Arsip Tag: suli

Ugly or Pretty part 12 (END)

Ugly or Pretty part 12 (END)

Author : choi hee young
Length : chaptered
Genre : romance
Cast : Park ji yeon T-ARA
            Jung jinyoung B1A4
             Lee ji eun / IU
             Key shinee
             Suzy Miss A
             L.joe Teen Top
              Gongchan B1A4
              Baro B1A4
Support cast : Chunji Teen Top
                            Sulli f(x)
                            Krystal f(x)
Lanjutkan membaca Ugly or Pretty part 12 (END)

The meaning of friends and love

The meaning of friends and love

Cast:

ji yeon T-ARA

Chunji TeenTop

Suli F(X)

Mir MBLAQ

~ji yeon POV~

@rumah ji yeon

Aish!! Setip hari mereka hanya bertengkar terus! Apa omma dan appa tidak merasa bosan, bertengkar terus! Ujarku sambil menutup telingaku dengan bantal.

Keesokan harinya

~author POV~

Setahun belakangan ini orang tua ji yeon mmg selalu bertengkar, walaupun sejak dulu mmg sering bertengkar, tapi setahun terakhir ini mereka semakin menjadi2. Dan ji yeon mersa sangat terusik dengan semua itu, walaupun sejak dulu ia sudah sering melihat hal itu dan itu membuatnya tumbuh menjadi gadis yg penyendiri, hal itu membuatnya tidak mempunyai teman. temn2 nya punmerasa enggan mendekatinya dengan sikapnya yang dingin.

~ji yeon POV~

Aish! Kenapa harus ada sekolah, ini membuatku merasa sangat berbeda dari yang lain.

@sekolah ji yeon

Anak2 hari ini kita kedatangan murid baru, perkenalkan dirimu” ujar guru itu. “annyeonghasaeyo, suli imnida bangapsimnida..” gadis manis itu memprkenalkan dirinya dengan ramah. “nah, sekarang duduklah, disana ada bangku yang kosong” kata guru sembari menunjuk bangku yang ada di samping ji yeon.

~suli POV~

ne~” aku berjalan kea rah banku yang di tunujuk guru dan segara duduk. “annyeong” sapaku pada gadis yang duduk di sampingku.

~ji yeon POV~

Untuk apa gadis ini duduk di sampingku, aku tidak suka dengnnya dia terlihat sangat manja. Tanpa mengubris sapaan gadis ini aku lansung memalingkan wajahku.

Waktu istirahat…

~suli POV~

Setelah bertanya kepada teman2 yg lainnya akhirnya aku tahu siapa nma gadis itu. “ji yeon ah,” ujarku pada gadis yang berjalan di depanku. “wae?” tanyanya singkat. “bisakah aku ikut denganmu? Aku tidak tahu jalan ke kantin.” Kataku pada nya. “aku tidak ingin ke kantin.” Sahutnya sambil berjalan meniggalkan ku. Huftt….. aigo! Namja itu keren sekaliii mataku terbelalak melihat namja yang lewat di depanku barusan.

Seminggu kemudian, suli tetap berusaha mendekati ji yeon ia ingin menjadi teman ji yeon tapi seperti biasa ji yeon selalu bersikap dingin pada suli.

@sekolah, kelas ji yeon

tgas ini akan ibu kumpul besok, dan tuagas ini dikerjakan perkelompok, kelompoknya beranggotakan 2 org dan dibagi berdsrkn tmpat duduk. Sekarang kalian boleh istirahat.” Kata guru itu, smua siswa pun berhamburan keluar kelas. Dan itu berarti ji yeon dan suli akan menjadi satu kelompok.

~ji yeon POV~

Hpku tiba2 berdering.

yoboseo?”

non, ini bibi.”

ada apa bi?”

ini non, nyonya pingsan dan sekarang bibi sedang ada di rumah sakit menemani nyonya.” Terdengar suara bibi di seberang sana.

mwo? Lalu bagaimana keadaan omma sekarang?”

nyonya sekarng sedang dipriksa oleh dokter, non”

lalu appa ad d mn sekarang?”

tdi pagi setlah tuan dan nyonya bertengkar tuan langsung pergi.”

huft.. baiklah setelah pulang sekolah aku akn kesana. Jaga omma baik2.”

baik non.”

Tuutt. Huftttt, aku berjalan lemas ke bagian sekolah yang sunyi, tempaty itu jarang de datangi oleh siswa2, dan kurasa ditempat itu aku dapat menennangkan diriku. Sesampai di tempat itu aku duduk dan menyandarkan kepalaku di dinding sambil merenungi nasibku, tak kusadari air mataku mengalir begitu saja, “omma, appa….” Isakku. Aku terus menangis dan terisak. “apa suara tangisan itu darimu?” tiba2 di hadapanku berdiri seorang namja. “mau apa kau di sini?” Tanya ku heran. “tangisan mu menggannggu tidurku.” Ujar namja itu. Bel masuk pun berbunyi, aku langsung menghapus air mataku dan pergi ke kelas.

