yang menurutku sangat lucu. “wae? Kau kan pelayanku selama 3 hari. Ayo pesankan makananku, aku sudah lapar.” Ujarku. Hahahahaha lucu sekali wajah kesalnya.

~ji yeon POV~
Saat aku hendak memesan makanan jinyoung aku berpapasan dengan minho dan krystal, benar-benar menyakitkan, mereka terlihat begitu akrab dengan kesal aku berlari pergi dari kantin tak terasa air mataku mengalir begitu saja, aku terus berlari tanpa memperdulikan orang2 menatapku yang sedang menangis, aku berlari kea tap sekolah, di sana tak ada seorang pun, jadi aku bisa menangis dan menumpahkan rasa kesal ku.

~jinyoung POV~
Aigoo, ji yeon lama sekali, ku putuskan untuk menghampiri ji yeon, kulihat dia berdiri menatap minho dan krystal dengan mata berkaca-kaca dan berlari keluar kantin, aku mengejarnya sampai dia berlari kea tap sekolah, ada apa dengannya, sesampai di atap sekolah ku dengar dia menangis, dengan ragu aku melangkahkan kakiku mendekatinya yang sedang menangis. “ji yeon~aa”

~ji yeon POV~
“ji yeon~aa” aku mendengar suara jinyoung dari belakangku, “ne.” aku menoleh dan menghapus air mataku. “e,, e,,” kata2 jinyoung terpotong. “wae?”
“m, mana makananku?”
“mwo?”
“tadi aku menyuruhmu memesankan makanan untukku kan? Mana?” ujarnya mengulurkan tangannya, ISH! Sudah tahu aku lagi sedih, malah menanyakan makanannya, HUH!
“kajja, kembali ke kantin, aku lapar.” Lanjutnya menarik tanganku untuk kembali ke kantin. “aku tidak mau kembali ke kantin.” Pasti krystal dan minho masih di sana. “tapi kau pelayanku jadi kau harus ikut, ini perintah.” Ujarnya menarik tanganku dengan terpaksa aku mengikutinya, ISH! Kenapa aku bisa membuat perjanjian bodoh itu dengannya?! Huuuuuuuuuuuh.

~minho POV~
Saat aku sedang makan di kantin bersama krystal dan wooyoung aku melihat ji yeon masuk ke kantin dengan tangan jinyoung yang menggenggamnya,syukurlah dia baik-baik saja, tapi sekarang aku benar-benar merasa tidak baik, aku tidak bisa menjauhinya seperti ini.

~ji eun POV~
“ji yeon, jinyoung.” Panggilku saat melihat ji yeon dan jinyoung masuk ke kantin. Kami duduk di satu meja dan makan siang bersama. “annyeong, boleh aku gabung.” ujar wooyoung yang sudah berdiri di samping meja kami. “ne.” sahut jinyoung, wooyoung pun duduk di depanku, deg, OMO! Rasa ini lagi, kenapa selalu seperti ini, dia tersenyum padaku?! Blushhh pipiku seketika berubah menjadi merah padam, aigoo, aku menundukan kepalaku menyembunyikan wajahku yang memerah. “ji eun~aa, kau kenapa?” Tanya ji yeon menatapku yang masih menunduk. “ani..” sahutku. “eumm..” ji yeon mengangguk dan kembali melahap makanannya, hufttt syukurlah, dia tidak menyadari kalau aku lagi salah tingkah.

~author POV~
Esok harinya, seperti biasa kelas khusus di bina oleh leeteuk dkk sedangkan krystal, minho, wooyoung dan 7 murid lainnya di bina oleh kahi. “hari ini kalian akan latihan vocal, kajja, ikut aku ke ruang music.” Ujar taeyeon, ji yeon , jinyoung dan ji eun mengikuti taeyeon ke ruang music. “sekarang, ji eun coba kau menyanyikan sebuah lagu dengan memainkan gitar.” Suruh taeyeon. “ne.” sahut ji eun mengambil gitar. Ji eun menyanyi dengan sangat baik. “bagus, kau menguasai semua nada.” Puji taeyeon. “sekarang giliranmu ji yeon.” ujar taeyeon. “ne.” ji yeon duduk di depan piano dan mulai memainkan piano sambil menyanyi, ji yeon menyanyi dengan merdu dan memainkan piano dengan sangat baik. Selesai ji yeon menyanyi taeyeon hanya diam dan mngetuk-ngettuk dagunya lalu berkata. “kautahu apa yang kurang darimu saat kau bernyanyi?” Tanya taeyeon. “mwoga?” Tanya ji yeon penasaran. “kau hanya berkonsentrasi menyanyi dan memainkan piano dengan baik, kau tidak menyampaikan maksud dalam lagu itu.” Ujar taeyeon. “maksud?” gumam ji yeon. “gurae, sekarang kau jinyoung.” Lanjut taeyeon. Jinyoung mulai menyanyi sambil memainkan gitar akustik. “ternyata sama.” Gumam taeyeon saat jinyoung selesai menyanyi. “dengar, saat menyanyi kalian harus bisa menyampaikan maksud dari lagu itu, bukan hanya sekedar menunujukan suara indah dan merdu, kalian tahu tujuan dari menyanyi?” Tanya taeyeon. “ne, menyanyi bukan hanya untuk menghibur hajiman untuk mengungkapkan perasaan yang terkandung dalam lagu itu, perasaan sang penulis lagu saat menciptakan lagu itu, jadi sebelum kalian menyanyikan sebuah lagu, kalian harus memahami perasaan yang terkandung dalam tiap bait lagu itu, sehingga orang yang mendengarnya mengerti arti dari lagu itu.” Sahut ji yeon dan jinyoung serempak mengulangi perkataan leeteuk saat hari pertama mereka masuk ke kelas khusus. “itu kalian tahu.” Seru ji eun. “tidak sulit menghapal kalimat itu.” Ujar jinyoung. “ne, leeteuk seonsaeng selalu mengulangi kalimat itu, tak heran kalau aku bisa menghapalnya.” Ji yeon membenarkan. “mwo? Hanya di hafal? Kalian hanya menghafal kalimat itu tanpa memahami kalimat itu? Ckckck” taeyeon geleng-geleng kepala. “mulai sekarang kalian harus memahami kalimat itu, kalian harus bisa mewujudkan tujuan menyanyi yang sebenarnya, jika kalian tetap tidak bisa sebaiknya angkat kaki saja dari sekolah ini, karena sekolah ini membutuhkan orang-orang yang bisa menyanyi dengan baik. Araseo?!” tegas taeyeon, ji yeon dan jinyoung hanya terdiam.

~ji yeon POV~
Arti? Menyanyi dengan baik? Gurae, aku akan berusaha.

~jinyoung POV~
Arti? Tujuan menyanyi? Kenapa sulit sekali?! Aish! Teng, teng, teng, bel istirahat berbunyi. Aku harus bisa mewujudkan tujuan menyanyi yang sebenarnya. Saat semua orang istirahat di kantin aku masih terdiam di ruang music, gurae, aku akan mencoba. Setelah beberapa kali aku mencoba memahami arti dari lagu namun “arghh, membosankan.” Rasanya tak enak latihan sendiri, ah! Ajak si pabbo saja.

To : pabbo ji yeon

Hey pelayan, cepat datang ke ruang music sekarang, ini perintah! Palli!

~ji yeon  POV~
Drrtt, saat aku sedang makan di kantin tiba-tiba masuk SMS dari

From : jinyoung

Hey pelayan, cepat datang ke ruang music sekarang, ini perintah! Palli!

Ish! Menyebalkan! “ji eun~aa, aku duluan ya.” Aku bangkit kubur eh salah dari tempat dudukku, “odiga?” Tanya ji eun dengan mulut yang di penuhi makanan. “ada urusan, bye.” Aku berlari ke ruang music dan mendapati jinyoung yang sedang duduk sambil membaca sesuatu di selembar kertas. “ada apa menyuruhku kemari?” tanyaku. “ini.” jinyoung memberikan selembar kertas yang berisi lirik lagu. “untuk apa ini?” tanyaku. “kita latihan, tadikan taeyeon seonsaeng bilang kita harus mewujudkan tujuan menyanyi yang sebenarnya, aku ingin berlatih untuk melakukannya.” Ujar jinyoung. “tapi kenapa denganku?” tanyaku lagi. “kau kan pelayanku, lagi pula aku juga harus berlatih kan?” ujarnya dan aku hanya terdiam. “kajja kita mulai dari membaca liriknya dan memahami arti dari lagu itu setelah itu baru kita nyanyikan.” Lanjutnya, aku pun membaca lirik lagu itu, perlahan aku mulai mengerti maksud dari lagu itu, lagu ini bercerita tentang seorang pria dan wanita yang sebelumnya tak saling mencintai namun perlahan mulai merasakan rasa cinta itu dan akhirnya saling mengakui perasaan masing-masing. “aku sudah mengerti maksudnya.” Seruku. “na do, kajja kita mulai menyanyi, kau mainkan piano untuk mengiringi, kurasa lagu ini sangat cocok jika di iringi dengan piano.” Ujarnya. “ne.” aku mulai memainkan intro dari lagu duet itu.

~author POV~
Ji yeon mulai memainkan piano dan jinyoung mulai menyanyi pada bagian awal lagu lalu ji yeon masuk saat bagian reff, mereka saling menatap dan mengekspresikan arti dari lagu itu, seakan masuk ke dalam lagu itu ji yeon dan jinyoung saling menatap dan berekspresi layaknya sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta. Sementara itu, minho dan krystal yang kebetulan lewat di ruang music tertarik melihat kedalam ruang music karena lantunan piano yang indah dan suara merdu yang di hasilkan jinyoung dan ji yeon. “ji yeon” gumam krystal tak percaya sementara minho hanya diam dan terus menatap ke arah ji yeon dan jinyoung yang saling melempar senyum. “aigoo, ji yeon kemana sih?” ji eun mencari-cari ji yeon saat menoleh ruang music dia melihat krystal dan minho yang sedang menatap ke dalam ruang music, sayup-sayup ji eun mendengar lantunan piano dan suara ji yeon dan jinyoung yang sedang menyanyi, ji eun pun pergi melihat. “ji eun, minho, krystal, sedang apa mereka di depan ruang music?” gumam wooyoung, dia pun ikut melihat ke dalam ruang music. “kalian sedang apa di sini? Bukankah itu sudah jam pelajaran.” Tanya kim soo ro yang melihat ji eun, minho, wooyoung dan krystal yang sedang berdiri di depan ruang music, kim soo ro ikut melihat ke dalam ruang music. “ternyata mereka sudah mulai berhasil mendidik anak2 ini.” batin kim soo ro tersenyum menatap ji yeon dan jinyoung. “kami permisi seonsaengnim.” Ujar krystal, minho dan wooyoung masuk kedalam kelas mereka.

~krystal POV~
Ji yeon… yeoja itu… membuatku sedikit khawatir…

~minho POV~
Namja itu,,, jinyoung, ada hubungan apa dengan ji yeon? mereka terlihat dekat.

~author POV~
Teng, teng, bel masuk berbunyi tepat setelah ji yeon dan jinyoung selesai menyanyi. “omo! Keren!” pekik ji eun memasuki ruang music sambil bertepuk tangan. “kalian keren..” puji ji eun pada ji yeon dan jinyoung. “gomawo.” Ji yeon tersenyum lebar. Sementara itu, “kenapa rapat tiba-tiba?” leeteuk heran mendengar panggilan rapat dari kepala sekolah. “molla, tapi kenapa hanya para wali kelas saja yang di ajak rapat?” sahut seorang guru. “sudahlah, tidak usah banyak Tanya, cepat ke ruangan rapat.” Kata kahi. “maaf karena tiba-tiba mengundang kalian untuk rapat, tapi hal ini memang benar2 harus di bahas secepatnya.” Kim soo ro mulai bebicara saat semua wali kelas sudah berada di dalam ruang rapat. “begini, sejak para murid di terima di sini, sekolah belum mengadakan pretest apapun sedangkan anda tahu kan kalau pre test itu merupakan suatu tolak ukur seberapa meningkatnya kemampuan para siswa setelah masuk sekolah ini.” jelas kim soo ro. “jadi bapak ingin mengadakan pre test?” kahi angkat bicara. “betul.”
“lalu kapan pretest itu akan di adakan?” leeteuk ikut berbicara.
“besok.”
“besok? Apa tidak terlalu cepat?” kahi terlihat kaget.
“tidak, kurasa pre test tak butuh latihan, karena dari situlah kita bisa melihat kemampuan murni dari mereka, lagi pula mereka masih bisa berlatih malam ini, makanya aku mengundang kalian untuk rapat ini agar kalian para wali kelas, memberitahukan pada murid2 di kelas kalian tentanng pre test ini.”
“ye.”
“dan untuk leeteuk seonsaeng,”
“ye.”
“jika ketiga siswa dari kelas khusus yang ku percayakan padamu bisa mendapat nilai tertinggi maka aku akan mengurangi waktu mereka di kelas khusus dan bisa secepatnya bergabung dengan siswa yang lain di kelas biasa.”
“ye? Benarkah?”
“ne, gurae, rapat selesai.”

~leeteuk POV~
Mereka bisa secepatnya bergabung dengan kelas biasa,, syukurlah, jadi mereka tidak akan di pandang rendah lagi oleh siswa lain. Pokoknya mereka harus bisa mendapat nilai tertinggi.

~author POV~
“anak2 ayo duduk dulu.” Perintah leeteuk seonsaeng memasuki ruangan kelas khusus, ketiga siswa kelas itu yang tak lain adalah, ji yeon, jinyoung dan ji eun pun duduk di tempat masing2. “aku punya kabar bagus.”
“mwoga?” ji yeon sangat bersemangat.
“seberapa bagus kabarnya?” jinyoung meremehkan.
“molla, tergantung kalian, menganggap kabar ini bagus sangat bagus atau tidak bagus.” Leeteuk tersenyum penuh arti.
“aigoo, seonsaeng membuat penasaran saja, apa kabarnya?” ji eun begitu penasaran.
“besok sekolah akan mengadakan pretest.”
“lalu?” senyum di wajah ji yeon memudar.
“apa itu kabar bagusnya?” jinyoung kembali meremehkan.
“hufttt,,” ji eun membuang nafas berat.
“wae? Bukankah ini bagus?”
“bagus apanya?” Ji yeon mengerucutkan bibirnya.
“ini kesempatan kalian untuk menunjukkan pada siswa2 yang meremehkan kalian bahwa kalian itu bisa, dan kelas khusus bukan kelas buangan.”
“bagaimana kalau tidak berhasil?” ji eun terlihat lemas.
“jangan pesimis seperti itu, kalian pasti bisa, latihan yang keras maka akan membuahkan hasil yang bagus, araseo?”
“bagaimana bisa latihan? Sedangkan waktunya hanya malam ini.” jinyoung putus asa.
“pasti bisa, waktu semalaman cukup lama bukan?” leeteuk menatap ji eun, ji yeon dan jinyoung yang masih tidak bersemangat. Sementara itu kahi juga meberitahukan kabar pretest itu pada siswa2 di kelasnya. “pretest?” Tanya krystal saat kahi selesai meberitahukan hal itu. “ne, pretest. Dan kalian ber-10 sebagai calon siswa yang akan debut, harus bisa mendapatkan nilai tertinggi jika tidak, maka ada kemungkinan aku akan mengganti posisi kalian dengan siswa lain, araseo?”
“ne.”

~ji yeon POV~
Apa aku bisa? Bagaimana kalau aku tidak bisa melakukan yang terbaik saat pretest besok? Mereka pasti akan semakin meremehkanku. Ani! Andwae! Tak ada yang boleh merendahkanku! “pokoknya kita harus bisa.” Tekadku. “apa maksudmu?” Tanya ji eun.
“saat menyanyi saja, kita masih mendapat protes dari leeteuk seonsaeng dkk.” Jinyoung menatapku heran.
“kalau begitu saja sudah dapat protes bagaimana besok?” ji eun menopang dagunya.
“makanya kita harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk latihan.” ujarku. “gurae, hwaiting!” aku mengepalkan kedua tanganku. “hwaiting.” Ujar ji eun sedikit ragu. Sedangkan jinyoung masih asik dengan pikirannya sendiri, kurasa dia tak mendengarkanku. Huuuh.

~jinyoung POV~
Latihan? Apa sempat? Waktunya hanya malam ini. “gurae, hwaiting!” seru ji yeon mengepalkan kedua tangannya, aigoo, yeoja ini semangat sekali.

   TBC

udah lama nunggunya yahh?? hehe mian author akhir2 ini sibuk *sok sibuk.* abis baca silahkan komen. 🙂

The Dreamers part 3

The Dreamers part 3

 

Author : choi hee young

Length : chaptered

Genre : mix

Main Cast:

Ji yeon T-ara

Krystal f(x)

IU / lee ji eun

Jinyoung B1A4

Minho shinee

Wooyoung 2PM

Support cast:

Kim soo ro (actor)

Leeteuk SUJU

Taeyeon SNSD

Kahi after school

Eunhyuk SUJU

G.dragon BigBang

Seohyun SNSD

Eunjung T-ara

Luna f(x)

Gongchan B1A4

 

 

~author POV~

bisakah, aku,, masuk ke kelas khusus?” Tanya ji eun. “ne?” Tanya leeteuk heran, ji eun tersenyum memamerkan deretan gigi putihnya. “jebal, boleh ya seonsaeng.” Bujuk ji eun. “hajiman..” ujar leeteuk. “aku janji, aku akan melakukan yang terbaik. Jebal…” ji eun terus memohon. “kenapa kau ingin masuk kelas khusus?” Tanya leeteuk. “kau boleh masuk kelas khusus.” Ujar kim soo ro yang tengah berjalan ke arah mereka. “jeongmal?” Tanya ji eun girang dan kepala sekolah mengangguk. “wuahhh, gamsahamnida seonsaengnim.” Ji eun membungkukkan badannya berulang kali. “aku akan berusuha sebaik mungkin.” Ujar ji eun tersenyum lebar. “annyeong seonsaengnim.” Pamit ji eun dan pergi dari hadapan mereka sambil melompat-lompat kegirangan, kim soo ro yang melihat hal itu hanya tersenyum penuh arti sedangkan eunhyuk dan leeteuk masih kebingungan. “seonsaeng, kenapa anda mengijinkan anak itu masuk kelas khusus?” Tanya leeteuk. “dia memiliki bakat yang terpendam dan tugas kalian sebagai guru di kelas khusus adalah menggali bakat anak itu.” Jelas kim soo ro sementara itu leeteuk dan eunhyuk hanya terdiam.

 

Malam harinya……

 

~author POV~

wah, appa sudah pulang.” Seru seorang yeoja yang kira-kira berumur 20an saat kim soo ro masuk ke rumah. “ne. oh, ya, taeyeon, tahun ini appa mengadakankelas khusus.” Ujar kim soo ro pada anaknya itu. “kelas khusus seperti yang appa terapkan padaku dan teman2ku 5 tahun lalu?” Tanya taeyeon. “uhm.” Kim soo ro mengangguk. “wahh, aku ingin sekali membantu di kelas itu.” Seru taeyeon. “benarkah kau ingin membantu?” Tanya appanya. “uhm.” Taeyeon mengangguk mantap. “appa rasa ini juga akan menjadi reuni untukmu.” Ujar kim soo ro. “reuni?” Tanya taeyeon bingung. “ne, appa meminta leeteuk untuk membina anak-anak itu dn eunhyuk untuk menjadi guru dance mereka. Bukankah ini bisa menjadi reuni untukmu dengan teman2 kelas khusus mu dulu?” ujar kim soo ro. “jeongmal? Ku pikir aku tidak bisa bertemu dengan mereka lagi setelah aku meninggalkan korea untuk menjadi biolist.” Ujar taeyeon. “ne.” sahut appanya. “gurae, mulai besok aku akan mulai mengajar di kelas khusus itu sebagai guru vocal. Otthe?” ujar taeyeon. “ne, istirahat sana, kau akan butuh banyak energy besok.” Kata kim soo ro masuk ke kamarnya.

 

~ji yeon POV~

eonni.” Aku mengetuk pintu kamar eunjung eonni. “wae?” sahutnya saat membuka pintu. “aku hanya ingin ngobrol kok.” Ujarku nyelonong masuk ke kamar eunjung eonni. “eonni, apa menurutmu minho itu menyukaiku?” tanyaku. “kenapa kau bertanya tentang hal itu? Kau menyukainya ya..” goda eunjung eonni membuat pipiku langsung memerah. “wahh benar ya? Kau menyukai minho?” Tanya eunjung eonni melihat semburat merah di pipiku. “ish! Berhenti bertanya seperti itu..” gerutuku menutui pipiku dengan kedua tanganku. “hahahaha.” Eunjung eonni tertawa puas. “minho itu orangnya sangat susah di tebak, tapi… kalau dilihat dari perlakuannya padamu sepertinya..” ujar eunjung eonni membuatku penasaran. “sepertinya apa?” tanyaku penasaran, drrttt. “changkamannyo.” Ujar eunjung padaku dan segera menjawab telponnya. “yobosaeyo chagiya..” sapa eunjung eonni. Huh! Kalau pacar yang telpon pasti langsung di angkat. Aigoo, mendegar pembicaraan eunjung eonni dengan namjachingunya di telpon membuat telingaku sakit, aku segera keluar dari kamar eunjung eonni. Huuuhh seandainya saja aku bisa mengobrol dengan minho seakrab eunjung eonni dan namjachingunya…

 

~leeteuk POV~

Aku terus memikirkan cara untuk mengajarkan ji yeon dan jinyoung. Aigoo, apa mereka tidak bisa lebih peka sedikit?! Siapa lagi ya, yang bisa ku minta menjadi guru di kelas khusus? Taeyeon, aih, kenapa memikirkan nya? Mungkin karena perasaanku padanya yang tidak bisa ku ungkapkan. Ah! Ku minta G.dragon saja untuk menjadi guru di kelas khusus. Aku segera bergegas pergi ke apartemen sang fashionista itu. Tok, tok, tok. Tak lama GD membuka pintu apartemennya. “annyeong.” sapaku. “ada apa kau malam2 datang kemari?” tanyanya. “bisa bicara sebentar?” tanyaku. “ne, masuklah.” Ujarnya. “ji young~aa.” Panggil ku. “YA! Sudah ku bilang panggil aku G.Dragon a.k.a GD.” Omel ji young. “ne, ne, GD~aa, aku butuh bantuanmu.” Ujarku dengan nada halus. “bantuan apa?” tanyanya memberikan segelas minuman padaku. “aku ingin kau menjadi guru di kelas khusus.” Ujarku. “uhuk.” Ji young tersedak saat meneguk minumannya. “ya! Kau gila heoh?!” bentaknya. “hanya sebulan kok.” Bujuk ku. “shireo.” Ujarnya. “waeyo?” tanyaku. “aku, seorang GD, menjadi guru?!” ujarnya. “ini bukan guru biasa, tapi guru kelas khusus.” Ujarku meyakinkan. “kelas khusus? Kelas yang seperti kita jalani 5 tahun lalu?” Tanya heran. “ne. kim seongsaeng yang mengadakannya lagi.” Jelasku. “nanti kupikirkan lagi.” Sahut ji young. “jeongmal? Gurae, kalau nanti kau berubah pikiran, datang saja ke sekolah diujung koridor, itu kelasnya. Annyeong ji young~aa.” Ujarku. “YA! Panggil aku GD!” gerutunya. “ne, ne, annyeong GD.” Aku pun pergi dari apartemen ji young.