@kelas ji yeon

~suli POV~

ji yeon ah, bagaiman klau tugas kelompoknya kita kerjakan sepulang sekolah ini, di rumahku.” Ajaku. “aku tidak bisa” sahutnya dingin. “tapikan tugasnya dikumpul besok, ayolahhh, hanya sebentar saja.” Bujukku. “baiklah.” Ujarnya. “yeeeeeeeeeyyyy.”

Sepulang sekolah…..

Ji yeon dan suli berjalan bersma menuju pintu keluar. Suli yang sibuk mengutak atik hpnya tiba2 menabrak seseorang.

~suli POV~

mianhe..” kataku sambil menunduk. “tak ap.” Tedengar suara seorang namja. Aku langsung mengangkat kepala dan ternyata orang yang kutabrak adalah namja yang seminggu lalu lewat di hadapanku, ternyata dia terlihat lebih keren jika di lihat dari dekat. “eh, kau yeoja yang tadi kan?” namja itu menoleh kea rah ji yeon.

~chunji POV~

aku chunji, siapa namamu?” tanyaku pada yeoja yg tadi siang ku lihat menangis.

~suli POV~

oh, jadi namamu chunji. Ji yeon ah, d mana kau bertemu dengan chunji?” Tanya ku pada ji yeon yang sedari tadi diam saja, tapi dia malah langsung pergi meninggalkan ku. “ji yeon ah, tunggu aku.. chunji, sampai ketemu besok yaa… daaaahhh” aku langsung mengejar ji yeon.

~chunji POV~

Namanya ji yeon ya…. Ujarku sambil tersenyum.

@rumah suli

Sesampai di rumahnya, suli langsung disambut oleh appa dan omma nya. “wah, kau sudah pulang..” sambut omma suli. “uhm, hari ini aku mengajak temanku kami akan mengerjakan tugas bersama.” Sahut suli manja. “baiklah kalau begitu omma akan menyuruh bibi untuk menyiapkan cemilan untuk kalian.” Ujar omma suli lembut. “ganti baju sana, dan segera kerjakan tugas.” Sambung appa suli tak kalah lembut. “ne~ kajja” ajak suli pada ji yeon.

~ji yeon POV~

Huftt… suli benar2 beruntung.. gumamku sambil menatap kearah suli yang terlihat bahagia, bersama appa dan omma nya.

~author POV~

Seusai mengerjakan tugas ji yeon langsung pamit dan menuju ke rumah sakit.

@rumah sakit

Ji yeon langsung menuju kamar tempat ibunya di rawat.

~ji yeon POV~

omma, kau baik2 saja?” tanyaku khawatir melihat wajah omma yang pucat dan terbaring lemas. “ne~” sahut omma pelan. “kenapa bisa seperti ini?” tanyaku. “sudahlah istirahatlah, tidak usah mengkhawatirkan omma. Omma baik2 saja, omma hanya kecapekan.” Ujar omma ji yeon.

Beberapa jam kemudian setelah omma tertidur, “bi, aku keluar sebentar..” ujar ku pada bibi. Aku pun berjalan keluar kamar dan mengelilingi rumah sakit sembari mencari tempat untuk menenangkan diri sejenak. Aku melewati sebuah mesin minuman dingin dan aku segera memasukan koin kedalamnya, tapi minumannya tidak keluar setelah beberapa menit minumannya pun tak kunjung keluar, “hya, apa minumannya tak keluar juga?” Tanya seorang namja yang sedari tadi sudah memperhatikanku. “uhm.” Sahutku singkat. “kajja.” Ajaknya. “mwo?” tanyaku heran. “di lantai paling atas ad mesin kopi, lagi pula kalau minum minuman dingin malam2 seperti ini kau akan sakit, lebih baik minum kopi hangat saja. Kajja” ujarnya sambil menarik tanganku menuju lantai paling atas rumah sakit tsb. Sesampainya di lantai paling atas kami langsung menuju mesin yang di masud oleh namja itu, ia segera memasukan koin dan memngambil segelas kopi dari mesin tsb dan di berikan padaku, lalu segelas lagi untuknya. Sembari tersenyum padaku. Kemudian kami berjalan ke atap rumah sakit, dari tempat itu terlihat kerlap kerlip kota seoul yang terlihat sangat indah. “mesin minuman yang tadi mmg sedang rusak, tadi aku juga sempat memasukan koin kedlmnya dan kejadian sama persis dgn yg terjadi padamu tadi.” Ujarnya sambil tersenyum manis padaku. “uhmmm..” ujaru sambil meminum kopi milikku. “mir imnida, namamu siapa?” katanya sambil mengulurkan tangan padaku. “ji yeon.” Sahutku sambil menyalami tangannya.

~mir POV~

Dalam keadaan diam pun yeoja ini terlihat sangat manis, aku yakin jika dia tersenyum pasti akan jauh lebih manis. Gumamku smbil menatap yeoja yg berdiri di sampingku. “oya, kaau memakai seragam sekolah shinwa, apa kau sekolah disana?” tanyaku. “ne~” jawab ji yeon. “aku juga mendaftar di sekolah itu dan mulai bsk aku akan masuk sekolah shinwa. Waahhh kau adalah teman pertamaku di skolah itu. Ngomong2 kau kelas berapa?” jelasku panjang lebar.

~ji yeon POV~

kelas 2A, sudah dulu ya. Aku harus segera kembali. Gomawo.” Sahut ku sambil berjalan kembali ke lantai bawah tempat kamar omma ku.

Keesokan harinya……

@sekolah

Seperti biasanya suli selalu menyambut ji yeon dengan senyum ceria. Hari itu ji yeon sangat mengantuk karena semalam ia harus menjaga omma nya di rumah sakit. Dan akhirnya ia tertidur sewaktu jam pelajaran guru yang paling killer di SMU shinwa. “ji yeon ah!!” bentak guru itu.

~ji yeon POV~

Aku pun terbangun dan menatap kearah guru killer itu. “keluar dari kelas dan berdiri di luar kelas dgn mengangkat satu kaki sampai jam mata pelajaranku selesai!!!” bentaknya sambil menunjuk kea rah pintu kelas. Mau tidak mau aku menurutinya dan segera keluar dari kelas lalu berdiri di luar kelas sambil mengangkat kaki kiriku. Hari ini jam mata pelajaran guru itu berlangsung selama 4 jam, dan itu berarti aku harus berdiri di luar kelas dari sebelum istirahat sampai pulang.

Waktu istirahat….

~ji yeon POV~

Hari ini panas sekali rasanya aku ingin sekali sekali membeli minuman dingin tapi aku harus tetap berdiri di sini karena di hokum oleh guru killer itu. Huuhhhh. “minumlah, kau pasti sangat haus dan lelah..” chunji menyodorkan sekaleng minuman dingin padaku. “uhm..” aku masih terdiam. “inii, minumlah. Tennanglah guru killer itu sedang ada di dewan guru, jadi kau bisa istirahat sebentar.” Kata chunji smbil tersenyum. “gomawo.” Sahut ku sambil mengambil minuman tsb dan meminumnya. Rasanya lega sekali. “ne~” ujarnya. “ji yeon ah, aku bawakan minuman untukmuuu…” terdengar suara suli dari arah kantin menuju kearahku dan chunji. “ah, chunji? Kau juga ada di sini?” kata suli sambil tersenyum pada chunji.

~suli POV~

Wahh, aku tidak menyangka akan bertemu lagi dengan namja yang sangat ku sukai ini. “ji yeon ah, ini minuman untuk mu…” ujar ku pada ji yeon sembari menyodorkan minuman padanya. “gomawo, tapi aku sudah punya.” Sahut nya. “oh..” kataku agak kecewa. “oya, chunji, kau sedang apa di sini?” Tanya pada chunji sembari tersenyum. “oh, aku kemari untuk memberikan minum pada ji yeon.” Sahutnya sambil menatap ke arah ji yeon. Bel masuk pun berbunyi dan guru killer itu sdg berjalan menuju kelasku “ji yeon ah, aku masuk dulu yaa.. gurunya sudah kemari.” Kata ku pada ji yeon, sebenarnya aku tidak tega melihat ji yeon di hukum seperti itu, tapi mau bagaiman lagi, gurunya sangat killer, meantap wajahnya aku takut, apalagi menentangnya.

~author POV~

hya, kau kembalilah ke kelas mu.” Ujar guru killer itu pada chunji yang masih berdiri di samping ji yeon. “aku ingin di sini saja” sahut chunji. “hya! Apa2an kau ini?! Kau mau menentangku.” Ujar guru itu dgn kesal. “ne~ kalau ibu mau, hokum saja aku.” Kata chunji enteng. “kau!! Berdiri di sini smapai bel pulang!!” bentak guru killer itu dengan kesal dan langsung masuk ke kelas. Dan chunji hanya tersenyum.

~chunji POV~

kenapa kau melakukannya?” Tanya ji yeon padaku. “aku tidak suka dengan guru itu makanya aku sering membuatnya sakit hati.” Kataku pada ji yeon, tapi sesungguhnya aku juga ingin lebih lama bersama ji yeon. “hhh, kau aneh sekali, hanya untuk membuatnya sakit hati kau sampai2 sejauh ini.” Sahut ji yeon sambil tertawa kecil. Baru kali ini aku melihatnya tertawa, dan ia telihat sangat manis. “aigo, apa barusan kau tertawa. Wahhh,,, baru kali ini aku melihatmu tertawa seperti ini, kau terlihat sangat manis.” Kataku menggooda ji yeon.

~ji yeon POV~

Mendengar perkataan chunji tadi, wajahku terasa panas dan memerah, “hya, jangn meledekku seperti ituu.” Ujar ku smbil memukul pelan pundak chunji. “hahahahahahaha” dan chunji hanya tertawa smbil menatap ke arahku, yang membuatku ikut tertawa juga.