 

Keesokan harinya…

 

~author POV~

Teng, teng, teng, bel masuk terdengar ke seluruh penjuru sekolah mewah itu, ne, di mana lagi kalau bukan seoul art school, semua siswa masuk ke kelas masing-masing, ji eun segera berlari ke kelas khusus tempatnya mulai belajar dari hari ini. “eh, ji eun~aa, kau mau kemana?” Tanya wooyoung heran melihat ji eun yang tidak masuk ke kelas mereka melainkan berlari kea rah lain. “ne?” ji eun kaget di panggil wooyoung. “aigoo, dia memanggilku?” batin ji eun. “kau, mau kemana? Tidak masuk kelas?” Tanya wooyoung. “aku masuk kelas kok, tapi bukan disini.” Jelas ji eun. “maksudmu?” Tanya wooyoung bingung. “aku tidak di kelas itu lagi, mulai hari ini, aku akan di bina bersama ji yeon dan jinyoung di kelas khusus.” jelas ji eun. “aih, aku sudah terlambat. Aku masuk dulu ya.” Ujar ji eun berlalu dari hadapan wooyoung yang masih bingung. “dia, pindah ke kelas khusus?” gumam wooyoung. “nugu?” Tanya krystal yang mendengar gumaman wooyoung. “a,, ani.” Sahut wooyoung. “gotjimal, jelas2 tadi aku mendengarnya, nuguyo? Siapa yang pindah kekelas khusus?” Tanya krystal penasaran. “ji eun.” Sahut wooyoung meninggalkan krystal. “kelas khusus..” gumam krystal. “tak usah pikirkan kelas itu, masuklah.” Ujar kahi seongsaeng. “ye, seonsaeng.” Sahut krystal. “anak-anak perhatian.” Ujar kahi dengan suara lantang saat berada di depan kelas membuat semua siswa di kelas itu mengalihkan perhatian mereka ke asal suara. “saat ini aku sedang membuat persiapan bagi anak2 yang ku pilih untuk ku ajukan sebagai anak2 yang dipersiapkan untuk debut.” Ujar kahi membuat kelas seketika menjadi bising, semua anak2 ingin sekali debut. “dan aku sudah menyiapkan kelas untuk membina anak2 itu. Orang2 yang akan di bina di kelas itupun telah ku pilih setelah melihat video kalian saat audisi.” Jelas kahi, semua orang di kelas itu bertanya-tanya siapa saja yang terpilih. “aku akan membacakan nama2nya dan yang di sebut namanya segera maju kedepan kelas. Yang pertama, wooyoung lalu, krystal, minho, seohyun, lizzy, mir, luna, nana, gongchan dan chunji.” Ujar kahi, wooyoung pun maju kedepan kelas yang di ikuti krystal, minho, dan ke7 orang lainnya

 

~krystal POV~

aku akan membacakan nama2nya dan yang di sebut namanya segera maju kedepan kelas. Yang pertama, wooyoung lalu, krystal, minho, seohyun, lizzy, mir, luna, nana, gongchan dan chunji.” Ujar kahi seonsaeng. Yes! Aku terpilih, aku akan debut bersama minho. “gurae, kalian ikut aku.” Ujar kahi seonsaeng berjalan mendahului kami keluar kelas, aku, minho dan ke8 orang yang dipilih lainnya mengikuti kahi seonsaeng, kami masuk ke salah satu ruangan dari 5 ruang latihan di sekolah ini. “duduklah.” Kami pun duduk di bangku yang memanjang. “mulai sekarang inilah kelas kalian, disini lah kalian akan dibina setiap harinya. Dan mulai sekarang kenalilah diri sendiri, bakat yang terpendam dalam diri masing2 dan juga diri orang lain dan bakat yang terpendam dalam diri orang itu, diantara kalian ber10 yang akan di pilih hanya 6 orang jadi kalian harus saling mengalahkan untuk mendapatkan posisi di antara 6 itu. Araseo?” jelas kahi. “ye.” Sahut kami semua. Hanya 6 orang? Saling mengalahkan? Gurae, mulai sekarang aku akan berusaha, tak peduli itu teman atau lawan, siapa pun yang menghalangiku untuk debut akan ku kalahkan dengan cara apapun.

 

Sementara itu……

 

~author POV~
“ji yeon~aa” seru ji eun saat masuk ke kelas khusus. “ji eun. Kau tidak masuk kelas?” Tanya ji yeon heran melihat ji eun yang berada di kelasnya. “masuk kok.” Sahut ji eun dengan senyum penuh arti. “lalu? Kenapa kau masih disini? Tadi kan sudah bel masuk.” Ujar ji yeon, ji eun terus tersenyum penuh arti. “hey, berhenti memamerkan deretan gigimu itu.” Ujar jinyoung, membuat ji eun mengembungkan pipinya. “jinyoung~aa, bersikaplah sopan pada teman sekelas mu.” Ujar leeteuk seonsaeng masuk kekelas. “teman sekelas?” Tanya ji yeon. “ji eun~aa, duduklah.” Suruh leeteuk. “ne, seonsangnim.” Sahut ji eun semangat dan duduk di samping ji yeon. “mulai sekarang ji eun akan belajar bersama kalian berdua di kelas ini.” ujar leeteuk. “ne?” Tanya ji yeon dan jinyoung kaget. “tumben sekali ekspresi kalian seperti itu, biasanya kalian berteriak ‘MWO?!’ ” ujar leeteuk meniru ekspresi wajah ji yeon dan jinyoung saat terkejut. “ya. Berhenti menampakkan ekspresi seperti itu.” Ujar eunhyuk yang sudah berdiri di depan pintu. “dan berhenti muncul tiba2 seperti hantu begitu.” Sahut leeteuk. “seonsaengnim.” Ji yeon mengangkat tangannya. “ne,” sahut leeteuk. “kurasa itu keren, gaya muncul tiba2 eunhyuk seonsaeng itu seperti di film2. Hihihihi.” Ujar ji yeon terkekeh. “wahh kau memang murid yang baik.” Ujar eunhyuk senang melihat ji yeon membelanya. “murid yang paling baik mencari muka.” Ujar jinyoung menulis2 tak jelas di selembar kertas. “ya! Apa maksudmu heoh?” ujar ji yeon kesal. “kau merasa ya?” Tanya jinyoung santai. “ISH! Awas kau!” gerutu ji yeon. “sudah, sudah.” Leeteuk menenangkan ji yeon. “ini semua gara2 kau, gara2 kau selalu muncul tiba2” ujar leeteuk pada eunhyuk. “siapa suruh kau memasang ekspresi aneh seperti itu.” Eunhyuk tak mau kalah. “apa hubungannya ekspresiku dengan kedatangan mu yang tiba2 itu.?!” Sahut leeteuk sewot. “tentu saja ada hubungannya, tadinya aku mau memberi salam tapi melihat ekspresimu yang aneh itu, aku langsung angkat bicara.” Sahut eunhyuk. “aigoo, kalian masih sama seperti dulu ya..” ujar taeyeon berdiri di depan pintu. “taeyeon.” Seru leeteuk dan eunhyuk serempak. “kalian masih sama, masih suka bertengkar seperti dulu.” Ujar taeyeon berjalan menghampiri mereka. “kau kapan pulang ke korea?” Tanya leeteuk. “5 hari yang lalu. Wah, jadi ini ya murid2 kelas khusus.” Ujar taeyeon mengalihkan pandanganya pada ji yeon dan jinyoung yang masih asik bertengkar dan ji eun yang asik dengan lolipopnya. “ne.” sahut eunhyuk. “ternyata sama ya..” ujar taeyeon melihat ji yeon, jinyoung dan ji eun. “mwoga?” Tanya eunhyuk dan leeteuk. “mereka sama dengan kita dulu. Sekarang aku mengerti kenapa appa mengadakan kelas khusus lagi tahun ini.” Ujar taeyeon masih terus menatap ji yeon, jinyoung dan ji eun, leeteuk dan eunhyuk yang mulai mengerti maksud perkataan taeyeon hanya manggut2. “oh, ya. Ada apa kau kemari?” Tanya eunhyuk. “mulai hari ini aku akan menjadi guru vocal di kelas ini.” jelas taeyeon. “jeongmal?” Tanya leeteuk. “ne, aku sudah meminta ijin pada appa.” Sahut taeyeon. “anak2, perhatikan.” Ujar leeteuk, ji yeon dan jinyoung yang sementara bertengkar pun berhenti bertengkar dan mengalihkan pandangan pada leeteuk begitu juga dengan ji eun yang asik mengemut lolipopnya sambil mengutak-atik HP nya segera memandang kea rah leeteuk. “kenalkan, ini taeyeon seonsaeng, yang akan menjadi guru vocal kalian.” Leeteuk memperkenalkan taeyeon. “yeoppo.” Seru ji yeon. “hey, berhentilah cari muka.” Ujar jinyoung. “ya!” bentak ji yeon. “annyeong seonsaeng, ji eun imnida.” Ujar ji eun dengan suara sedikit keras sehingga membuat ji yeon dan jinyoung mengurungkan niat mereka untuk berdebat dan ikut menyapa taeyeon. “hosh, hosh. Apa aku terlambat?” ujar GD yang berusaha mengatur nafasnya karena terus berlari dari pintu gerbang sampai ke kelas khusus. “ji young..” seru leeteuk. “YA! Panggil aku G.dragon.” bentak GD. “jadi kau menerima tawaranku?” Tanya leeteuk. “ne, aku berubah pikiran.” Ujar GD. “jadi kau mau menjadi salah satu Pembina anak2 kelas khusus?” Tanya leeteuk memastikan. “NE” tegas GD. “wah,,, gomawo.” Ujar leeteuk. “wahhh, kalian juga di minta menjadi guru di kelas ini juga ya?” Tanya GD menghampiri taeyeon, eunhyuk dan leeteuk. “jadi kau juga akan menjadi guru di kelas ini?” taeyeon balik bertanya dan dib alas anggukan mantap dari GD. “wahhh ini seperti reuni.” Ujar eunhyuk. “baik anak-anak, perkenalkan ini jiyoung, eh,bukan, G.dragon yang juga akan ikut membina kalian di kelas ini.” leeteuk memperkenalkan GD. “wahh, G.dragon yang punya toko alat music terkenal dikorea itu ya..” seru ji eun. “wah, kau kenal aku?” ujar GD. “ne, waktu aku beli gitar di toko terpampang fotomu, wuah, keren,,, aku akan di bina oleh seorang penulis lagu dan juga pemilik toko alat music terkenal di korea.” Seru ji eun. “G.dragon yang fashionista itu ya..” jiyeon menjentikkan jarinya. “aigoo, tenyata aku terkenal juga ya.” Seru GD. “waktu itu aku membaca biodatamu di majalah fashion, wuahhhh senangnya bisa di bina olehmu.” Seru ji yeon. “G.dragon..” gumam jinyoung. “kau.. juga mengenalku?” ujar GD mendengar gumaman jinyoung. “aneh.” Lanjut jinyoung berhasil membuat raut wajah GD berubah drastis, eunhyuk dan leeteuk berusaha menahan tawa mereka. “aku panggil ji young seonsaeng saja ya.” Ujar jinyoung. “aigoo, anak ini.” gerutu GD. “memangnya sulit ya, memanggil G.dragon atau GD?” ujar GD. “ani. Hanya saja aku merasa aneh. Aku lebih nyaman memanggil ji young seonsaeng.” Ujar jinyoung. “huh! Terserah kau sajalah.” Ujar GD. “gurae, ayo kita mulai belajar. Jinyoung, ji yeon bisakah kalian bacakan kembali tulisan yang ada di kertas ini.” ujar leeteuk. “ne,” ji yeon segera maju ke depan kelas. “aku tidak hanya akan berakhir sebagai pemimpi tapi aku akan membuat mimpi itu menjadi kenyataan.” Ji yeon kembali membaca tulisan di kertas itu dengan nada datar. “aigoo, ternyata masih sama” keluh leeteuk. “jinyoung coba kau baca.” Kini jinyoung maju ke depan kelas dan membaca tulisan itu. “aku tidak hanya akan berakhir sebagai pemimpi tapi aku akan membuat mimpi itu menjadi kenyataan.” Jinyoung kembali membaca tulisan itu dengan santai. “aih, masih sama saja seperti kemarin.” Keluh leeteuk. “ji eun~aa, coba kau baca kalimat ini.” leeteuk seonsaeng memberikan kertas itu pada ji eun. “aku tidak hanya akan berakhir sebagai pemimpi tapi aku akan membuat mimpi itu menjadi kenyataan.” Ji eun membaca kalimat itu dengan semangat dan sorot mata penuh tekad. “bagus. Itu ekspresi yang ku inginkan.” Seru leeteuk. “kalian sudah lihat kan? Jadi bisakah kalian ulangi membaca kalimat itu.” Ujar leeteuk pada ji yeon dan jinyoung, setelah berulang-ulang kali membaca kalimat itu akhirnya ji yeon dan jinyoung memahami arti dari kalimat itu dan mengekspresikan perasaan yang terkandung dalam kalimat itu dengan sempurna. “baguss..” seru leeteuk pusa. “gurae, sekarang giliranku.” Ujar GD membagikan selembar kertas pada ji yeon, jinyoung dan ji eun *three JI (3J) hahahaha#abaikan* “tuliskan beberapa kalimat di kertas itu sesuai yang kalian inginkan kemudian serahkan padaku.” Ujar GD. Ji yeon, jinyoung dan ji eun pun mulai menuliskan beberapa kata demi kata sehingga membentuk sebuah kalimat lalu menyerahkannya pada GD. GD mulai membaca kalimat yang tertulis di kertas masing2 orang dengan senyum yang mengambang di wajahnya. “jinyoung~aa, yang kau maksudkan itu ji yeon kan?” Tanya GD seusai membaca kertas milik jinyoung. “sebulan bersama pink bawel yang cerewet membuat telinga panas.” GD membaca kalimat yang tertulis di kertas milik jinyoung. “tidak sulit mengerti anak ini.” batin GD. “bawel? Cerewet?!” geram ji yeon menatap tajam jinyoung. “di situ kan aku tidak menulis namamu.” Sangkal jinyoung. “huh! Kau ini menyebalkan sekali!” gerutu ji yeon. “confuse?” GD heran membaca kertas ji yeon. “wae? Tadikan GD seonsaeng bilang tulis apa saja, jadi kutulis saja yang sedang kurasakan.” Sahut ji yeon enteng. “anak ini to the point sekali.” Batin GD. “yahh, terserah kau saja.” Sahut GD. “ji eun~aa, siapa namja yang telah membuatmu jatuh cinta?” Tanya GD. “ne?” Tanya ji eun kaget. “kau sedang jatuh cinta pada seseorang kan?” Tanya GD. “dari tulisan ini tersirat perasaanmu yang sebenarnya, kau saat ini sedang jatuh cinta. Benarkan?” lanjut GD. Teng, teng, teng. “eh, sudah bel istirahat, jadi kami boleh istirahat kan? Ji yeon~aa, kita ke kantin yukk.” Ji eun mengalihkan pembicaraan. “ne, kajja.” Ji yeon dan ji eun pun ke kantin. “ji yeon~aa, tadi kenapa di kertas kau hanya menulis confuse?” Tanya ji eun saat ji yeon asik melahap makanannya. “aku hanya menulis yang kurasakan saja.” Sahut ji yeon terus melahap makanannya. “kau bingung kenapa?” Tanya ji eun. “akuu……” ucapan ji yeon terhenti saat melihat minho lewat bersama krystal matanya terus menatap minho. “ji yeon..”,”ya! Ji yeon~aa”, “YA! PARK JI YEON!” bentak ji eun kesal. “WAE?!” sahut ji yeon dengan suara keras karena kaget. Minho dan krystal yang berada tak jauh dari ji yeon dan ji eun spontan menoleh kea rah ji eun dan ji yeon begitu pun dengan siswa2 lainnya yang sedang makan di kantin, mereka menatap ji yeon dan ji eun heran karena mereka berteriak-teriak di kantin. “ya! Lihat mereka semua sekarang memperhatikan kita, huuuh, memalukan.” Bisik ji eun. “siapa suruh kau berteriak padaku.” Sahut ji yeon. “ya! Aku mengajakmu bicara tapi kau tidak menyahut, jadi aku meneriakimu. Huh.” sahut ji eun. “tapi kan ak-“ kata2 ji yeon terhenti saat minho dan krystal menghampirinya dan ji eun. “ji yeon.” Sapa minho. “kenapa kalian tadi teriak-teriak?” Tanya krystal.

 

~ji yeon POV~

Minho dan krystal menghampiriku dan ji eun. Ini kesempatanku untuk mengajak minho bicara. “ji yeon.” Sapa minho. “kenapa kalian tadi teriak-teriak?” Tanya krystal. “minho~aa, bisa kita bicara sebentar?” ujarku. “ne.” sahut minho. “kajja.” Aku menarik tangan minho tapi.. “changkaman.” Krystal menahan tangan minho. “minho~aa, kahi seonsaeng meminta kita untuk banyak berlatih dan kurasa sekarang waktu yang pas. Mian ya ji yeon, sekarang minho harus berlatih agar terpilih untuk debut. Kajja minho~aa.” Krystal menarik tangan minho. Andwae, pokoknya aku harus bicara dengan minho. Segera kutahan tangan minho. “hanya sebentar kok, lagi pul-“

mianhe ji yeon~aa, tapi aku harus berlatih, kita bicaranya nanti saja ya. Kajja krystal.” Minho melepas kan tangannya dari genggamanku dan pergi bersama krystal. Sakit, rasanya hatiku sakit melihat minho seperti itu, dia benar2 sudah berubah, sejak bersama krystal dia tidak mempedulikanku lagi. “ji yeon~aa, kita ke kelas saja ya..” ajak ji eun.

 

~minho POV~

mianhe ji yeon~aa, tapi aku harus berlatih, kita bicaranya nanti saja ya. Kajja krystal.” aku melepas kan tanganku dari genggaman ji yeon dan pergi bersama krystal. Mian ji yeon~aa, aku hanya ingin kau lebih focus untuk berlatih dan berusaha agar kau tidak di anggap remeh oleh anak2 yang lain lagi. Sudah kuputuskan untuk menjauhi ji yeon sementar waktu sampai dia berhasil dan membuktikkan pada mereka semua kalau dia tidak sepayah yang mereka bayangkan.

 

~ji yeon POV~

Aku terus memikirkan kejadian di kantin tadi, aku tidak menyangka minho akan seperti itu, kau jahat minho, kau benar2 menyebalkan. “ISH! Napeun namja.” Gerutuku mencoret-coret lukisan wajah minho yang kubuat. “nugu?” Tanya jinyoung yang duduk di sampingku sambil melihat kearah gambar wajah minho yang sudah ku coret-coret. “wahh, gambarmu jelek sekali.” Ujar jinyoung. “MWO?! ISH! Tidak bisakah kau tidak menghinaku? Sehariiiiiiii saja! Huh!” sahut ku kesal karena jinyoung selalu saja menghinaku. “gurae, ku puji kau.” Ujar jinyoung. “wahh lihatlah, gambarmu bagus sekali..” lanjutnya sambil menutup matanya. “ya! Apa maksudmu memuji gambarku sambil menutup mata? Heoh?!” ujarku. “lebih baik begitukan, lebih baik aku tidak melihat gambarmu dan memujinya dari dari pada aku melihat gambarmu lalu menghinanya.” Ujarnya. “ISH! Bilang saja kalau tidak mau memuji!” gerutuku. “syukurlah kalau kau mengerti.” Sahutnya santai. ISH! Menyebalkan!

 

~krystal POV~

Aku berlatih dance di ruang latihan sendirian, aku bertekad untuk menjadi salah satu dari 6 orang yang terpilih untuk debut, apapun akan ku lakukan untuk menjadi pemenang, pokoknya aku harus bisa! “kau begitu ambisius.” Ujar seseorang dari belakangku membuatku otomatis menoleh ke asal suara.

 

 

TBC

Running Up part 4

Running Up part 4

Author : choi hee young

Length : chaptered

Genre : Thriller, action, romance

Cast : Choi minho Shinee

Park ji yeon T-ARA

Choi siwon Super Sunior

Sandara park 2NE1

TOP BigBang

Support cast : kyuhyun super junior

Krystal f(x)

Seohyun SNSD

Doojoon BEAST

Onew shinee

Track : MBLAQ – running & running

SNSD & 2PM – cabi song

MBLAQ – bang bang bang

Taeyeon – I love you

 

~author POV~

Pagi itu ji yeon berangkat bersama dara untuk mengambil seragam dan pakaian ji yeon yang lain lalu pergi ke apartemen dara dan akan tinggal di sana bersama dara untuk beberapa waktu. “eonni, aku kesekolah dulu.” Pamit ji yeon hendak keluar dari apartemen. “changkaman, ku antar, sekalian aku ke kantor.” Ujar dara. “ne, kajja.” Sahut ji yeon. “ji yeon~aa” panggil krystal saat ji yeon memasuki kelas. “wahh, ku sudah sembuh ya..” lanjut krystal. “ne.” sahut ji yeon. “ji yeon~aa, hyung memintaku mengajakmu ke kantor, katanya ada hal yang ingin di bicarakan.” Minho menghampiri ji yeon saat bel pulang berbunyi. “ne. kajja.” Ajak ji yeon, mereka pun pergi ke kantor GoR (guardian of republic) bersama dan tentu saja hal itu mengundang perhatian teman sekelasnya terutama para gadis. “mereka ada hubungan apa?” Tanya seorang yeoja. “huaahh minho kuuuu,,, kenapa dia pulang bersama ji yeon…” rengek seorang lagi. “terserah minho mau pulang dengan siapa, kenapa kalian yang sewot.” Ujar krystal pada gadis-gadis itu. “benar, kenapa kalian yang sewot, iya kan chagi?” kyuhyun menggandeng krystal. “chagi?” Tanya krystal heran. “tak akan.” Krystal menghempaskan tangan kyuhyun. “krystal..” panggil kyuhyun saat krystal pergi meninggalkannya. “sama aku saja oppa.” Tiba-tiba seohyun datang dan menggandeng tangan kyuhyun. “ya sudah, kajja.” Ujar kyuhyun menggandeng seohyun.