~chunji POV~

aku senang bisa tertawa bersamanya, dan entah kenapa aku merasa kan ada yang berbeda d saat aku bersama nya, rasa yang tidak dapat di jelaskan dgn kata2. “aku senang bisa mengenalmu, di hokum denganmu dan tertawa bersamamu.” Ujar ku pada ji yeon smbil tersenyum. “uhm..” sahutnya sambil tersenyum dan membuat detak jantund ku berdetak semakin kencang.

~ji yeon POV~

Kenapa seperti ini? Jantungku berdetak lbh kencang, saat berada di dekat chunji, dan aku tidak dapat mengendalikan perasaan ini, aku merasa nyaman bersamanya, aku merasakan ketenangan yang selama ini tidak pernah ku rasakan.

Bel pulang berbunyi……

~chunji POV~

waktunya pulang. Ji yeon ah, tunggu sebentar yaaa.. tunggu di sini aku akn kembali, jangn ke mana2. Yaaa.” Ujar ku sambil berlari ke kelas ku untuk mengambil task u dan segera kembali ke kelas ji yeon, dan ternyata ia masih berdiri di sana. Aku senang melihatnya, itu berarti dy menungguku.

~ji yeon POV~

Dari kejauhan aku melihat chunji yang berjalan kearahku sambil tersenyum. “kajja.” Katanya sambil menarik tanganku. “tunggu sebentar, aku ambil tas dulu.” Kata ku sambil masuk ke dalam kelas dan mengambil tas sekolah ku. “ji yeon, chunji.” Terdengar suara suli memanggil kami dari belakang. Suli segera berlari kea rah kami dan berjalan di smping chunji. Akhirnya kami bertiga berjalan menuju pintu gerbang bersama. “ji yeon ah,” terdengar suara seorang namja dari belakang, aku pun lansung menoleh, tenyata namja itu adalah mir, sdg yang berjalan kearahku. “mir..” sahut ku. “uhm, apa kau mau ke rumah sakit?” Tanya mir padaku. “ne~” jawab ku. “kalau begitu, kita kesana bersama saja..” ajak mir. “oh, ji yeon ah, siapa yg di rawat di rumah sakit?” suli langsng memotong. “omma ku.” Sahut ku. “benarkah? Kalau begitu, chunji ayo kita jenguk omma nya ji yeon.” Ajak suli sambil menarik tangn chunji, “kajja ajak mir sambil menarik tangn ku, aku pun masuk ke dalam mobil mir. Dan chunji, mau tidak mau dia harus mengikuti keiginan suli, chunji pun membonceng suli sampai kerumah sakit. Aku sendiri tidak begitu suka dengan hal itu.

~author POV~

Sesampainya dirumah sakit ji yeon, mir, chunji dan suli langsung menuju kamar tempat omma ji yeon di rawat. “omma, aku pulang..” ji yeon member salam dan masuk ke dalam ruangan. “oh, ji yeon kau sudah pulang..” sambut omma ji yeon yg masih berbaring di tempat tidur. “ne~ omma, teman2 ku datang menjenguk omma.” Ujar ji yeon. “ayo masuk, gomawo telah menjenguk tante..” sambut omma ji yeon dengan ramah. “annyeong” suli, mir, dan chunji memberi salam. “omma, kenalkan ini suli, mir dan chunji.” Kata ji yeon memperkenalkan. “oh, annyeong, bangampsimnida.” Ujar omma ji yeon. “annyeonghasaeyo, suli imnida.” Sapa suli sambil member hormat yang di ikuti oleh mir dan chunji. Mereka pun mengobrol bersama ji yeon dan omma ji yeon. Ji yeon terlihat cukup bahagia, begitu pun dgn omma nya ji yeon. Hari sudah mulai malam, chunji pun pamit pulang, begitu juga dgn mir, ia harus kembali ke kamar adiknya dan menjaga adiknya yang sedang sakit.

~chunji POV~

ji yeon ah, aku pulang dulu. See you..” aku pamit pada ji yeon. “ne~” sahut ji yeon sambil tersenyum yang membuat jantung ku berdetak kencang.

~ji yeon POV~

oh, suli ah, kenapa kau tidak pulang dgn chunji saja?” Tanya ku pada suli yang masih berada di samping ku. “aku akan menginap di sini bersamamu.” Ujar suli sambil tersenyum. “mwo?” Tanya ku heran. Gadis ini mmg pnuh kejutan. “apa kau tidak dengar, aku mau menginap di sini bersamamu. Lagi pula omma dan appa sedang tidak di rumah, aku bosan sendirian. Boleh yaaaa……” bujuk nya sambil menarik tanganku. “ne~ tapi ap kau sudah beritahu org rumah?” sahut ku. “ne~ tadi aku sudah menelpon ke rumah.” Ujarnya. “ji yeon ah, perut ku lapar. Kajja kita cari makan dulu.” Ajak suli dgn manja. “ne~ kajja. Bibi, aku mau cari makan dulu ya…” Ujar ku. “baik non.” Sahut bibi. Aku dan suli pun pergi keluar untuk mencari makan. Kami pergi ke rumah makan.