 

@ kantor GoR

 

~author POV~

setelah kami mencari tahu tentang organisasi athena dan kegiatan mereka setahun terakhir ini, di dapatkan informasi kalau pemimpin athena memiliki seorang anak laki-laki yang tinggal di jepang sedangkan istrinya telah meninggal, Athena tidak melakukan kegiatan apapun setahun terakhir ini.” jelas siwon. “mungkin setahun terakhir ini mereka menghabiskan waktu untuk mencari chip yang di tanyakan padaku waktu itu.” Tebak minho. “mungkin saja, tapi apa isi chip itu? Kenapa mereka begitu menginginkannya sampai-sampai harus menculikmu?” dara terlihat berpikir. “mungkinkah itu bukti kematian orang tuaku?” ji yeon angkat bicara. “mungkin, tapi ku rasa bukan hanya bukti kematian kedua orang tuamu tapi mungkin ada sesuatu yang berharga lainnya.” Ujar siwon. “berharga?” dara menyipitkan matanya. “apa mungkin harta?” tebak minho. “ku rasa lebih tepatnya sesuatu yang bisa membuat mereka mendapatkan harta.” Lanjut ji yeon. “dan hal itu mungkin mengancam ketahanan Negara makanya abeoji menyimpannya agar Negara tetap aman.” Ujar siwon. “tapi di mana chip itu sekarang?” Tanya dara. “abeoji tidak pernah memberitahukan sesuatu tentang chip itu padaku.” Sahut siwon. “changkaman.” Pekik ji yeon. “wae?” Tanya minho. “mungkinkah tuan choi meminta abeoji dara eonni untuk menyimpannya? Sehingga dia di bunuh?” tebak ji yeon. “benar juga.” Ujar minho. “dara~aa, apa appamu pernah membicarakan tentang chip atau sebagainya padamu?”Tanya siwon. “chip? Ku rasa tak pernah.” Sahut dara berusaha mengingat. Tak terasa hari sudah mulai malam, mereka semua memutuskan untuk kembali dulu kerumah. “eonni, coba kau ingat-ingat, apa appa mu pernah memberitahukan tentang sesuatu yang berharga padamu?” Tanya ji yeon sesampai di apartemen dara. “ku rasa tak pernah.” Dara mengerutkan keningnya dan berusaha mengingat. “ingat perlahan, siapa tahu ada sesuatu yang pernah appa mu katakan yang bisa menjadi petunjuk.” Ujar ji yeon membuka seragamnya dan masuk ke kamar mandi. “berharga? Aigoo, kenapa aku tidak bisa mengingat apapun tentang hal itu?!” gerutu dara. “eonni, aku keluar dulu ya.” Ujar ji yeon yang sudah memakai jeans hitam dan blous modis berwarna merah maron lengkap dengan high hells nya. “kau mau ke mana?” Tanya dara melihat penampilan ji yeon. “otakku mampet aku mau menyegarkannya dulu. Annyeong.” ujar ji yeon meraih kunci mobilnya dan keluar dari apartemen dara menuju club malam tempat dia pertama kali bertemu dengan minho. “krystal~aa.” Panggil ji yeon saat sampai di club itu. “wahh, ku pikir kau tidak akan datang malam ini.” ujar krystal. “kajja, kita masuk.” Ajak ji yeon, mereka pun masuk ke dalam club.

 

~minho POV~

Malam ini seperti biasanya aku pergi ke club langgananku. “minho~aa, itu ji yeon.” seru kyuhyun menunjuk 2 orang yeoja yang baru masuk ke club dan memang benar itu ji yeon yang datang bersama krystal. “wahh, ada krystal juga. Yeay!” lanjut kyuhyun berjalan kea rah ji yeon dan krystal. “minho~aa, kajja.” Kyuhyun menarik tanganku. “hai.” Sapa kyuhyun pada mereka aku hanya tersenyum. “hai..” ji yeon dan krystal balik menyapa. “ji yeon~aa, itu doojoon oppa yang jadi DJ nya.” Pekik krystal menunjuk kea rah DJ. “benar” sahut ji yeon. “oppa.” Ji yeon melambaikan tangan pada namja itu, namja yang di panggil doojoon itu turun dari tempat DJ dan menghampiri kami lalu berpelukan dengan ji yeon, siapa namja ini? dia terlihat begitu dekat dengan ji yeon. “oppa, kau kemana saja heoh?” Tanya ji yeon. “ada urusan sedikit.” Namja itu menggandeng ji yeon dan ji yeon hanya tersenyum, ish! Siapa sih namja itu? Sudah lah, untuk apa memikirkan mereka. “kyuhyun~aa, kajj-“ aku hendak mengajak kyuhyun kembali ke tempat yuri dan nickhun duduk tapi dia sudah tak ada di sampingku dan malah menari bersama krystal. “ish!” gerutuku kembali ke tempat duduk bersama yuri dan nickhun.

 

~author POV~

Waktu sudah menunjukan pukul 02.00. “krystal~aa, aku pulang dulu ya.” Ujar ji yeon pada krystal. “ne.” sahut krystal. “oppa, aku pulang ya, annyeong.” ji yeon pamit pada doojoon. “ne, hati-hati.” Sahut doojoon. “ji yeon~aa.” Panggil minho saat ji yeon keluar dari club. “ne,” sahut ji yeon. “kau mau pul-“ DORR kata-kata minho terpotong dengan suara tembakan yang hampir mengenai ji yeon. “itu pasti orang-orang dari athena.” Ujar ji yeon. “sebaiknya kita kabur saja.” Ajak ji yeon. “ne, kita kacaukan mereka, kau bawa mobilmu kea rah sana dan aku bawa mobilku kea rah lain setelah itu kita kembali bertemu di tempat ini. araseo?” ujar minho. “ne, hana, dul set.” Bisik ji yeon lalu mereka berdua dengan cepat lari ke mobil masing-masing dan melaju dengan kecepatan tinggi, orang-orang dari athena pun berpencar untuk mengejar mereka.

 

~ji yeon POV~

Brrmmmm, aku melajukan mobilku, ku lihat di kaca spion mobil mereka mengejarku. “gurae, ayo kita mulai balapannya, hahhahaha.” Ujarku semakin menginjak gas, sesekali aku membanting stir saat di tikungan membuat orang-arang dari athena itu mengerem mobilnya tiba-tiba. “hahahaha, rasakan itu.” Ujarku

 

Sementara itu…

 

~minho POV~

Sial! Mereka masih mengejar. “gurae, kita lihat sampai mana kalian bisa mengejarku.” Aku semakin melajukan mobilku dan menyalip kendaraan-kendaraan yang ada di depanku membuat mereka kesusahan mengejarku dan tertinggal jauh, bagus ini kesempatan untuk melarikan diri, aku membanting stir saat di tikungan dan berhasil lolos dari mereka dan kembali ke club sesuai rencana. Bagaimana dengan ji yeon?

 

~ji yeon POV~

Yeay! Aku berhasil lolos, aku segera kembali ke club sesuai rencanaku dan minho. Apa minho juga berhasil lolos?

 

~author POV~

Minho dan ji yeon kembali ke club dan sampai dengan waktu yang sama. “yeay!” seru ji yeon turun dari mobil dan spontan memeluk minho.

 

~minho POV~

yeay!” seru ji yeon turun dari mobilnya dan memelukku, deg, omo! Kenapa seperti ini rasanya? Padahal aku sudah sering sekali di peluk yeoja-yeoja tapi kenapa kali ini beda. “wahh, senangnya bisa lolos dari orang-orang itu hahaha.” Ujarnya melepas pelukannya. “kejar-kejaran tengah malam rasanya asik juga.” Sambungku. “ugh..” ji yeon merenggangkan otot-ototnya, “aku pulang dulu ya. Annyeong.” lanjutnya masuk kedalam mobil dan melaju dengan mobil hitamnya. Sebaiknya aku juga pulang.

 

~ji yeon POV~

ji yeon~aa, ayo bangun.” Terdengar sayup-sayup suara dara eonni, perlahan kubuka mataku yang terasa sangat berat. “kau pulang jam berapa semalam?” Tanya dara eonni membuka jendela kamar. “uhmmmm” aku merentangkan kedua tanganku. “sekitar jam stengah empat.” Sahutku. “mwo? Kenapa sepagi itu?” Tanya dara eonni kaget. “sebenarnya aku sudah mau pulang jam 2 tapi waktu aku mau pulang tiba-tiba orang-orang dari Athena datang jadi terpaksa aku dan minho harus kejar-kejaran dengan mereka.” Jelasku. “minho? Kau pergi dengan minho semalam? Kencan ya?” goda dara eonni, aigoo kenapa dia selalu menggodaku seperti ini. “semalam aku ke club dan di sana juga ada minho, sepertinya itu tempat langganannya.” Ujarku. “apa setiap malam kau ke club?” Tanya dara eonni. “ne, aku merasa kesepian di apartemen sendirian jadi aku menghibur diri dengan ke club malam.” Jelasku. “kurangilah kebiasaanmu itu, kau ini masih sekolah hal itu akan mempengaruhi sekolahmu, sekarang kan kau tinggal bersamaku jadi kau tidak perlu merasa kesepian lagi. Ne?” dara eonni mengusap lebut rambutku dan tersenyum manis, aku merasa beruntung mengenal orang seperti dara eonni dia orang yang penuh dengan kasih sayang walaupun memiliki masa lalu yang buruk sepertiku, seandainya aku punya saudara seperti dia mungkin hidupku tak akan sehancur sekarang. “eonni.” Panggilku. “ne.” sahutnya. “bisakah aku menganggapmu sebagai eonni kandungku?” tanyaku, dara eonni berbalik dan tersenyum padaku. “tentu saja boleh, aku senang bisa punya dongsaeng sepertimu” sahutnya. “gomawo.” Ujarku. “ne, sana mandi dan ke sekolah.” Ujarnya. “ne.” sahutku bangun dan mandi lalu mengganti pakaian dengan seragam sekolah. “eonni, aku kesekolah dulu, annyeong.” pamitku. “ne. hati-hati.” Sahut dara eonni.

 

~dara POV~

Aku senang, sekarang aku punya dongsaeng yang akan menemaniku. Gomawo ji yeon~aa, kau sudah datang ke kehidupanku dan menemaniku. Setelah ji yeon pergi ke sekolah aku bersiap-siap untuk ke kantor.

 

~TOP / seung hyun POV~

hmmpphh” aku menghirup udara korea saat sampai di bandara incheon, rasanya sudah lama sekali tidak menghirup udara di Negara ini, benar-benar membuat rindu sama seperti dara, dia membuatku tidak bisa berhenti memikirkannya selama di jepang. Drrtt. “yobosaeyo”

kau sudah sampai di korea?” Tanya appa dari sebrang.

ne.”

orang suruhan appa sudah pergi ke incheon untuk menjemputmu, tunggulah mereka membawa mobil hitam bercap ATH.” Jelas appa. “ne.” sahutku. Tuuutt. ATH, appa masih saja mengurus organisasi itu, organisasi yang menyebabkan kematian omma. Tak lama orang suruhan appa datang dan membawaku ke kantor pusat Athena. “appa, kenapa tiba-tiba appa memintaku kembali ke korea?” tanyaku duduk di kursi di depan meja kerja appa. “kurasa tubuhku mulai melemah, aku ingin kau meneruskan organisasi ini.” ujar appa. “ne? untuk apa? Organisasi ini sudah menyebabkan kematian eomma, lalu appa ingin aku meneruskan organisasi ini? shireo.” Tegasku. “dengar! Yang membuat eomma mu meninggal bukan organisasi ini tapi GoR (guardian of repuplic) dan kau harus membalas dendam pada mereka dengan cara meneruskan kepemimpinan appa jika suatu saat appa meninggal. Araseo?” jelas appa, GoR? Mereka membuat eomma meninggal? “seung hyun~aa, ini satu-satunya cara untuk membalas dendam.” Ujar appa. “gurae, aku mau.” Sahutku. “bagus, ingat mereka adalah musuh terbesarmu hancurkan mereka dan mulai sekarang namamu adalah TOP.” Ujar appa. “kenapa harus ganti nama?”

agar mereka sulit mencari datamu. Araseo?”

ne.” sahutku. Gurae, mulai sekarang aku akan membalaskan dendam eomma. Dara.. aku jadi teringat padanya, ingin sekali aku bertemu dengannya.

 

~dara POV~

ughh..” aku merenggangkan otot-otot ku, “capek juga duduk di depan computer dari pagi sampai siang.” Gumamku, kryuukk, perutku sudah minta di isi, gurae, makan dulu baru lanjut kerja. Aku pergi ke café dekat kantor untuk makan siang. Saat aku sedang melahap makananku pandanganku tertuju pada seorang namja yang sepertinya.. “seung hyun.” Gumamku, apa mungkin itu seung hyun, namja itu mulai berjalan menjauh, harus ku pastikan kalau itu seung hyun atau tidak, mataku memanas mengingatnya, rasa rindu yang meluap-luap di hatiku menuntunku berlari mendekati namja itu, aku sangat berharap namja itu adalah seung hyun. “seung hyun.” Panggilku saat berada di belakang namja itu. Dia berbalik dan ternyata benar, dia seung hyun, tes~ air mataku keluar begitu saja. “dara.” Ujarnya. Aku segera memeluk namja yang sangat ku rindukan selama bertahun-tahun ini. “kau kembali..?” ujarku terisak dalam pelukannya.

 

~TOP/seung hyun POV~

Saat aku sedang mengintai kantor GoR seseorang memanggilku. “seung hyun.” Panggilnya spontan aku berbalik dan ternyata yeoja yang memanggilku adalah dara, yeoja yang ku cintai sejak kecil. “dara.” Ujarku. Ku lihat air mata membasahi pipinya, dia memelukku. “kau kembali..?” ujarnya terisak dalam pelukanku, aku mendekapnya. “ne, aku kembali sesuai janjiku padamu 10 tahun lalu.” Sahutku. “bogoshipo jeongmal bogoshipo.” Ujarnya masih terisak. “na do. Sekarang aku sudah di sini, kau jangan menangis lagi. Ne?” aku mengusap punggungnya lembut. “uhm.” Sahutnya.

 

~ji yeon POV~

ji yeon~aa, kajja ke kantin.” Ajak krystal. “aku sedang tidak nafsu makan.” Sahutku. “ya sudah, aku ke kantin dulu ya.” Ujar krystal “ne.” Entah kenapa perasaanku tak enak hari ini, aku pergi ke atap sekolah, mungkin aku bisa menenangkan diri di sana, aku tiba-tiba merindukan appa dan eomma, rasa sakit yang dalam menusuk hatiku bercampur dengan rasa dendam yang sangat besar pada orang-orang yang membuatku harus kehilangan orang tuaku, tes~ air mataku mengalir mulus di wajahku, rasa sakit hatiku selama bertahun-tahun kembali terasa dan semakin bertambah.

 

~minho POV~

Ji yeon kemana? Tadi di krystal ke kantin sendiri tapi ji yeon juga tak ada di kelas, kemana dia? Aku mencari ji yeon sekeliling sekolah tapi tak menemukannya juga, apa dia di culik orang-orang dari athena? Tidak mungkin, ini kan di sekolah, mana mungkin orang-orang itu bisa masuk. Atap, benar satu-satunya tempat yang tidak ku datangi untuk mencari ji yeon hanyalah atap, aku berlari ke atap sekolah. Ku lihat ji yeon sedang berdiri di tepi atap, bahunya bergetar. “hiks..” dia menangis? Ada apa dengannya? Aku mencoba mendekatinya, kupegang bahunya. “ji yeon~aa” panggilku. Dia menoleh dengan wajah yang di penuhi air mata. “k, kau kenapa? Tanyaku ragu. “rasa itu, rasa itu datang lagi, rasa sakit yang sangat dalam di hatiku kembali dan semakin bertambah, hiks, dan dendam itu semakin menguasai hatiku.” Ujarnya dengan suara bergetar, sorot matanya benar-benar dalam, mengambarkan luka di hatinya, ku dekap tubuhnya. “uljima.” Ujarku mengusap punggungnya. “aku harus bagaimana menghadapi semua ini? dendam itu semakin bertambah..” ujarnya masih terisak. “lakukan apa yang bisa membuatmu tenang.” Sahutku. “kau tahu apa yang bisa membuatku tenang?” ujarnya melepas pelukanku. “membalaskan dendam kedua orang tuaku, membunuh pembunuh kedua orang tuaku adalah hal yang bisa membuatku tenang.” Lanjutnya, aku hanya terdiam, melihatnya seperti ini benar-benar membuatku sakit, melihatnya menangis karena rasa sakit di hatinya membuat hatiku juga terasa sakit. “kau tahukan hal itu bisa mengancam nyawamu?” Ujarku. “ne, ara, hajiman, mereka juga harus merasakan sakit yang kurasakan selam 10 tahun.” Ujarnya. “gomawo.” Lanjutnya tersenyum, manis, sangat manis. “kau tahu, kau jauh lebih cantik kalau tersenyum, jadi jangan menangis lagi, araseo?” ujarku. “kau baru sadar kalau cantik? Hahaha” sahutnya, aku senang kau tertawa ji yeon~aa.

 

~author POV~

ji yeon~aa.” Panggil minho saat bel pulang berbunyi. “ne.” sahut ji yeon. “aku pulang denganmu ya.”

kau tidak bawa mobil?”

bawa, tapi sepulang sekolah ini kyuhyun meminjamnya, katanya dia mau mengajak yeojachingunya jalan-jalan tapi mobilnya sedang rusak.”

ooo,, kajja.” Ji yeon berjalan mendahului minho, lagi-lagi mereka berdua menarik perhatian siswa di sekolah itu terutama para yeoja. “huahhh, minho ku..” rengek beberapa yeoja. “minho~aa, kau dengar itu, fans mu merengek seperti bayi, kau ini tega sekali, hahaha.” Bisik ji yeon pada minho saat mereka melewati koridor. “biarkan saja, kau mau dengar mereka menjerit?” Tanya minho. “mwo? Menjerit?” ji yeon balik bertanya dengan cepat minho merangkul bahu ji yeon dan “kyaa..” jerit salah seorang yeoja. “andwae!” yang lainnya ikut menjerit. “benarkan?” bisik minho dan ji yeon hanya menahan tawanya. “mau lihat mereka menangis?” Tanya minho lagi. “apa lagi yang akan kau lakukan?” Tanya ji yeon heran, minho menarik ji yeon dan mendekatkan wajahnya pada ji yeon lalu berbisik “hana dul set” tepat pada hitungan ketiga “kyaaaa, minho kuuuuuu hiks.” Jerit seorang yeoja. “napeun namja. Kajja, dari pada mereka semakin menjadi-jadi.” Ji yeon menarik tangan minho ke tempat parkir sambil menahan tawa. “bbmhahahahahahahahahaha.” Tawa ji yeon lepas seketika sesampai di tempat parkir, minho ikut tertawa. “kau keterlaluan, hahahahahaha.” Ujar ji yeon. “aku kan tidak meminta semua ini, tuhan memang berkehendak menjadikanku sebagai namja tampan, hahahaha.’ Ujar minho dengan PD. “omo! Kau terlalu percaya diri.”

memang benarkan, hahahaha”

ish, kajja, kau yang menyetir ya..” Ji yeon melemper kunci mobil pada minho. “aku lapar, kita makan dulu ya.” Ujar minho di tengah perjalanan. “ne, aku juga lapar.” Sahut ji yeon. mereka pun pergi ke sebuah café dan segera memesan makanan. “omo! Aku lupa!” seru ji yeon seusai mereka makan. “mwoga?” Tanya minho. “kita kan punya tugas dari lee seonsaeng.”

benar, kita harus membuat karya ilmiah dengan referensi beberapa buku.”

dan itu akan di kumpul besok, aigoo.” Ji yeon dan minho mengacak rambut frustasi. “gurae, kita ke toko buku sekarang saja.” Ajak ji yeon. “ne, kajja.” Sahut minho, setelah makan mereka pergi ke toko buku. “bukunya yang mana ya..” gumam ji yeon melihat-lihat buku yang tersusun rapih di raknya. “eh, itu kan onew, si culun yang selalu mendapat peringkat pertama di sekolah.” Pekik minho melihat onew yang sedang memmilih-milih buku. “jeongmal? Bagaimana kalau dia saja yang mengerjakan tugas kita.” Ujar ji yeon melihat ke arah onew yang berpenampilan culun dengan tatapan evilnya. “maksudmu?” Tanya minho bingung. “changkaman.” Ujar jiyeon, ji yeon berjalan ke arah onew sambil membuka kancing bagian atas kemeja sekolahnya dan menarik sedikit rok sekolahnya yang pendek, minho yang mengerti maksud ji yeon hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan menahan tawanya. “onew~ssi.” Panggil ji yeon. “ne.” onew tersentak melihat ji yeon yang sudah bersandar di rak buku menghadapnya. “huuftt, panas ya..” ji yeon mengangkat kerah kemeja sekolahnya sambil mengipas dengan tangannya. Glekk, onew hanya dapat menelan ludah melihatnya. “eumm..” ji yeon menggigit bibir bagian bawahnya, “boleh minta bantuan tidak..?” lanjut ji yeon dengan nada manja. “b, bo, boleh, apa yang b, bisa a, aku b, bantu?” Tanya onew gugup. “kau tahukan lee seonsaeng memberikan tugas membuat karya ilmiah dan akan di kumpul besok?” Tanya ji yeon semakin mendekat pada onew membuat onew mengeluarkan keringat dingin sedangkan dari kejauhan minho terlihat sedang menahan tawanya. “n, ne, waeyo?” Tanya onew mengelap keringatnya. “bisa bantu aku mengerjakannya?” Tanya ji yeon dengan manja. “n, ne b, bisa.” Sahut onew terus mengeluarkan keringat dingin. “jeongmal?” Tanya ji yeon. “ne.” sahut onew. “wuahhh, gomawo.” Seru ji yeon. “ne.” sahut onew. “oh, iya, buatkan 2 ya,,, kau tahukan, krystal itu adalah sahabatku, ya? Ya?” ujar ji yeon. “n, ne, nanti ku berikan padamu sebelum jam pelajaran lee seonsaeng di mulai.” sahut onew. “gomawo, kau memang baik, annyeong.” ji yeon pergi sambil melambaikan tangan pada onew dan berbalik sambil tersenyum puas. “hahahahahahahahaha.” Minho melepas tawanya sesampai di luar toko buku. “kau tahu, wajah onew tadi sangat lucu. Hahahahaha” minho tak henti-hentinya tertawa. “orang seperti itu sayang kalau tidak di manfaatkan, hahahaha.” Ujar ji yeon sambil mengunci kancing bagian atas kemejanya. “tapi tadi untung saja onew bisa menahan diri, kau tahu penampilanmu tadi sangat menggoda.” Ujar minho. “jeongmal?” ji yeon mendekatkan wajahnya pada minho.