Setelah makan…

ji yeon ah, aku mau pipis dulu yaa…” ujar suli. “ne~ aku tunggu di luar rumah makan saja.” Sahut ku. “siippppppppp” kata suli sambil berlari menuju kamar mandi.

Saat di luar rumah makan, “hya, apa kau yang bernama ji yeon?” kata seorang yeoja dgn 4 org temannya yang berjalan kea rah ku dgn tatapan sinis. “mmgnya kenapa?” tanyaku. “hhh, ku dgr kau di segani di sekolahmu. mmgnya Sehebat apa dirimu?” kata yeoja itu yang terus memndang sinis padaku. “siapa kalian? Sepertinya aku tidak pernah melihat kalian di SMU shinwa. Kalian bukan siswa SMU shinwa kan? Jadi ku rasa aku tidak ada urusan dgn kalian.” Ujar ji yeon santai. “hhh, peduli apa dgn SMU shinwa, yang pasti kami tidak suka dgn kelakuanmu itu.” Ujar seorang yeoja yang merasa terhina dn kesal dgn perkataan ji yeon barusan. “sepertinya yeoja ini perlu di berikan pelajaran.” Ujar seorang lagi sambil meninju2 tangannya, dan siap meninju wajah ji yeon, tetapi langsung di tangkis ji yeon. “kalian mmg yeoja2 tidak berpendidikan.” Ujar ji yeon sambil menghempas kan tangn yeoja itu.

~suli POV~

Aih, ji yeon di mana? Omo itu dia, uhm, sedang apa dia dgn yeoja2 itu? Sepertinya ada yg tidak beres. Jangan2 mereka ingin mengeroyok ji yeon. Omo! Ini tidak bisa di biarkan. Aku segera mengambil hp ku dan membunyikan nada sirene mobil polisi, sehingga yeoja2 itu mengalihkan pandang dari ji yeon dan mencari asal suara, saat itu aku manfaatkan menarik tangan ji yeon dan berlari sekencang mungkin dari tempat itu. Yeoja2 itu menyadari nya dan segera mengejar kami. “ji yeon ah, kajja.” Kami berlari sekencang2 nya. “ji yeon ah, di sana ada salon kita sembunyi di situ saja, mereka tidak mungkin terpikir akn mencari ke sana. Kajja.” Kami pun berlari dan masuk ke dalam salon dan bersembunyi di balik pelanggan2 salon itu. Yeoja2 itu pun terkecoh dan terus berlari untuk mencari kami.

~ji yeon POV~

sepertinya mereka sudah sangat jauh.” Ujar ku sambil menoleh ke kanan dan ke kiri. “ne~ sepertinya mereka sudah aman. Kajja” sahut suli, kami pun keluar dari salon dan naik taxi untuk kembali ke rumah sakit. Di dalam taxi aku dan suli saling memandang dan tertawa bersama, kami benar2 kelelahan karena harus berlari jauh. “hebat, ide mu sngat unik, pertama kau membunyikan nada sirene polisi di hp mu, kedua kau mengajkku bersembunyi di salon. Gomawo.” Ujar ku sambil tersenyum pada suli. “ne~ gomawo.” Sahut nya sambil ikut tersenyum. “mwo? Untuk apa?” taya ku. “karena baru kali ini kau tersenyum padaku. Hihihihi” ujarnya sambil tertawa kecil. Dan aku hanya bisa tersenyum melihat tingkah yeoja manja ini. Keesokan harinya kami berangkat ke sekolah bersama-sama. Sejak hari itu aku menjadi semakin akrab dengan suli, begitu pun dengan chunji dan mir, aku menjadi semakin akrab dengan mereka, yang membuatku dapat tersenyum setiap hari.

~author POV~

Hari itu sepulang sekolah ji eon mampir ke rumah suli, appa dan omma suli sedang berada di luar negri dan baru akan pulang hari ini.

@rumah suli

Ji yeon dan suli duduk di depan TV sambil memakan cemilan. Di TV sdg di siarkan acara ke sukaan suli, tapi tiba acaranya di potong dgn sebuah berita ttg kecelakaan pesawat. “pemirsa sekitar 15 menit yang lalu terjadi kecelakaan pesawat boeing 734 dgn tujuan seoul, korea dari Tokyo, jepang. Penumpang luka parah dan sebagian tewas, berikut adalah daftar penumpangnya”

~suli POV~

Melihat berita itu rasanya aku seperti di sambar petir, hati ku terasa di tusuk dengan sebilah pisau tajam. “omma, appaa…………….” Teriakku sambil terisak. Aku seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja aku lihat. Tangisan ku semakinmenjadi setelah melihat daftar penumpang yang tewas. Tuhan.. aku sungguh tidak kuat..