 

TBC

oke, author nognol lagi, mian ya lama postnya, soalnya author lagi sibuk akhir2 ini #PLAKK*sok sibuk* trus buat para readers jangan lupa RCL yaaaaaaa… buat para siders cpet2 tobat ya.. ^_~

Running Up part 1

Running Up part 1

 

Author : choi hee young

Length : chaptered

Genre : Thriller, action, romance

Cast : Choi minho Shinee

         Park ji yeon T-ARA

         Choi siwon Super Sunior

         Sandara park 2NE1

         TOP BigBang

Support cast : kyuhyun super junior

                      Krystal f(x)

                      Nickhun 2PM

                      Yuri SNSD

Track : MBLAQ – running & running

            Shinee – Lucifer

            SNSD & 2PM – cabi song

            2NE1 – I am the best

 

 

                                                                                                                                                                                    ~ji yeon POV~

Dor, dor, suara tembakan terdengar jelas dari belakangku, aku terus berlari sekencang mungkin dan menghindari tembakan-tembakan itu, “YA! Jangan lari kau!” teriak para anak buah mafia itu. AISH! Sial! Mereka terlalu banyak untuk ku lawan sendirian dan lebih sial lagi sekarang tak ada tempat untuk bersembunyi. lorong! Bagus! Aku berlari memasuki lorong gelap itu dan brukk, brukk, brukk, aku bergelantungan di sebuah tiang besi dan menendang satu persatu dari mereka kemudian aku kembali berlari dan hasilnya seperti biasanya, aku lolos dari orang-orang bodoh itu. Ku rogoh kantong di tas selempangku dan mengambil permen karet. “hufft.” Ku hempaskan tubuhku di atas kasur empukku, benar-benar melelahkan. Setelah merasa cukup beristirahat, ku buka seluruh seragamku yang sudah sangat kotor dan merendam diri di bath up sambil meneguk segelas wine. “inilah aku dan kehidupanku yang kacau karena para b*jing*n yang telah membunuh kedua orang tuaku, hhh.” Aku semakin membenamkan tubuhku kedalam bath up.

~minho POV~

Ddrrtt. “yobosaeyo.”

ya. Minho~aa, kau di mana? Aku dan yang lain sudah di club. Kau tak datang heoh?” ujar kyuhyun di sebrang sana dengan suara keras karena suara music di club sangat keras.

sebentar lagi aku ke sana.” Sahutku memakai jaket kulitku.

palli, kalau tidak kau akan menyesal karena malam ini gadis-gadisnya cantik-cantik.”

ne, ne, aku pergi sekarang, dengar ya, yang paling cantik untukku, awas kau mengambilnya.”

ne araseo.” Tuuttt. Aku segera mengambil kunci mobil ku dan melaju ke club malam yang biasa kudatangi setiap malam. “minho.” Kyuhyun melambai-lambaikan tangannya dari sebuah meja bar, aku menghampirinya yang sudah di temani beberapa gadis. “kau cepat juga.” Ujarnya. “tentu saja, mana gadis-gadis itu?” tanyaku melihat ke sekeliling club yang di penuhi orang-orang yang asik menari mengikuti lantunan lagu yang di mainkan DJ. “aku di sini chagi..” seorang gadis merangkulku dari belakang. Murahan. “ternyata kau di sini..” sahutku melingkarkan tanganku di pinggang gadis itu. “ya. Chagi, aku bagaimana?” ujar seorang gadis lagi. “kemarilah.” Aku merangkul gadis itu. “kau mulai beraksi.” Ujar kyuhyun.

~dara POV~

Aigoo, banyak sekali data-data yang harus ku kelola dan semuanya harus selesai mala mini juga. Huh! “MWO?! Bagaimana bisa?!” terdengar jelas suara tuan choi dari ruangannya karena mejaku berada tepat di luar ruangan tuan choi, aku adalah sekretaris dari tuan choi dan hal itu benar-benar melelahkan. BRUKK. Terdengar suara benturan dari dalam ruangan tuan choi aku segera mengetuk pintu ruangan itu. “permisi pak, apa terjadi sesuatu?” tanyaku dari balik pintu tapi tak ada jawaban, segera ku buka pintu dan ku lihat tuan choi sudah tergeletak di lantai. “pak, pak.” Aku berusaha membangunkan tuan choi yang sepertinya pingsan.

~ji yeon POV~

Aku menatap diriku di cermin yang sudah mengenakan dress di atas lutut berwarna coklat kehitaman dengan aksen perak, ku poles wajahku dengan make up tipis, dan tersenyum menatap diriku di cermin, ku pakai high hells berwarna hitam dan meraih tas ku keluar apatemen lalu pergi dengan mobilku menuju sebuah club malam. Aku memasuki club itu dan mulai menari mengikuti lagu yang di mainkan DJ. Menyenangkan. “ji yeon~aa.” Panggil seseorang. “krystal.” Ujarku setelah menoleh dan melihat sosok yang memanggilku. “kau dengan siapa?” tanyanya. “sendiri.” Sahutku kembali menari dan krystal ikut menari di sampingku. “tidak biasanya kau ke club ini.” ujar krystal dengan suara keras. “ingin coba.” Sahutku. “bagaimana? Kau jadi pindah ke sekolahku kan?” tanyanya. “nanti ku pikir lagi.” Sahutku.

~minho POV~

hey, minho, kemana mainan-mainanmu?” Tanya kyuhyun duduk di sampingku. “pergi minum mungkin.” Sahutku meneguk minumanku. “eh, kita bikin taruhan.” Seru yuri. “taruhan apa?” Tanya nickhun, yuri tersenyum evil “kalian lihat yeoja yang memakai dress coklat itu.” Ujar yuri. “ne, wae?” Tanya kyuhyun. “kita buat taruhan siapa yang bisa mencium yeoja itu.” Ujar yuri. “wahh asik juga. Hey minho kau ikut tidak?” Tanya nickhun padaku, ku alihkan pandanganku pada yeoja ber dress coklat itu, cantik, tak rugi ikut taruhan ini. “ne. aku ikut.” Sahutku. “baik, waktunya hanya 10 menit.” Ujar yuri. “gurae, aku duluan.” Aku berdiri dari tempat dudukku. “wah,, kau semangat sekali.” Ujar kyuhyun. Aku menghampiri yeoja yang sedang asik menari itu dan hug.. aku membuatnya tersandung dan jatuh kepelukanku, wajah kami begitu dekat, bagus! Selangkah lagi dan cup~ aku berhasil mencium yeoja itu, dia bangkit dan PLAKK, MWO?! Dia menamparku?! “cih..” dia mengelap bibirnya dengan ibu jarinya dan menatapku tajam. “sampah” ujarnya berlalu dari hadapanku. MWO?! SAMPAH?! Berani sekali dia!

~ji yeon POV~

Aku sedang asik menari bersama krystal namun aku tersandung dan hug.. jatuh ke pelukan seorang namja, wajah kami begitu dekat dan cup~ namja itu MENCIUMKU?! Aku segera bangkit dan plakk sebuah tamparan hangat ku daratkan mulus di pipi namja br*ngsek itu. “cih..” aku mengelap bibirku dengan ibu jariku dan menatapnya tajam. “sampah” ujarku berlalu dari hadapan namja gila itu.

~author POV~

Yuri, kyuhyun dan nickhun terdiam melihat minho yang berhasil mencium ji yeon. “wahhh, hebat.” Seru kyuhyun. “memang dasarnya playboy.” Ujar nickhun. “aish! Habislah uangku.” Gerutu yuri. Namun plakk ji yeon menampar minho membuat semua orang di club menatap ji yeon dan minho. “sampah” ujar ji yeon dan berlalu dari hadapan minho. “wahhhh berani sekali yeoja itu.” Seru nickhun tak percaya melihat minho di tampar oleh seorang yeoja. “siapa yeoja itu?” Tanya kyuhyun. Mereka semua heran melihat kejadian tadi.

~ji yeon POV~

ji yeon~aa” panggil krystal mengejarku. “wae?” tanyaku. “apa yang kau lakukan barusan?! Kau tahu namja itu siapa?!” ujar krystal dengan nada khawatir. “molla~” sahutku hendak membuka pintu mobil namun di tahan krystal. “ada apa lagi?” tanyaku kesal. “namja itu adalah minho, choi minho, tak ada yang berani bermasalah dengannya tapi kau malah menamparnya.” Jelas krystal. “I don’t care. Siapa suruh dia menciumku sembarangan, kalau dia ingin membalas terserah aku tidak takut.” Ujarku masuk kedalam mobil. “tapi ji yeon~aa.” Krystal mengetuk-ngetuk jendela mobilku namun tak ku hiraukan dan segera pergi dari tempat itu.

Sementara itu di kediaman keluarga choi…

~author POV~
“dara~ssi.” Panggil seorang namja pada dara saat dara hendak pergi. “ne.” sahut dara. “gamsahamnida atas pertolonganmu pada abeoji ku.” Ujar namja yang tak lain adalah anak sulung dari keluarga tuan choi, choi siwon. “ne, cheonmaneyo..” sahut dara. “aku pamit pulang.” Lanjutnya. “ne.” sahut siwon. “hufftt” dara menghempaskan tubuhnya di kasur. “syukurlah data yang harus ku kelola belum di periksa besok, jadi aku bisa istirahat, ughhhhhhh” dara menrenggangkan ototnya yang pegal dan perlahan terlelap. KRINGG, KRINGG.. “ughh..” dengan malas ji yeon mengambil jam wekernya dan PRANGG di lemparnya jam weker yang telah mengganggu tidurnya dan kembali melanjutkan tidurnya yang terganggu. 30 menit kemudian, “OMO! Jam berapa sekarang?!” ji yeon bangun dari tidurnya dan membuka lebar2 matanya melihat kea rah jam dinding. “sial! Aku terlambat lagi.” Dengan cepat dia berlari ke kamar mandi setelah itu memakai seragam sekolahnya lalu pergi ke sekolah. “PARK JI YEON! kau terlambat!” bentak lee seonsaengnim namun dengan santai ji yeon mengunyah permen karet dan berkata “mian.” Sambil mengunyah permen karetnya. “ini sudah keterlaluan, setiap hari kau terlambat. Kau di D.O” ujar lee seonsaeng yang juga adalah kepala sekolah yeonsang high school. “gurae, aku pamit. Annyeong.” sahut ji yeon pergi dari sekolah itu. “ya sudah… mau tidak mau ku terima ajakan krystal untuk pindah ke sekolahnya.” Ujar ji yeon dengan santai padahal baru saja di D.O dari sekolahnya. Tiittt. “yobosaeyo..” sahut krystal dari seberang.

krystal~aa, aku jadi pindah ke sekolahmu.”

jeongmal? Kapan?”

besok, jadi hari ini bisakah kau bantu aku uruskan berkasku untuk masuk ke sekolahmu?”

ne.”

thank’s before. Annyeong.” tuutttt.