~ji yeon POV~

Melihat hal ini aku tidak dapat berkata apapun, tak terasa aku ikut menitikan air mata, segera ku rangakul suli dan menenangkannya. Dulu aku sempt iri dengannya, yg memiliki keluarga yang bahagia, tapi sekarang semuanya berubah menjadi mimpi buruk seketika aku merasa aku jauh lebih beruntung, walaupun omma dan appa ku tidak lagi bersama, setidaknya aku masih dapat bertemu dgn mereka, sedangkan suli, walaupun omma dan appa nya terus bersama tapi tuhan terlalu cepat memanggil mereka. Omma, appa aku menyayangi kalian, jangan pernah tinggalkan aku. Keesokan harinya adalah hari pemakaman omma dan appa nya suli, aku terus berada d dktnya, menenangkannya. Seusai pemakaman aku berjalan menuju beranda rumah suli. “hari ini aku mendapatkan sebuah pelajaran terpenting dalam hidupku, suli, ia mengajarkan banyak hal padaku, ia mengajarkan arti persahabatan, ia juga mengajarkan ku untuk selalu bersyukur, walaupun sekarang dia telah kehilangan kedua org tuanya, tapi dia ttp menjalani semua ini.” Gumamku dalam hati.

Keesokan harinya…

Suli datang ke sekolah dgn wajah lesu, “suli ah, gwenchanayo?” tanyaku. “ne~” sahutnya sambil tersenyum, walaupun dia msh sangat sedih. “lalu bagaimana selanjutnya?” tanyaku. “kakek dan nenekku akn tinggal bersama ku di seoul.” Lanjutnya.

Hari demi hari terus berlalu, tak terasa kami pun naik ke kelas 3. Setiap hari berjalan seperti biasanya, suli kembali menjadi gadis yang periang. Dan chunji, aku sering kali berjalan berdua dengan nya dan kami tanpa status yg jelas begitu hal nya dengan mir dia kerap kali mengajakku pergi berdua, dan tanpa status yg jls tapi kami menjalaninya selama setahun ini, dan semua baik2 saja. Hari kelulusan pun tiba. Sambil menuggu acara kelulusanya di mulai, aku, chunji, suli, dan mir mengobrol bersam dan membicarakan rencana masing2 setelah lulus nanti. “aku berencana melanjutkan kuliah di jepang. Menuruti permintaan dari org tuaku.bagaimana dengan kalian?” Ujar mir. “sepertinya aku akan ttp berada di seoul.” Kata chunji. “uhm, ne~ ku rasa aku juga akan kuiah di seoul saja. Kalau kau ji yeon?” Sambng suli smbil tersenyum dan mentap kearah chunji. “entahlah aku belum memikirkan hal itu.” Kata ku, karena sampai sekarang aku sendiri msh bingung.

Acara kelulusan berlangsung dengan lancer, semua org yg hadir terlihat bahagia termasuk kami berempat.

~mir POV~

Oh tuhan, rasanya aku tidak bisa pergi ke jepang dan meninggalkan ji yeon untuk waktu yang lama. Aku ingin terus berada di dktnya” gumamku dlm hati sambil menatap ke arah ji yeon. Acara kelulusan tlh selesai, “chunji ah, antarkan aku pulang ya..” rengek suli pada chunji. “tapi..” sahut chunji. “ayolah…” bujuk suli sambil menggandeng tangan chunji menuju pintu gerbang, dan chunji hanya diam saja dan mengikuti langkah suli. “ji yeon ah, ayo kita pulang.” Ajak ku. “uhm, ne~” turut ji yeon. “ ji yeon ah, bsk aku akan berangkat ke jepang.” Ujarku sambil mengemudikan mobil menuju rumah ji yeon.

~ji yeon POV~

mwo? Secepat itu kah?” Tanya ku kaget dengan perkataan mir barusan. “uhm..” sahutnya. “berpa lama kau di jepang.” Tanya ku lagi. “sekitar 4 tahun. Dan aku pasti akan sangat merindukanmu.” Katanya dgn raut wajah sedih. Aku hanya bisa terdiam mendengar hal itu, mir adalah orang yang paling mengerti dgn diriku, hufttt… kenapa harus ada pertemuan tapi akhirnya harus berpisah lagi.