Sementara itu di kediaman keluarga choi, “ne? a, aku yang gantikan posisi appa?” Tanya siwon kaget. “ne, kau tahukan kondisi appa saat ini sangat buruk hanya kau yang bisa appa handalkan untuk mengurus organisasi itu.” Sahut tuan choi yang terbaring lemah di ranjang tumah sakit. “baiklah. Aku akan mulai masuk besok.” Ujar siwon. “tak perlu besok, hari ini kau akan di jemput tangan kananku tuan kang dan akan mulai memimpin di GoR (guardian of republic), nanti di sana ada sektretaris ku yang akan membantumu.” Jelas tuan choi. “baik appa.” Sahut siwon. Tok, tok, tok. “masuk.” Sahut siwon. “permisi pak.” Ujar tuan kang masuk ke dalam ruangan tempat tuan choi di rawat yang diikuti dara di belakangnya. “kau sudah datang.” Sambut tuan choi. “ye, tuan, saya juga mengajak dara sesuai permintaan anda.” Sahut tuan kang. “kenalkan ini siwon anak sulungku, dia yang akan menggantikanku untuk memimpin GoR.” Ujar tuan choi. “annyeonghasaeyo, kang so hoon imnida, jika ada sesuatu anda bisa menghubungiku.” Ujar tuan kang. “dara perkenalkan dirimu.” Lanjut tuan kang. “annyeonghasaeyo sandara park imnida, sekretaris tuan choi.” Dara memperkenalkan. “ne. annyeonghasaeyo.” Sahut siwon. “kalau begitu kau bisa mulai bekerja hari ini, pergilah bersama mereka ke kantor GoR.” Ujar tuan choi pada siwon. “ne abeoji.” Patuh siwon. Mereka pun pergi ke kantor GoR.

~ji yeon POV~

hey! Neo!” teriak seseorang padaku, dia dan teman-temannya berlari kerahku, OMO! Pasti itu orang2 suruhan mafia gila itu, ISH! Sial. Aku berlari menghindari orang-orang suruhan itu, aigoo, mereka semakin mendekat, aku terus berlari dan bersembunyi di balik tembok, sesekali aku mengintip ke arah orang2 itu, mereka semakin dekat dan BRUKK, balok besar yang ada di tanganku berhasil membuat beberapa dari mereka jatuh, aku kembali berlari dan bersembunyi di sebuah pasar yang sangat ramai, aku yakin mereka tidak akan bisa menemukanku di sini. Setelah merasa aman aku kembali ke apartemen ku tapi langkahku terhenti saat melihat beberapa pengawal dari mafia itu berada di depan gedung apartemenku. AISH! D*mn! Bagaiman ini?! sudah malam begini, aku tidur di mana?! Akhirnya aku menghabiskan malam dengan tidur di dalam mobilku. Drttt.. “ugh…” dengan malas aku mencari-cari HPku di jok mobil. “yobosaeyo.”

ji yeon~aa, kau di mana? Katanya kau mau mulai sekolah di sekolah ku hari ini, semua berkasmu telah ku urus dank au bisa masuk hari ini.” jelas krystal dari seberang.

ughh, mian krystal~aa, aku tidak bisa ke sekolah hari ini, ada sesuatu yang harus ku selesaikan.” Sahutku menengok kea rah gedung apartemenku dan ternyata orang2 itu masih di sana.

ya sudah, tapi besok kau harus masuk. Araseo?”

uhmmm.” Tuuutt ku matikan telp dan melaju dengan mobilku pergi dari halaman parkir apartemenku, kryukk, perutku lapar, sebaiknya aku sarapan dulu.

~minho POV~

Seperti biasa, aku pergi ke sekolah bersama kyuhyun. “minho~aa, aku masih penasaran dengan dengan yeoja yang mm,, menamparmu di club malam itu.” Ujar kyuhyun membuatku teringat kembali dengan yeoja itu. “wae? Kau mau di tampar juga.” Hardikku. “ani, hanya saja yeoja itu sangat berbeda dengan yeoja-yeoja lain, biasanya para yeoja itu mengejarmu tapi dia malah menamparmu.” Ujar kyuhyun. Benar juga, yeoja itu berbeda. “eh, kalau kau bertemu lagi dengannya apa yang akan kau lakukan?” Tanya kyuhyun. “entahlah, baru kali ini aku bertemu dengan yeoja seperti dia.” Sahutku. “wahh, jangan bilang kalau kau sudah jatuh cinta padanya.” Seru kyuhyun, PLETAKK “ku bilang aku baru kali ini bertemu dengan yeoja seperti dia, bukan jatuh cinta padanya. Pabbo.” Ujarku sambil mendaratkan jitakan di kepala kyuhyun. “auhh, appo..” ringgis kyuhyun. “minhoooo..” seperti biasa beberapa gadis mengejarku di sekolah dan “ini”, “aku buatkan ini untuk.”, “ini special.” Ujar ketiga gadis itu memberikan sekotak coklat padaku. “ne, gomawo.” Ujarku tersenyum seperti biasanya pada mereka. “ne,,, di makan ya..” seru salah seorang dari mereka. “buatmu saja.” Aku memberikan coklat itu pada kyuhyun setelah gadis2 itu pergi. “jeongmal?”

ne.”

kalau kau tidak mau kenapa kau terima?”

aku hanya tidak ingin kehilangan fansku saja, hahahaha”

ISH, napeun namja.”

kau sendiri apa kalau bukan ‘napeun namja’ heoh?” ujarku menekankan kata ‘napeun namja’.

~siwon POV~

Mulai hari ini aku mulai menggantikan posisi kepemimpinan appa di organisasi GoR (guardian of republic). “Apa ini..” gumamku melihat data-data yang diserahkan dara untuk ku pelajari. “Athena..” organisasi ini banyak sekali melakukan kejahatan, aku terus membaca data-data tentang Athena dan sepertinya ini adalah musuh terbesar organisasi GoR dan mereka sangat sulit dilumpuhkan. “dara, bisakah kau datang keruanganku.” Kataku menelpon pada dara. “ne.” sahutnya. Tok, tok, tok. “masuk.”

ada apa memanggilku?”

aku ingin menanyakan tentang organisasi Athena.”

~dara POV~

aku ingin menanyakan tentang organisasi Athena.” Ujar siwon. Deg, mendengar nama organisasi itu membuatku harus mengingat kematian appaku yang mengenaskan, hatiku terasa benar-benar sakkit mendengar nama organisasi sialan itu. “organisasi itu adalah musuh terbesar GoR dan sangat sulit dilumpuhkan.” Jelasku. “jadi sampai saat ini GoR masih menyelidiki oraganisasi ini?” Tanya siwon. “ne.”

kulihat akhir2 ini mereka tak manampakkan kegiatan apapun, apa ada sesuatu sehingga mereka tak melakukan apapun?”

sampai saat ini kami belum mengetahui apa alasan mereka seperti itu.”

aku yakin mereka sedang merencanakan sesuatu.”

kami semua juga berpikir seperti itu tapi mereka sangat sulit di lacak.”

~ji yeon POV~

Tiitt. “yobosayeo.” Sahut pengacara keluargaku tuan shin.

yobosaeyo tuan shin, ini aku ji yeon.”

ne ji yeon~aa, ada apa menelponku?”

ada yang ingin ku bicarakan bisa kita bertemu?”

mian, hari ini aku sedang ada urusan, besok saja kau datang ke kantorku.”

gurae, besok aku ke kantormu sepulang sekolah.”

ne.” tuuuttt, aku melajukan mobilku menuju apartemenku dan sesuai tebakanku orang2 suruhan mafia itu sudah tidak ada, aku memasuki apartemenku dan segera merebahkan diri di kasur, “jika ku temukan pembunuh kedua orang tuaku akan kubunuh dengan tanganku sendiri.” Gumamku menatap langit-langit apartemenku yang terasa begitu hampa.

~author POV~

Malam itu seperti biasanya minho pergi ke club dan bersenang-senang bersama teman-temannya. “kyuhyun~aa, apa yang kau lihat?” Tanya yuri melihat kyuhyun yang dari tadi melempar pandanga ke segala penujuru arah di club itu. “aku sedang mencari yeoja yang menampar minho waktu itu.” Sahut kyuhyun. “untuk apa?” Tanya nickhun heran. “aku penasaran, apa yang akan dia lakukan jika bertemu lagi dengan minho.” Ujar kyuhyun melirik kea rah minho yang asik meneguk minumannya. “jangan menatap ku seperti itu.” Ujar minho kesal melihat yuri, nickhun dan kyuhyun menatapnya.

~ji yeon POV~

Seusai mandi aku segera berpakaian, aku mengenakan jeans hitam, tank top dan jaket kulit berwarna senada. Malam ini aku berniat kembali lagi ke club tempat namja br*ngsek itu, akan kubuat dia menyesal dengan apa yang dia lakukan padaku, ku ambil kunci mobilku lalu pergi ke club itu.

~minho POV~

hey, itu dia yeoja yang menampar minho.” Seru kyuhyun menepuk pundakku sambil menunujuk pada yeoja yang mengenakan jeans hitam dan jaket kulit, segera kualihkan pandanganku pada yeoja itu dan benar, itu yeoja yang menamparku waktu itu. “benar itu dia.” Seru nickhun. Mau apa dia kemari? Sudahlah, untuk apa pikirkan yeoja itu. “memangnya kenapa kalau itu dia heoh?” ujarku. “eh, aku ke toilet dulu ya.” Ujar yuri.

~ji yeon POV~

Sesampai di club itu aku bersikap seperti biasa dan ikut menari bersama krystal, sesekali kualihkan pandangan pada namja gila itu dan teman2nya yang duduk di sofa, kulihat teman dari namja itu berdiri dan ke toilet segera ku ikuti yeoja itu ke toilet. “kau menjadikan ku barang taruhan malam itu kan?” ujarku saat bersama yeoja itu di depan wastafle. “ne?” tanyanya keget. “ini tidak adil, aku hanya di jadikan barang taruhan, bagaimana kalau aku juga ikut dalam taruhan itu.” Ujarku mengatur rambutku di depan cermin dan menatapnya dengan tatapan evil.

~author POV~

Yuri kembali duduk bersama minho dan yang lain dengan santai namun sebenarnya dia benar2 takut. “yeoja itu benar2 mengerikan.” Batin yuri. Ji yeon keluar toilet dengan tampang evilnya dan berjalan ke arah minho dan teman-temannya, minho yang melihat ji yeon berjalan mendekati mereka bangkit dari tempat duduknya, sekarang ji yeon sudah berada tepat di depan minho, dia menarik kerah baju minho dan CHU~ ji yeon mencium minho di hadapan teman2nya setelah itu mengulurkan tangannya pada yuri dan dengan terpaksa yuri memberikan selembar cek pada ji yeon namun SREKK, SREKK ji yeon merobek cek itu di hadapan minho menjadi seripah-serpihan kecil dan membuangnya di hadapan minho. Ji yeon mengelap bibirnya dengan ibujari nya dan pergi meninggalkan minho yang terdiam dengan senyum evilnya. Teman2 minho dan krystal kaget melihat hal itu.

~minho POV~

Sial! Yeoja itu sudah mempermalukanku! “minho~aa” kyuhyun memegang pundakku dan segera ku hempaskan tangannya dengan kesal aku meninggalkan club itu.

TBC

otthe? gaje ya…