Malam harinya…

~chunji POV~

Knpa tiba2 aku ingin bertemu dgnnya ya? Lbh baik ku tlp dia. Aku segera mengambil hp. Kring.. “yobseo?” terdengar suara yang sangat ingin ku dengar di seberang san. “ji yeon ah, kau sedang apa? Bisa kita bertemu?” Tanya ku. “sekarang?” ji yeon balik bertanya. “ne~ aku tunggu kau di taman kota ya..” kata ku. “ne~” sahutnya. “bye..” kata ku sambil menutup tlpon. Aku segera bergegas ke taman kota. Sesampai di taman kota tiba2 hp ku berdering. “yobseo?” ujar ku. “chunji ah, kau ada di mana?” tedengar suara suli di seberang sana. “aku, aku sedang berada di tman kota.” Jawab ku. “wahhhh kebetulan sekali, aku baru ingin mengajak mu bertemu, ada sesuata yang ingin ku bicarakan. Tunggu aku di situ ya…” kata suli. “tapi..” ujar ku, tuuuuuutttttttttttttt suli langsung mematikan tlponnya. Aih, bagaimana ini? Ji yeon pasti sudah dalam perjalanan kemari. Gumamku sambil menggaruk kepala ku yang tidak gatal.

~ji yeon POV~

Setelah mendapat tlp dari chunji, aku segera bergegas menuju ke taman kota. Tapi di tengah perjalanan aku terjebak macet, karena terjadi sebuah kecelakaan.

~author POV~

Sementara itu suli sudah sampai duluan di taman kota. “chunji ah,..” ujar suli sambil berlari kecil kearah chunji.

~chunji POV~

Aku dan suli duduk bersama di bangku taman. “aku kemari untuk mengatakan sesuatu padamu.” Ujar suli. “hal apa?” tanyaku. “aku, ehm..” ujar suli yang tiba2 langsung memelukku. “chunji ah, saranghaeyo.. jadilah namjachingu ku..” lanjut suli sambil mempererat pelukannya.

~author POV~

Ji yeon yang telah sampai di taman kota ternyata melihat hal itu.

~ji yeon POV~

Mwo? Aku tdk percaya dg nap yang ku lihat sekarang ini. Suli, chunji… mataku terasa hangat dan air mataku mengalir seketika, aku segera meninggalkan tempat yang seperti mimpi buruk bagiku, aku terus berjalan dengan air mata yang masih berlinang dan tidak dapat ku hentikan. Apa hal ini yang ingin di tunjukan oleh chunji padaku? Apa dia ingin menegaskan pada ku kalau dia sudah bersama suli? Benak ku di penuhi pertanyaan yang semakin membuatku tidak dapat menghentikan tangisanku.

~chunji POV~

Aku segera melepaskan pelukan suli, “suli ah, mianhe aku tidak bisa.” Ujar ku. “ wae?” Tanya suli kecewa. “aku, aku mencintai ji yeon. Aku tidak mungkin bersamamu.” Sahut ku pelan. “sudah kuduga..” ujar suli pelan. “lupakan, lupaakan kejadian malam ini, aku tidak ingin dgn kejadian mala mini kau akan menjauh dariku. Ku mohon.” Lanjutnya dan langsung meninggal kan ku yang masih terdiam. Di mana ji yeon? Kenapa dia tak juga dtg? Hufttt….

~ji yeon POV~

Aku pulang ke rumah dgn lesu. Sekarang ini aku benar2 butuh waktu untuk menenangkan diri, aku berencana akan pergi ke jepang bersama mir karena skrg ini aku tidak akan mampu melihat chunji dan suli bersama, dan aku memutuskan untuk mengatakannya pada omma “omma, aku ingin melanjutkan kuliah ke jepang saja.” Ujar ku pada omma. “jika itu keputusan mu, omma stuju2 saja yg pnting kau sng dan nyaman.” Sahut omma. “ne~ aku akan memberitahukan ini pada mir dulu, dn bsk aku akan berangkat ke jepang bersamanya.” Kataku sambil masuk ke dalam kamar. Aku segera menelpon mir untuk memberitahukan hal ini. Kringg… “yobsaeyo?” terdengar suara mir di seberang sana. “mir ah, bisakah kau pesankan tiket untuk ku untuk penerbangan ke jepang bsk?” kataku. “mwo? Kau ingin ke jepang?” Tanya mir heran. “uhm, ne~ aku ingin ke jepang bsk dgnmu.” Sahut ku sdkit lesu. “jeongmal? Baiklah kalau begitu kau pakai tiket milik adikku saja, biar adikku menyusul lusa saja.” Ujar mir bersemangat. “ne~ gomawo..” sahut ku. “uhm, bsk aku akan menjemputmu jm 10.” Kata mir. “ne~ sampai jumpa bsk.” Kata ku sambil menutup telpon. Aku pun kembali meneteskan air mata mengingat bahwa aku tidak akan bertemu dgn chunji untuk waktu yang lama, tapi, aku pun tidak akan bisa melihat org yang ku cintai bersama yeoja lain apalagi yeoja itu adalah sahabat ku. Dadaku terasa terdapat sebuah lubang luka yang sangat dalam dan Rasanya sangat sakit. Hiks…

Keesokan harinya……

~ji yeon POV~

Tpt jam 10 pagi mir dating menjemputku, “omma, aku pergi dulu.” Aku pamit pada omma. “ne~ stlh sampai di jepang, jangan lupa kabari omma ya..” kata omma sambil mengusap rambut ku. “uhm.. aku pergi dulu.” Sahutku sambil berjalan menuju kea rah mir dan masuk ke dalam taxi. “apa kau sudah beri tahu suli dan chunji?” Tanya mir. “aniya, nnti saja setelah sampai di jepang.” Sahut ku.

~author POV~

Ternyata omma ji yeon sudah terlanjur memberitahukan kepergian ji yeon ke jepang pada suli dan chunji.

~chunji POV~

Setelah mendapat telpon dari omma nya ji yeon aku segera bergegas ke bandara untuk menemui jiyeon. Ada apa dengan ji yeon? Kenapa? Kenapa tiba2 dia akan pergi ke jepang? Kenapa dia tiba2 meninggalkan ku tanpa memberitahu padaku? Dan kenapa harus pergi bersama mir? Tanya ku dalam hati. Hati ku terasa sangat sakit mendengar hal ini, ji yeon ku mohon jangan pergi, aku belum mengatakan satu hal padamu. Aku terus berlari mengelilingi bandara untuk mencari ji yeon. Di sana, ji yeon sedang berdiri bersama mir dan suli. “ji yeon ah,” teriak ku.

~ji yeon POV~

Chunji, itu suara chunji aku segera menoleh. “jangan pergi, ku mohon jangan tinggalkan aku.” Ujarnya dan langsung memelukku. “saranghaeyo.” Lanjut cunji yang semakin mempererat pelukannya. “mwo? Bagaimana bisa seperti ini? Kau adalah namjachingu nya suli, dan suli adalah sahabat ku.” Ujar ku dengan mata berkaca sembari melepaskan pelukan chunji.

~suli POV~

Aku kaget mendengar apa yang di katakan ji yeon barusan. Jadi, kepergian nya ke jepang karenaku? “jadi, kau melihat kejadian semalam?” Tanya chunji pada ji yeon. “uhm, dan aku mohon selama aku di jepang, jagalah suli, jangan pernah menyakitinya.” Ujar ji yeon dengan mata berkaca- kaca. “ji yeon-ssi..” ujar ku pelan. “suli, kau adlah sahabat terbaikku. Gomawo.” Kata2 ji yeon semakin membuat ku merasa bersalh. “apa yang kau katakan? Aku tidak berpacaran dgn chunji. Ku mohon tetaplah di sini, dan jadilah yeojachingu nya chunji. Dia benar2 mencintai mu.” Sahut ku smbil tersenyum walau hatiku terasa sakit. “tidak mungkin, aku tidak mungkin menyakitimu seperti itu.” Kata ji yeon. “akan lebih menyakitkan lagi jika aku membuat mu menangis.” Sahutku sambil menggenggam tangan ji yeon. “aku tahu persis kalau kalian berdua saling mencintai, jadi jangan pikirkan aku, masih banyak namja yang lebih baik dari chunji.” Gurau ku smbil tersenyum.

~chunji POV~

Kata2 suli benar2 membuat ku lega,”suli ah, Gomawo.” Ujar ku sambil mengacak rambut yeoja itu. “Jeongmal saranghaeyo ji yeon.” Lanjut ku sambil menggenggam tangan ji yeon dan mentap matanya.

~ji yeon POV~

Jantung ku berdegup kencang mendengar kata itu keluar dari mulut chunji. “ne~ na do.” Ujar ku tersenyum. Lalu Chunji mengecup kenigku dengan hangat.

~mir POV~

Tampknya ji yeon sangat bahagia saat ini, walau pun hatiku terasa sakit melihat yeoja yang ku cintai bersama namja lain, tapi rasa sakit itu terobati saat melihatnya tersenyum bahagia. “perhatian2 kepada penumpang pesawat bla, bla… di harap segera bersiap2, 15 menit lagi pesawat akan berangkat.” Terdengar panggilan untuk penumpang pesawat yang akan ku naiki. “sepertinya aku harus pergi. Bye… sampai jumpa lagi ya chingu.” Ujarku pada suli, chunji dan ji yeon. “uhm, ne~ bye.” Sahut suli dan chunji. “mir ah, mianhe aku tidak dapt pergi denganmu ke jepang.” Kata ji yeon. “ne~ tak apa, aku pergi dulu bye….” Kataku sambil melambaikan tangan pda mereka.

~author POV~

Malam harinya, ji yeon berjalan bersama chunji. Mereka pergi tempat yang sangat indah.

~Ji yeon POV~

Hari ini aku sangat bahagia, “chunji ah, gomawo.” Ujar ku sembari mentap chunji dan tersenyum. “ne~ chagiya..” sahutnya lembut sambil menatap mataku dan tersenyum hangat. Sejenak kami saling pandang dan chunji perlahan mendekatakan wajahnya padaku dan memberikan ciuman yang hangat di bibir ku. “chagiya, jangan pernah tinggalkan aku.” Ujar chunji sambil melepaskan ciumannya. “ne~” sahut ku mengangguk kan kepala. Ini adalah waktu terindah dalam hidupku.

~THE END~